35

1.7K 203 80
                                    

"saya percaya, bapak bisa melindungi adik saya. Tolong bantu dia keluar dari sesuatu yang selama ini slalu menekan hidupnya"

Sepeninggalan mina, bam terus termenung akan kalimat-kalimat yang mina lontarkan padanya. 100% isinya hanya menyangkut betapa pedulinya mina pada tzuyu

Sesayang itu mina sama tzuyu? -batin bam

Tapi... Kenapa mina harus bersikap seolah mengacuhkan keberadaan tzuyu?

Seketika bam mengingat, bagaimana tzuyu begitu memperjuangkan kakaknya untuk kembali.

Ingin rasanya bam mengetahui alasan yang membatasi mereka? Namun karna tidak ingin dikatakan ikut campur, akhirnya bam memilih mengurungkan rasa penasarannya.

Huft

Bam menghela napas, ia melirik jam sudah menunjukkan pukul 5 sore. Ntah sudah berapa jam dia merenung

Bam pun merapikan berkasnya, lalu bergegas pulang ke apartemen.

Nitt

Ceklek

Dengan pikiran berkecamuk, bam melangkah memasuki apartemen pribadinya.

"Sudah pulang?"

Bam tersentak saat sebuah suara mengagetkan kedatangannya. Bagaimana tidak kaget, jelas-jelas bam tinggal sendiri di apartemen ini.

"Sana? Ka-kamu disini?" Bam menampakkan raut antara bahagia dan tak percaya

Pasalnya, sekalipun hubungan mereka sudah membaik. Sana seperti belum enggan menginjakkan kakinya di apartemen bam.

"Udah dari tadi"

"Srius kamu?" Bam mendekati sana, lalu mencium keningnya "udah makan? Makan disini ya bareng kakak"

Sana tersenyum tipis "nggak kak. Sana disini gak lama"

Bam mengangkat satu alisnya, apa ada sesuatu penting yang ingin disampaikan adiknya ini?

"Kenapa? ada sesuatu?"

Sana mengambil gelas kopi dihadapannya, lalu menyeruputnya sedikit.

"Sana kesini mau minta satu permohonan ke kakak"

Bam menatap sana binar. sungguh Stelah sekian lama, bam akhirnya merasakan kembali bagaimana berperan menjadi seorang kakak yang sebenernya

"Ayok katakan apapun! Jangankan satu, 100 permohonan pun kakak kabulin" ujar bam penuh antusias

"Kak?" Sana memegang tangan bam, menatap penuh mohon "sana ingin kakak melepaskan tzuyu dari perjodohan"

Deg

"A-apa maksud kamu, san? Kamu bukannya udah setuju kakak sama dia? Bahkan kamu sendiri yang bilang ingin menjadi adik ipar yang baik untuknya?"

Sana menggeleng, matanya mulai berkaca "enggak kak. Aku bicara seperti itu karna aku pikir tzuyu masih mencintai aku. Aku memiliki kepercayaan diri kalau tzuyu akan menolak kakak"

Deg

Prasaan bam semakin tak karuan. Jangan bilang kalau adiknya ini memiliki perasaan yang sama terhadap tzuyu?

"Sana jangan becanda! Kakak tidak bisa menolak perjodohan ini"

"Sekalipun demi aku?"

Bam mengangguk yakin.

"Sebaiknya kamu pokus pada chan. Daripada ngurusin hubungan kakak" tukas bam

Sungguh bam tidak ingin dengar kalau sana mencintai tzuyu. anggap bam egois, Tapi melepaskan tzuyu adalah sesuatu yang mustahil untuk nya.

Lost Taste (Tzuyu Twice)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang