22. First Snow

726 164 19
                                    

»»----><----««


"Terkutuklah seluruh keturunan Mu!"

"Seluruh keturunan Eden yang menjadi pemimpin akan meninggal pada usia ke-35 tahun karena penyakit serius!"

"Semua akan musnah!"

"Perang akan pecah!"

Suara itu terdengar sayup-sayup dari kejauhan. Lama kelamaan suara itu semakin terdengar jelas, seakan berjalan mendekat.

Loh? Tempat ini lagi? Batin Shasta.

Benar. Itu tempat yang sama yang pernah ia lihat di "mimpi"-nya. Tempat yang sangat indah dan tampak sangat tidak nyata. Benar-benar seperti di negeri fantasi. Banyak hewan-hewan unik yang terbang di langit dengan gradasi jingga dan merah muda.

Tepat di depan sana, Shasta melihat lagi sosok berambut putih sepanjang lutut tengah berdiri membelakanginya. Sosok wanita itu berdiri di tengah batu-batu kristal besar yang menjulang tinggi membentuk lingkaran. Cahaya matahari tepat mengenai kelima pucuk batu kristal berwarna bening itu, membuat ukiran di atas batu itu bercahaya. Kelir keemasan tampak mengelilingi tiap batu. Di tengahnya terdapat batu kristal setinggi pinggang manusia dewasa yang sepertinya menjadi pusat kelir keemasan itu berasal. Di atasnya terdapat kristal cantik berwarna ungu yang tertanam didalamnya. Kristal itu nampak bercahaya indah.

Tempat indah itu tepat di atas tebing-tebing tinggi dengan air terjun yang tepat ada di belakangnya, tempat para hewan-hewan minum. Air terjun itu menciptakan pelangi cantik yang berada persis di tengah bebatuan kristal. Benar-benar pemandangan yang tampak tidak nyata.

(Jangan 100% ngira penggambarannya kayak gini, ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Jangan 100% ngira penggambarannya kayak gini, ya. Karena foto yang bener-bener mirip cuma ini yang aku temuin👌🏻)

Shasta kembali melihat sekitarnya. Apa ia sudah mati? Apa tempat indah ini adalah surga? Siapa wanita berambut putih itu? Tempat ini persis seperti gua bawah tanah yang pernah ia lihat di mimpinya, tapi kali ini gua itu seperti rubuh, menjadi tempat terbuka.

Setelah beberapa saat tetap diam, Shasta memberanikan diri mendekati wanita itu. Namun, belum sempat kakinya menginjak masuk kedalam lingkaran batuan kristal, wanita itu berbalik menatap Shatsa.

Beberapa detik wanita itu hanya menatap datar Shasta. Wanita itu mendekat beberapa langkah. Setelah di lihat dengan lebih jelas, ternyata tidak hanya rambut dan kulit wanita itu saja yang berwarna putih. Bahkan bulu mata dan alisnya pun berwarna putih, seperti seorang albino.

He's the VillainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang