34. Sacrifice and Betrayal

557 140 36
                                    

»»————><————««

"Theo!" Ethan berteriak panik begitu mendapati salah satu tentakel berhasil melilit tubuh Theodor.

Lelaki itu awalnya terjatuh dari atas Phoenix yang tiba-tiba melakukan manuver tajam demi menghindari tentakel yang menyerang dari bawah. Namun, sebelum Ethan sempat menangkapnya, salah satu tentakel sudah lebih dulu melilit Sang adik.

Jake yang mendapati itu, langsung berbalik menuju tentakel yang membawa Theodor.

"Tidak, Tuan Jake, jangan ke sini!" Theodor ingin mengatakan itu, tapi tentakel raksasa itu semakin erat melilit tubuhnya, seakan ingin meremukkan seluruh tulang-tulangnya. Tubuh lelaki itu memucat lantaran kehabisan udara.

Sepertinya monster itu sudah muak bermain kucing-kucingan dengan mereka.

Belum sempat Jake dan kudanya sampai di hadapan Theodor untuk membantunya, tentakel yang lain sudah lebih dulu menerjang tubuhnya. Ujung tentakel super runcing itu telak menusuk punggung Jake, tembus hingga keperut lelaki itu. Mata lelaki itu mendelik, bersamaan dengan darah berwarna merah pekat yang keluar dari mulutnya.

Tangan Jake yang awalnya terulur, siap untuk mengirimkan serangan Mana, langsung melemas begitu tentakel itu berhasil menembus tubuhnya.

Theodor nampak ingin mengatakan sesuatu, tapi nafasnya semakin tercekat akibat lilitan tentakel di tubuhnya.

Jake menatap sendu kearah Theodor. "Te-terimakasih, karena sudah berjuang..., Pangeran Theodor.." Hanya itu kata-kata yang dapat Jake ucapkan seraya terbatuk-batuk.

Walau tidak dapat mendengar kata-kata lirih tersebut, Theodor masih dapat membaca gerak bibir Jake. Seketika jantungnya terasa di remat. Air mata meluncur deras membasahi pipinya.

Setelahnya, tentakel itu menghempas tubuh Jake ke sembarang arah yang untungnya berhasil Jayden selamatkan. Lelaki itu mencoba menyembuhkan sahabatnya itu dengan sisa Mana-nya, tapi itu semua sudah terlambat. Jatung lelaki itu sudah lebih dulu berhenti berdetak.

Theodor yang menyaksikan itu tepat di hadapannya hanya bisa terpaku. Kedua matanya mendelik tak percaya. Tangisnya pun pecah dengan nafas yang begitu sesak dan wajah yang perlahan membiru karena kehabisan nafas. Theodor berusaha menghirup nafas sebanyak yang ia bisa, meronta sekuat yang ia bisa. Namun, tak lama kemudian, tubuh lelaki itu terkulai lemas di dalam lilitan tentakel.

Monster itu melepaskan lilitannya. Tubuh lemas Theodor terjut begitu saja ke bawah.

"Theodor!" Teriak Ethan panik. Air mata juga tak mampu ia bendung lagi. Lelaki itu masih berada jauh dari lokasi kejadian. Ia tidak bisa mengendalikan Phoenix itu tanpa Theodor, jadi ia tidak bisa mendekat.

Melihat tuannya yang hampir menghantan tanah, Phoenix yang sebelumnya Theodor tunggangi langsung melaju turun dengan cepat, menyambar badan Theodor sebelum menghantam tanah.

Tangis Ethan pecah di atas sana. Tangannya tergerak memeriksa denyut nadi di leher Theodor. Seketika tubuhnya melemas begitu tidak merasakan adanya denyut di sana.

"He-hei... Tidak, kau jangan bercanda.." Ethan masih berusaha dengan menepuk-nepuk pelan pipi Theodor, walau ia tahu itu tidak berguna.

Isak tangis Ethan semakin kencang. Lelaki itu menyumpahi dirinya sendiri yang tak bisa melindungi adiknya. Lelaki itu sama sekali tidak menyangka kalau Sang adik akan pergi secepat ini. Rasanya baru kemarin ia melantik Theodor sebagai putra mahkota.

He's the VillainOnde histórias criam vida. Descubra agora