6. Unexpected Event

1.2K 247 22
                                    

»»----><----««

Matanya tak berkedip sedikit pun saat melihat bangunan di depannya. Istana kerajaan benar-benar tidak terlihat nyata. Sebuah air mancur besar berada di tengah-tengah taman. Tanaman bonsai yang terpahat rapih menghiasi tiap sisi jalan, menyambut tiap kereta kuda yang datang. Baru memasuki gerbang saja pesta sudah terlihat sangat meriah.

Benar kata Edelly. Banyak bangsawan yang mengenakan gaun yang mewah dan cantik. Semua terlihat sangat glamor dan elegan. Kepercayaan diri Shasta sirna seketika begitu melihat para Gadis yang hadir di sana. Mereka terlihat begitu cantik dengan gaun peach mereka.

Shasta masuk ke dalam istana, mengikuti arahan dari ketua pelayan Kerajaan untuk menuju balai riung. Dua penjaga yang menjaga pintu balai riung membukakan pintu untuknya. Dengan jantung berdebar dan tangan yang gemetar, Shasta masuk kedalam ruangan tersebut. Namun, Shasta merasakan kejanggal, menyadari sesuatu begitu memasuki ruang dansa. Semua orang memperhatikannya. Bukan dengan tatapan kagum, melainkan mereka semua menatapnya heran. Semua orang mengenakan gaun berwarna peach. Hanya Ia yang mengenakan gaun biru tua.

"Siapa dia? Apa dia tidak tahu tema baju yang akan digunakan?" bisik salah seorang gadis yang tak berada jauh di sampingnya.

Seorang lelaki tua dengan setelah noraknya tertawa. "Memalukan sekali."

"Gaun biru, sangat tidak cocok kurasa."

Wajah Shasta memerah, menahan rasa malu. Rasanya Ia ingin langsung menghilang saja dari tempat itu. Alex sengaja memberikan gaun ini untuk mempermalukannya. Gadis itu meremat rok gaunnya, mengigit bibir bagian dalamnya. Matanya sibuk mencari keberadaan Alex. Seharusnya lelaki itu sudah sampai.

"Mencari Alex?" Suara itu membuat Shasta tersentak kaget. Ia menoleh kebelakang, mendapati Jake dengan sebuah kue di tangannya.

"Dia dimana?"

"Sudahlah, nikmati saja pestanya. Alex mungkin sedang bersama tamu yang lain," ujar Jake. Lelaki itu memperhatikan penampilan Shasta, mengernyit bingung. "Gaun apa yang kau kenakan?" Jake berdecak beberapa kali. "Sepertinya aku harus memandumu agar tidak tersesat. Mari, Lady Charlene." Jake menekankan nama palsu yang diberikan Alex, mengulurkan lengannya.

Shasta menerima uluran tersebut, melingkarkan tangannya di lengan Jake. Lelaki itu mengajak Shasta berkeliling dan memperkenalkannya dengan tamu-tamu yang lain. Pesta megah tersebut tak hanya digelar di balai riung, banyak juga tamu yang berada di taman istana dan di sekitar air mancur istana.

Mata Shasta terpaku melihat air mancur yang dihiasi lampu-lampu di pinggirnya. Para penari dengan selendang merah dan gelang kaki yang selalu berbunyi tiap mereka bergerak itu menari dengan lincah dan kompak, mengelilingi air mancur. Usai para penari itu menampilkan tarian mereka, suara tepuk tangan mengudara dari para tamu.

Jake mengulas senyum tipis, memperhatikan Shasta yang tampak begitu antusias. "Kau suka?"

Shasta mengangguk.

"Jake." Jake menoleh kearah Shasta yang memanggilnya. "Di sini gak ada tempat jualan gaun gitu?"

Jake mengernyitkan keningnya. "Tentu saja tidak ada. Ini istana kerajaan, bukan toko baju." Jake menatap gadis itu dengan tatapan mengejek. "Kenapa? Kau tidak suka gaunmu?"

Ekaspresi Shasta kembali menjadi kusut. "Semua pake gaun warna peach, tapi gue biru sendiri."

Jake terkekeh. "Kau harus menyalahkan Alex untuk itu." Jake menarik tangan Shasta untuk kembali ke balai riung. "Ayo, sepertinya dansanya sudah dimulai."

He's the VillainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang