39

1.8K 244 64
                                    

Rapat berjalan dengan damai. Orang tua sikorban meminta keringanan agar tidak sampai mengeluarkan anak-anak mereka. Dan sally sibaik hati pun mengabulkannya dengan syarat : anak-anak dari mereka harus mengabdikan dirinya menjadi supir para pejalan selama 3 bulan.

"Sall-"

Bugh

"Gak usah sok akrab, saya masih dendam sama kamu."

chou berdehem mengabaikan rasa sakit akibat bogeman sally, bagaimanapun chou harus tetap cool sebagai seorang pria.

"Soal-"

"Aaakkkk"

Kali ini sally menginjak kaki chou, hingga membuat chou triak tertahan

"Diem! Gak usah ngomong, gak usah napas skalian"

Chou merintih kesakitan, sambil mengangkat sebelah kakinya. Mengelus bagian yang sakit

"Haduh sall, penjelasan kemaren apa belum jelas?"

Sally menghela napas "tetap aja, dendam saya gak bisa padam semudah itu"

Chou mendengus. Sebelumnya chou sudah mendapat pukulan bertubi-tubi dari sally perihal apa yang terjadi pada tzuyu selama ini.

Namun chou ada alasannya mengapa mendidik tzuyu begitu keras. Dan alasan itu tentu demi kebaikan tzuyu kedepannya

Meski begitu. stelah mendapat kemarahan sally, Chou tersadar akan kesalahannya yang terlalu berlebihan dalam mendidik.

"Sekedar warning. Sebelum kamu apa-apain putri saya-"

"Kita" koreksi chou memotong ucapan sally "putri kita"

Sally memutar kedua bola matanya jengah "intinya saya cuma ngingetin kalau kamu tuh punya istri jago berantem. Jadi, jauhkan pikiran kamu untuk ngasih tzuyu hukuman stelah ini"

Mendengar kata istri dari mulut sally, diam-diam Chou mengulum senyum. ribuan kupu-kupu serasa berterbangan diperutnya. Ternyata sally masih belum melupakan status nya sebagai istri

Melihat hal itu, sally merasa jengah. Alih-alih menjawab ucapannya, chou justru malah senyum-senyum gak jelas.

Dugh

"Akh"

Sally menendang tulang kering choi sebelum meninggalkan nya.

Berbarengan dengan itu. suara bel pertanda pulang sekolah berbunyi

Didepan koridor aula, langkah sally tercekat saat matanya tak sengaja bertemu pandang dengan Tzuyu. Keduanya sama-sama mematung seakan tak percaya

Perlahan mata sally mulai berkaca-kaca. Napasnya terengah menahan sesak dibalut rindu. Rindu yang menggebu seolah berontak ingin dicairkan melalui pelukan hangat

Dengan perlahan sally berjalan mendekat. Sally ingin lari, namun takut jika buah hatinya itu justru malah menjauh.

Sementara itu, tzuyu tidak tahu apa yang harus ia lakukan saat sally semakin mendekat kearahnya.

Tzuyu ingin menghindar, namun kakinya seolah menolak.

Tzuyu tidak ingin melihat wajah itu, tapi berbanding dengan matanya yang ingin terus menatap

Tzuyu pikir dirinya begitu membenci Sally sampai jika diberikan kesempatan untuk bertemu, tzuyu ingin sekali mendorong dan memakinya karna telah tega meninggalkan bocah berusia 6 tahun.

Tapi tidak!

Justru rindunya akan kehadiran sosok ibu nyata jauh lebih besar.

"Biarkan seperti ini dulu, nak" kata sally bergetar memeluk tzuyu, air matanya pecah.

Lost Taste (Tzuyu Twice)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang