37

1.8K 235 127
                                    

"ada hal penting apa kakak nyariin gue?"

"Lo dari mana aja 2 hari ini?"

"Ada kerjaan"

"Masih kerja ditoko kaos kaki itu? Ck, ternyata bos nya main-main ya sama gue" sana berdecak sinis mengingat dia sudah memberi ancaman berikut sejumlah uang besar pada bos pemilik toko itu agar tzuyu tidak dipekerjakan lagi ditempatnya

Tzuyu yang sudah menduga hal itu, hanya memutar bola matanya malas

"Sepertinya perlu dibikin bangkrut dulu, baru jera!" Gumam sana yang sangat terdengar jelas oleh telinga tzuyu

"Stop! Gue udah gak kerja disana"

"Jadi? Perusahaan mana yang seharusnya gue bangkrutin?"

"Apasih kak! Langsung ke inti aja, bisa?"

"Okay.. lagian ini bakal jadi hari terakhir kita buat nginjakin kaki di sini"

Tzuyu mengangkat satu alisnya, meminta penjelasan lebih

Sana mengalihkan pandangannya, lalu membuang napas.

"Tzu.. ayok kita pergi" ucapnya tanpa menatap tzuyu

"Hah?!"

"Dulu lo bilang pengen pergi sejauh mungkin, inget? Ayok kita pergi bersama"

Tzuyu agak-agaknya dapat merasakan aura ketidakberesan

Perlahan tzuyu membawa tubuh sana untuk menghadap "Terjadi sesuatu?"

"Kalaupun gue ceritain, lo gak bakal peduli"

"Gapapa kalau kakak gak mau cerita, tapi aku gak bisa pergi"

Mendengar hal itu, sana merogoh tas nya menunjukkan 2 paspor yang sudah ia siapkan. "Aku udah siapin semuanya, kamu gak bisa nolak"

Tzuyu cukup terkejut, jadi sana seserius itu? Bukan dalam keadaan mabok atau ngelantur?

"Pliss tzu.. Ikut aku Atau bawa aku kemanapun kamu pergi" lirih sana

"Aku disini kak!"

Sana menggeleng "kalau kamu tetap disini, kamu gak bakal bisa nepatin janji kamu buat gak ninggalin aku" ucapnya takut

"Maksud kakak apa?"

"Kamu gak perlu tahu maksud aku apa, intinya ini udah pilihan terbaik" sana menatap tzuyu serius "Ayok, keberangkatan pesawat kita satu jaman lagi. Kamu gak perlu bawa apapun, aku udah siapin segala keperluannya" lanjutnya menyeret tzuyu memasukannya ke dalam mobil

"Kakak berhenti dulu, jangan ngaco deh" tzuyu merasa tidak habis pikir dengan sana

Tiba-tiba nyariin, tiba-tiba ngajak pergi.

"Apalagi!? Udah gada waktu"

"Aku gak mau pergi kak!"

Sana tidak menggubris tzuyu, ia memilih untuk menjalankan mobilnya.

"Kak berhenti atau aku loncat" ancam tzuyu

"Jangan gila kamu!"

"Kakak yang gila!"

Sana membanting setir lalu memarkirkannya dipinggir jalan

Sana membuka selbet nya lalu mencengkram pelan kedua bahu tzuyu "dengar Tzu! Aku tahu watak kamu dan aku jamin kamu gak bakal nyesel dengan pilihan ini"

"Apa yang harus aku sesali sih? Alasannya apa?" Tzuyu semakin dibuat bingung

Shit - sana mengumpat pelan, lalu menjambak rambutnya prustasi, seolah menimang haruskah ia katakan semuanya pada tzuyu?

Lost Taste (Tzuyu Twice)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang