25

1.7K 232 129
                                    

"maaf"

Bam mendekati sana yang masih bergeming diruang guru

Setelah mendengar pernyataan mengejutkan dari papahnya, sana tidak mengeluarkan suara apapun lagi. Pikirannya mendadak ntah kemana. Dan mungkin dirinya juga tidak sadar kalau papahnya dan chan sudah pamit sejak tadi

"Maaf soal kejadian tahun lalu" bam mendudukkan dirinya disamping sana, dirinya slalu menyesal jika mengingat hal itu.

"Antar gue ke suatu tempat" sana beranjak dari duduknya, tanpa menoleh melihat wajah bam

1 jam perjalanan.

Bam tertegun. Setelah sekian lama, baru kali ini lagi sana mengajak bam ketempat dimana ibunya dimakamkan

Semenjak bam memutuskan pergi dari rumah akibat kejadian satu tahun lalu, dirinya tak pernah lagi kesini berduaan dengan sana.

"Mah.. gimana kabarnya?" Lirih sana "pasti mamah rindukan melihat kami bersama seperti ini" air mata sana mulai turun "kami berdua datang untuk mamah"

Hati bam merasa tersentil, dulu dia sudah berjanji pada ibunya untuk slalu menjaga sana. Dan mementingkan kebahagiaan sana apapun yang terjadi. Melihat sana menangis seperti ini, bam merasa gagal jadi seorang kakak.

"Mah.. hari ini sana dapet kabar kalau kak bam dijodohin. Mamah pasti sudah tahukan? Tapi Kenapa sana baru tahu skrang, mah? apa mungkin sana sebenarnya hanya orang asing ditengah-tengah kalian"

Bam langsung berjongkok mensejajarkan tubuhnya dengan sana, ia memeluk sana erat "jangan bicara seperti itu, mamah akan sedih"

Kalau sana sudah meracau gak jelas seperti ini, itu artinya sana sedang berada di pase kehancuran.

Bagaimana bisa sana menyebut dirinya anak asing? Tentu tidak benar. jelas-jelas sana putri penerus sah keluarga besar Minatozaki

"Maafin kakak. Perjodohan ini sudah diatur sejak jaman kakek masih hidup" bam menghela napas "awal papah memberitahukan soal perjodohan ini, kakak sempat menolak. Itu sebabnya dulu kakak lebih milih sekolah diluar negeri dan gak pulang bertahun-tahun. Tapi......."

"Tapi setelah kakak tahu, kalau yang dijodohin kakak itu ternyata tzuyu. Kakak gak jadi nolak, gitu?" Sana melanjutkan kalimat bam, tepat sasaran.

Bam terdiam.. yang dikatakan sana memang benar adanya

"Maaf san maaf. Sekarang kamu sudah tahu kan.? kakak harap kamu berhenti mempermainkan dia san. Cukup dulu aja" bam mengatakan dengan harap, tanpa tekanan apapun. Karna takut sana akan berontak atau melakukan hal lebih jauh

Sana tersenyum, lalu memeluk bam.

Bam lagi-lagi tertegun. Stelah satu tahun berlalu, akhirnya sana mau memeluknya lagi.

"Maafin sana kak. Kalau sana tahu fakta ini dari dulu, sana nggak mungkin berani buat nyakitin tzuyu. Sana menyesal"

Bam tersenyum, lalu mengelus lembut rambut sana.

"Mulai saat ini sana gak bakal jahatin tzuyu lagi. Kakak percayakan? Lagian sana gak mau jadi calon adik ipar durhaka" sambung sana menekan kata adik ipar

Tunggu!

Adik ipar?

Adik ipar?

Itu artinya tzuyu akan jadi adik ipar sana? Sementara bam sangat tahu kalau tzuyu tidak ingin lagi berhubungan dengan sesuatu yang menyangkut adiknya?

Senyuman bam Seketika luntur berganti menjadi gelisah, bagaimana cara dia meyakinkan tzuyu nantinya.

"San?"

Lost Taste (Tzuyu Twice)Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora