07

2K 242 242
                                    

Sana berdiri tegak menatapi seseorang yang tengah terbaring dikasur ruangan asrama pribadinya. Tangannya kini meremas sebuah formulir mengenai informasi tentang hubungan mina dan tzuyu

Sana tersenyum miring. tzuyu memang bukan berasal dari keluarga biasa, jadi sana paham kalau dirinya agak kesulitan untuk mencari informasi pribadi seputar keluarga tzuyu.

But, bukan sana namanya kalau tidak mengerahkan apapun demi mendapat apa yang ia mau. 

Ah ternyata kelemahan lo selama ini ada disekitaran gue -batin sana masih mempertahankan senyum miringnya

Sana selama ini tahu kalau tzuyu mempunyai seorang kakak. Sana juga tahu bagaimana tzuyu begitu merindukan kakaknya yang katanya menjauh secara tiba-tiba. Namun sana baru mengetahui bahwa ternyata kakaknya tzuyu adalah mina. Mina sahabat satu genk nya sendiri

Ada perasaan lega dihati sana saat mengetahui hubungan yang sebenernya antara dua kakak adik ini. Sana sempat khawatir kalau mereka memiliki hubungan yang melibatkan hati.

Kenapa harus khawatir? Padahal siapa sana? Ditambah lagi bukankah sana sudah memiliki tunangan?

"Ughh" tzuyu melenguh merasakan pusing yang melanda

saat tzuyu berusaha membuka mata, dirinya terkejut melihat seseorang yang ia benci ada tepat didekat wajahnya. "Ngapain lo disini?!" Tzuyu mendorong tubuh sana agar menjauh

"Gue baru tau orang pingsan bisa menyebabkan amnesia" ujar sana santai tak mempermasalahkan tzuyu yang mendorong tubuhnya. Seandainya itu orang lain, bisa sana pastikan orang itu akan berhenti melihat dunia

"Maksud lo?"

"Lo ada di ruangan gue"

Tzuyu menatap sana tak percaya, kemudian matanya mengitari sekitar. Memang terlihat asing

Tzuyu terkesiap, ia segera mengecek tubuhnya dibalik selimut yang ternyata sudah berganti pakaian. "Fuc*k! lo udah apain gue?!"

Sana memutar kedua bola matanya malas "lo udah gue apa-apain. Puas!"

Muka tzuyu memerah, dadanya bergemuruh menahan amarah.

"napa? Lo pengen gue tanggung jawab?" Tantang sana

"Naa jis!"

Untuk kesekian kalinya tzuyu berhasil melukai ego seorang Minatozaki sana

Tzuyu hendak beranjak namun sana menarik lengan tzuyu kasar hingga terhempas kembali ke kasur "lo gak pernah berubah ya, seenggaknya lo tau gimana cara berterimakasih" tekan sana mengurung tzuyu dengan menindih tubuhnya

Tzuyu berdecih "Kenapa juga gue harus berterimakasih sama orang bejat kayak lo"

Sana tersenyum smirk

"menyangkut lo, gue emang bisa sebejat itu" sana semakin mendekatkan wajahnya lalu meraup bibir tzuyu dengan kasar

"Rasanya emang gak pernah berubah ya.. Tetap manis seperti satu tahun lalu" sana menyecap bekas bibirnya beberapa kali "gue jadi penasaran sama tubuh lo yang mungkin manisnya melibihi fantasi gue selama ini" gumam sana dibarengi seringai

"Sialan! Minggir!!" Triak tzuyu memberontak. Tak trima dengan pikiran gila sana.

"Semakin lo berteriak dan melawan, semakin gue bernapsu" (fak😭)

sana menurunkan ciumannya ke leher jenjang tzuyu, membasahinya dengan lidah kemudian menghisapnya meninggalkan bercak merah

"Akhhh sshhh bajinga*n lo, kak. lepasshh!!" Pekik tzuyu dibarengi desahan yang tertahan

Umpatan yang dikeluarkan tzuyu justru membuat gairah sana bertamba. sisi liar sana berbisik bahwa ini saatnya untuk menuntaskan hasratnya semalam yang diakibatkan tzuyu.

