22

1.7K 224 187
                                    

Cup

Chan membuka mata cepat saat merasakan bibirnya tak mengenai dahi sana, melainkan pada sebuah telapak tangan yang ntah sejak kapan menghalanginya

Masih dengan jarak serapat itu, tatapan chan beralih pada mata sana. ia ingin meminta penjelasan kenapa tiba-tiba keningnya dihalangi, padahal sebelumnya sana sudah menyanggupi.

Namun sepertinya mata sana sedang pokus menatap kearah lain, membuat chan mengernyit dan mengikuti arah pandang sana.

"Tzuyu" gumam Chan.

Jarak 3 meter dari tempat chan dan sana berdiri, disana terdapat tzuyu tengah mematung menatap sana dan dirinya.

"Chan sebaiknya lo pergi" ucap sana tanpa mengalihkan tatapannya dari tzuyu

Chan melirik tzuyu dan sana secara bergantian, Lalu menghela napas kasar dan langsung bergegas memasuki mobil menuruti permintaan sana.

Sana menyilangkan kedua tangannya didada, lalu berjalan angkuh mendekati tzuyu yang terus terdiam seolah sedang mencerna sesuatu yang baru saja tzuyu saksikan

"Abis dari mana lo?" Tanya sana datar tanpa beban ataupun rasa bersalah

"Lo abis jalan sama siapa hmm? Lo gak lihat ini jam berapa!?" sambungnya dingin dengan sorot mata menajam

WHATT THE......

Tzuyu tertawa kecil, lalu menengadahkan kepalanya ke atas sebelum akhirnya kembali menatap sana dengan pandangan penuh kecewa

"Dalam situasi ini. Penting banget gue jawab pertanyaan lo?!"

Shit - sana hampir melupakan sesuatu, bahwa mungkin tzuyu sudah mendengar smua percakapannya dengan chan.

"Sumpah ya ini lucu banget. Gue ngerasa bersalah sama dirisendiri karna udah khawatirin orang macem setan kayak lo, huh" tzuyu berujar tak habis pikir "gue takut banget lo kenapa-napa. Sementara yang lo lakuin ke gue cuma kebangsatan hqq"

Wait, tzuyu khawatirin gue? -batin sana seolah cuma bagian itu yang ia denger

"Gue kira lo udah sepenuhnya berubah, bukan kak sana berengsek yang dulu sempat mempermainkan gue. Gue kira juga kali ini lo beneran sayang, ternyata kata-kata manis lo kemarin cuma secuil dari rencana lo untuk menerkam gue lebih buas" tzuyu terkekeh miris

Sana masih terdiam memperhatikan tzuyu

"Gue bego banget! Bisa-bisanya gue beranggapan mungkin aja selama ini penilaian guelah yang keliru, mungkin saja dulu lo emang didesak keadaan buat mutusin gue secara keji. Gue salah karna kembali menaruh kepercayaan sama lo"

Tzuyu menahan air matanya agar tidak luruh, tzuyu kembali menatap sana dan ntah kenapa tatapan itu membuat hati sana sakit.

"Dulu gue terluka dan skrang gue juga terluka. Hidup lo cuma pengen liat gue terluka, iya? Sekali lagi lo berhasil, kak sana. Nikmatin keberhasilan lo"

Deg

Harusnya sana senengkan rencananya berhasil? Sana menggeleng kuat. Ini terlalu cepat atau mungkin bukan seperti inilah yang diinginkan hati kecilnya

Tzuyu memejamkan matanya, mengubur sesak dalam-dalam. Terjebak dalam cinta sana adalah sebuah kesalahan. Ia tidak ingin terikat apapun lagi yang bersangkutan dengan sana.

"Meskipun hubungan kita dilakukan diem-diem, tetep aja gue pengen semuanya berakhir dengan jelas. ayok kita putus!"

Mendengar kata putus dari mulut tzuyu, membuat sana tersulut. Ia mencengkram lengan tzuyu yang hendak pergi begitu saja

Lost Taste (Tzuyu Twice)Kde žijí příběhy. Začni objevovat