42. Secret Plan

5.5K 759 99
                                    

🙏 Maaf ya beberapa hari yang lalu aku bikin kaget. Soalnya Bab 43 (Bab selanjutnya) yang masih belum selesai tiba-tiba ke pencet publish. Makanya langsung ku unpublish sebelum ada yang ngeh.

Tapi yang ini beneran kok, gak aku unpublish lagi 😅😆 so...

Selamat membaca!!

🔷________________________🔷
📚__________________📚
🔷____________🔷
🐨

.

Suara ketukan pintu dari ruang kerja Cakra terdengar disertai suara dari seorang wanita. "Permisi Pak Cakra, ini saya Lily."

"Iya Lily, masuklah!" sahut Cakra Dari dalam ruangan.

Wanita berusia tiga puluhan itu pun memasuki ruangan, tapi langkahnya terhenti begitu mendapati Norman juga tengah berada di sana. Kepala keamanan keluarga Pramujaya itu tengah berdiri di depan Cakra yang dibatasi dengan meja kerja bosnya, dan Lily memilih untuk berdiri di samping Norman. Mereka juga saling pandang sekilas, dan tersenyum malu-malu.

"Lily kamu kemari untuk bertemu aku atau Norman?" tanya Cakra yang sejak tadi menyadari interaksi keduanya.

"Ah maaf Pak," ujar Lily cepat.

Cakra hanya tersenyum singkat dan membalas, "It's oke, bagaimana persiapan pernikahan kalian? Lancar?"

"Berkat Pak Cakra kami tidak mendapat kesulitan sedikit pun. Kami sangat berterima kasih," balas Norman dengan sopan.

"Itu bukan masalah besar, lagi pula bantuanku ini juga tidak sebanding dengan pengabdian kalian selama bekerja denganku. Justru seharusnya kalian mendapatkan lebih. Ngomong-ngomong kalian mau bulan madu kemana rencananya? Aku bisa meminjamkan jet pribadiku untuk bulan madu kalian."

"Terima kasih Pak Cakra tapi kami memutuskan untuk tidak bulan madu. Saya dan Norman memilih untuk bekerja setelah upacara pernikahan kami," jelas Lily.

Cakra yang mendengar itu langsung menghentikan aktivitasnya dan menatap Lily dan Norman bergantian. "Oh Come on, kalian beneran ingin bekerja setelah menikah? Setidaknya ambillah cuti kalian yang menumpuk itu! Aku tidak mau terlihat seperti Bos pelit yang melarang karyawannya cuti."

"Baiklah, mungkin kami akan cuti beberapa hari," kata Norman sambil melirik Lily untuk meminta persetujuan. Dan wanita itu langsung mengangguk menyetujuinya.

"Itu bagus!" serunya, Cakra kemudian menoleh pada Lily lagi. "Jadi Lily, ada keperluan apa kamu kemari?"

"Saya mau memberikan undangan dari Brilliant School," lapor Lily lalu menyerahkan sebuah amplop berwarna putih pada Cakra.

"Undangan?" tanya pria itu.

"Iya Pak, undangan itu baru saja datang siang tadi."

Cakra pun membuka dan membaca undangan itu, namun ekspresinya langsung berubah suram. Karena itu adalah undangan yang ditujukan pada para donatur, untuk bertemu dengan Kepala Sekolah Brilliant School yang baru, yaitu Martha Sanjaya. Sepertinya karena beberapa donatur yang terlibat scandal protitusi sudah memindahkan anak mereka ke sekolah lain, pihak Sekolah ingin membuat para donatur yang tersisa tetap mendukung Brilliant School. Atau ini cuma akal-akalan Martha saja untuk bisa bertemu dengannya?

Tepat saat Cakra berfikir seperti itu, HP yang dia taruh di meja tiba-tiba bergetar. Meski benda pipih itu menunjukkan sebuah nomor yang tidak pernah ia simpan, tapi Cakra tetap menerimanya. Takut jika itu adalah panggilan penting, karena tidak sembarang orang yang bisa mengetahui nomor ponselnya. Namun penyesalan langsung ia rasakan begitu mendengar suara wanita yang tak asing dari panggilan itu.

BRILLIANT SCHOOL (END)Where stories live. Discover now