Sana menarik paksa kancing piyama miliknya yang skrang dikenakan tzuyu. sana semakin menggelap saat matanya disuguhkan dengan tonjolan payudara milik tzuyu yang saat ini masih tertutup sempurna oleh bra (anjirrr😭)

Tanpa berlama-lama sana langsung membasahi area dada tzuyu, tangannya mulai gencar meraba ke punggung tzuyu untuk membuka kain bra yang terkait

Ting...nong

Sana tidak memperdulikan suara bel yang berbunyi.

Ting.. nong

Ting... nong

Shit- gumam sana mengumpat

Tzuyu yang menyadari kelengahan sanapun langsung mendorong sekuat yang ia bisa.

"Anjin*g lo kak! Lo bukan manusia"

Sana menggeram saat menyaksikan tzuyu yang berhasil lolos dari kungkungannya. Ingatkan sana untuk membunuh orang yang telah berani mengganggu aktivitas nya.

Tzuyu berlari keluar menubruk orang yang sadari tadi memencet bel

Sana membawa orang lain keruangan nya? -batin orang itu syok tak percaya dengan apa yang dilihat.

Orang itu berdecak karna tidak bisa melihat wajah tzuyu dengan jelas. Siapa dia?

"Chan?" Sana mengernyit "ck. Ada apa lo kesini?" Tanya sana tak santai

Ternyata orang yang memencet bel sadari tadi itu adalah tunangannya. Chan

Harusnya sana udah menduga. Yang berani naik ke asrama lantai atas hanya beberapa orang terdekatnya saja. Kalau bukan sahabatnya, maka berarti tunangannya. Itupun mereka tidak ada yang berani nyelonong masuk tanpa seizinnya.

"Harus banget ya gue punya alasan menemui tunangan gue sendiri"

"Masuk" ucap sana datar

"Nah gitu kek dari tadi"

"Kalau mau minum ambil sendiri"

"Kalau gue maunya lo, gimana?"

Sana memutar kedua bola matanya jengah "yaudah, lo siap-siap gue tendang!"

"Ciellah becanda doang kali, yang"

Sana diam tidak berniat kembali membalas ucapan chan

"San, tadi siapa?" Tanya chan ragu-ragu

Sana yang awalnya kesal, tetiba sudut bibirnya terangkat. "Bukan siapa-siapa"

"Lo gak biasanya bawa orang sembarang ke ruangan lo, dan gue juga yakin kalau dia bukan salah satu dari sahabat lo" cecar chan merasa tidak puas dengan jawaban sana

Sana mengerti dengan apa yang dikatakan tunangannya itu, karna tidak ingin menimbulkan kecurigaan sanapun tidak memiliki pilihan lain selain jujur

"Dia tzuyu. Lo masih inget?"

"Tzuyu? Pacar boongan lo yang karna taruhan itu?"

"He'em"

"Wahh jangan bilang lo mau mainin dia lagi"

Chan tidak cemburu atau khawatir posisinya akan tergeser. Karna yang chan tahu sana begitu membenci tzuyu, dan sengaja menjadikan tzuyu sebagai taruhan dulu adalah karna ingin bales dendam atas sikap angkuh tzuyu yang sempat melukai ego sana yang setinggi langit.

Lagian chan tahu betul kalau sana straight. Tidak mungkin mencintai perempuan, sekalipun ia akui kecantikan tzuyu tidak bisa dikatakan biasa atau hampir menyamai kecantikan sana.

"Kita lihat nanti" Ujar sana. Pikirannya mendadak menerawang pada kejadian semalam.

Lost Taste (Tzuyu Twice)Where stories live. Discover now