3. Back Home

37K 3.5K 130
                                    

Selamat membaca!!

🔷________________________🔷
📚__________________📚
🔷____________🔷
🐨

.

Dokter Widi yang baru kembali ke ruangannya setelah memeriksa pasien, terkejut setelah melihat seseorang tengah duduk di meja kerjanya. Laki-laki bertopi hitam itu tersenyum manis ke arahnya, tapi Dokter Widi hanya menanggapinya biasa.

"Udah lama nunggu di sini?" tanya Dokter Widi sambil berjalan ke kursinya. Laki-laki berhodie hitam itu langsung turun dari meja dan duduk di kursi di depannya.

"Gak lama baru 15 menit, kata suster di depan aku boleh nunggu di dalam."

"Hah dia selalu lemah sama cowok ganteng," gerutu Dokter Widi melirik pintu keluar. Sementara laki-laki itu hanya terkekeh.

"Terus ada apa kamu ke sini?"

"Apa dia baik-baik aja? Aku dengar dia udah sadar," tanya laki-laki itu.

Dokter Widi sedikit mengerutkan keningnya, namun tak lama ia langsung tahu siapa yang laki-laki ini maksud. "Kiara maksudmu?" Laki-laki itu mengangguk.

Dokter Widi sedikit mengulum senyum. "Iya dia memang udah sadar dari koma, tapi dia mengalami amnesia."

"Amnesia?!" seru Laki-laki itu terkejut.

Dokter berambut pendek itu mengangguk. "Kiara juga sempat drop kemarin, mungkin karena dia terlalu memaksakan diri untuk mengingat. Tapi sekarang dia sudah mulai membaik, kalau Kiara mengalami kemajuan terus seperti ini dia bisa segera pulang."

"Syukur kalau gitu," tapi ekspresi laki-laki itu justru berbanding terbalik dengan ucapannya.

"Kenapa mukamu murung gitu, seharusnya kamu senang dong dia bisa pulih dan kembali sama keluarganya lagi?" tanya Dokter Widi.

Dia sendiri bingung dengan perasaannya sendiri. Mengingat bagaimana keluarga itu menghancurkan Kiara, sejujurnya dia sama sekali tidak merasa lega jika gadis itu harus kembali ke keluarganya.

Laki-laki itu mengambil sesuatu di saku hoddie-nya, ia menatap sendu permen lollipop yang ia beli tadi untuk Kiara. "Aku gak tahu harus senang karena dia sadar, atau sedih karena dia akan lupa sama aku."

Sementara Dokter Widi hanya menatap adik sepupunya itu dengan pandangan kasihan.

***

Kini Kiara, Cakra dan Lily baru saja sampai di sebuah gedung apartement mewah. Kiara berjalan di samping Cakra dengan Lily yang mengikuti di belakang sambil membawa tas milik Kiara. Bangunan itu begitu tinggi dan besar, berada di kawasan elit membuat harga Apartemen di sini begitu mahal. Di tambah mudahnya akses untuk ke pusat kota, Mall, dan jalan tol menuju Bandara. Ini menjadi hal yang paling di incaran orang-orang kaya di ibu kota. Termasuk keluarga Pramujaya, bahakan Cakra smadalah pembeli pertama di sana.

Baru saja memasuki lobby, Kiara sudah dibuat terkagum-kagum dengan inderior gedung ini. Benar-benar mewah kalau saja dirinya datang kemari sebagai anak yatim piatu sebelum masuk ke web novel, mungkin dia akan langsung di usir. Bahkan sebelum ia menapakkan kaki di halamannya saja. Beberapa orang yang berpapasan dengan mereka, menyapa Cakra dengan ramah. Bahkan beberapa terlihat begitu hormat pada pria berstatus Daddy-nya ini. Tapi Cakra hanya menanggapinya sekilas saja, karena dia tidak ingin membuat puterinya yang baru saja pulang dari Rumah Sakit menunggu.

Mereka bertiga pun menuju lift, di sana ada 3 lift yang berjejer tapi pintu lift di tengah terlihat lebih mewah dari pada pintu lift di kedua sisi kanan dan kirinya. Kiara memilih untuk menunggu di lift sebelah kanan karena memang lebih dekat dengan posisinya. Tapi Cakra justru menarik Kiara pelan menuju pintu lift tengah.

BRILLIANT SCHOOL (END)Where stories live. Discover now