17. Share Class

15.6K 2.1K 198
                                    

🎵Backsound🎵
Umi - Ordinary

~~~

Selamat membaca!!

🔷________________________🔷
📚__________________📚
🔷____________🔷
🐨

"Astaghfirullah Leon!! Bisa-bisanya lo buat beginian!" seru Ian setelah melihat kerajinan yang tengah di buat temannya itu

Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.

"Astaghfirullah Leon!! Bisa-bisanya lo buat beginian!" seru Ian setelah melihat kerajinan yang tengah di buat temannya itu. Sementara Leon langsung menghentikan tangannya yang penuh dengan tanah liat. Ia juga menatap Ian penuh tanda tanya.

"Kenapa lo?" tanya Dirga yang ikut menghampiri tempat duduk Leon.

"Ga, liat Leon buat apaan!" suruh Ian. Lalu Dirga melihat apa yang sedang di buat Leon, alisnya saling bertaut melihat bentuk dari tanah liat yang dibuat wakilnya di Salvatore itu.

"Emang itu apa?" tanyanya, dia benar-benar tidak tahu bentuk apa yang sedang di buat Leon!

Ian berdecak kesal. "Masa lo gak tahu? Padahal lo punya Ga, selalu lo bawa kemana-mana! Gue sama Leon juga punya."

"Apaan gue gak ngerti!" Dirga menggaruk kepalanya yang tak gatal, dia juga menoleh ke arah Leon tapi laki-laki gondrong itu malah mengangkat ke dua bahunya. Leon sendiri juga bingung dengan apa yang dibicarakan Ian. Dia tiba-tiba datang dan mengomentari karyanya seakan dia tengah membuat sesuatu yang tidak pantas. Padahal menurutnya kerajinan yang ia buat cukup bagus.

Ian semakin terlihat kesal, karena Dirga yang dikenal dengan kejeniusannya itu justru tidak mengerti apa yang dia maksud. "Terong!" Dirga masih mengerutkan keningnya, sementara laki-laki berwajah oriental di sebelahnya semakin gemas. "Pisang yang lo bawa kemana-mana! Jhoni lo!"

Sedetik kemudian Dirga langsung melotot ke arah Leon dan kerajinan yang dibuatnya secara bergantian. "Lo beneran buat begituan?"

"Nggak!" elak Leon tegas.

"Terus apaan kalau bukan itu?" balas Ian.

"Ini tugu monas!"

Dirga dan Ian secara kompak menatap gundukan tanah liat itu. Mencaba meneliti dari mana tanah liat dengan bentuk tongkat berdiri ini mirip dengan tugu monas?!

"Tugu monas dari mana Leon, ini lebih mirip sama Jhoni lo!" ujar Ian mulai mengacak rambutnya frustasi.

"Emang lo pernah liat?" timpal Dirga.

"Gak pernah sih, tapi bentuknya sama aja kan?!"

"Ini itu tugu monas!" tegas Leon sekali lagi.

"Bentuknya beda jauh, lagian lo ada-ada aja Pak Deni kan nyuruh buat kerajinan kayak guci, vas bunga, asbak, dan kalo lo jago lo bisa buat celengan. Lah lo kenapa malah buat tugu monas?!" kata Ian.

"Ya pengen aja, emang gak boleh?"

"Bukan gak boleh Leon, tapi gak normal!" timpal Dirga yang mulai ikut frustasi. Di mulai berfikir, Apa ini efek samping karena Hanny belum menerima cintanya? Sangat menghawatirkan.

BRILLIANT SCHOOL (END)Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt