19. The Sly Killer

804 172 20
                                    

»»————><————««

»»--⍟--««

5 tahun lalu..

"Pa-panggil polisi sekarang!" Seorang penjaga CCTV yang tengah bertugas malam itu membuka ruang kerja karyawan yang tengah lembur dengan panik.

Sekitar 3 karyawan lembur hingga tengah malam saat itu.

"Kenapa, pak?" Salah seorang karyawan wanita yang tengah fokus mengetik di komputer menghentikan aktivitasnya.

"Pak Hara.."

...

Mobil polisi berdatangan, parkir di halaman gedung. Petugas CCTV menunjukan rekaman CCTV yang ia lihat saat bertugas kepada polisi.

Terlihat di sana seorang lelaki muda masuk kedalam ruangan Hara, atau bisa di bilang CEO dari perusahaan, atau bisa di bilang juga ayah dari Satya dan Mahes.

Awalnya Hara hanya mengira bahwa itu adalah salah satu karyawan, jadi ia tetap fokus menatap layar komputer. Lelaki muda itu. Henry. Berdiri tepat di depannya, menatap lelaki itu datar.

Menyadari orang yang ia kira karyawannya itu tidak kunjung berbicara, Hara mengangkat pandangannya dari komputer untuk menatap orang itu. Dahi Hara mengernyit melihat orang asing berpakaian bak bangsawan di film-film.

"Siapa? Ada perlu apa? Kamu gak tau ini jam berapa?" Tanya Hara, merasa terganggu. Kenapa sekuriti bisa membiarkan orang ini masuk tanpa surat pertemuan? Terlebih lagi saat tengah malam begini.

Henry tidak berkutik sedikitpun, tetap memandangi Hara yang mulai naik pitam. Belum sempat Hara mengusir Henry, tubuh lelaki berusia setengah abad itu bagai membeku, tidak bisa di gerakkan bahkan seinci pun.

Seringai di wajah Henry mengembang. Meja di depan Hara tiba-tiba saja bagai terbanting angin topan, terbanting menabrak dinding beriringan dengan jari telunjuk Henry yang bergerak mengendalikan meja itu. Barang-barang di atas meja berhamburan.

Sekarang sudah tidak ada pembatas di antara mereka berdua. Dengan tubuh yang masih membeku, Hara berusaha berteriak, meminta tolong.

Hara masih dapat melihat CCTV di sudut ruangan dari jarak pandangannya. Apa penjaga CCTV tidak melihat apa yang baru saja terjadi? Seharusnya jika orang itu ingin menyakitinya, ia masih bisa selamat. Sementara itu Henry masih diam di tempatnya. Tentu saja lelaki itu tidak tahu benda bernama CCTV, jadi ia langsung saja melancarkan aksinya dengan nekat. Toh, saat ia berpindah dunia, ia tidak akan bisa di temukan. Begitu pikirnya. Karena itu wajahnya terlihat jelas di CCTV.

Tangan Henry bergerak, mencekik leher Hara hingga wajah lelaki itu memerah. Hara meronta, berusaha melepaskan cekikan. Tubuhnya sudah bisa di gerakkan. Jari-jari Henry bagai ingin mencabik habis leher itu.

Tak beberapa lama kemudian Hara berhenti memberontak. Badannya terkulai lemas di atas kursi. Henry tersenyum puas melihat targetnya sudah tak bernyawa.

Mendengar suara langkah yang mendekat, Henry menyeret tubuh yang sudah tak benyawa itu dengan mudah, keluar dari ruangan kerja.

He's the VillainWhere stories live. Discover now