32. Acting

8.9K 1.1K 122
                                    

Selamat membaca!!

🔷________________________🔷
📚__________________📚
🔷____________🔷
🐨

.

"Kiara kamu dari mana aja? Kenapa kamu gak ngabarin aku?!"

Dua pertanyaan dari Kairav terlontar begitu saja saat ia melihat Kiara dan Edwin baru saja memasuki Penthouse. Keduanya yang terlihat tertawa bersama, entah kenapa membuat laki-laki itu kesal. Pasalnya sudah sejak tadi dia merasa khawatir pada Kiara. Gadis itu masih belum pulang juga padahal hari sudah gelap, dan dia bahkan tidak bisa di hubungi. Kairav sangat khawatir, terlebih gadis itu pulang sendiri hari ini. Tapi nyatanya sekarang dia justru terlihat tertawa bersama Edwin, tidak ada rasa bersalah sedikit pun di wajah gadis itu meski sudah membuatnya khawatir.

Karena Kiara tidak langsung menjawab, pandangan Kiarav yang awalnya menatapnya kini beralih pada sebuah album foto yang tengah di peluk Kiara. "Kamu dapat dari mana album foto itu? Kamu ke Mansion? Sama siapa?"

"Kai kalau tanya satu-satu, jangan buat Kia bingung," sahut Cakra yang terlihat menuruni tangga dengan santai. Pandangannya masih mengarah pada ke tiga anaknya, khususnya Kiara. Dia begitu lega saat melihat putri satu-satunya itu sudah pulang dengan selamat.

Sementara itu Kairav tidak menghiraukan Daddy-nya. Dia tetap menuntut jawaban dari gadis di depannya ini. "Jawab Kia!"

"Tadi aku bantuin Bu Kinan dulu di ruang Kesenian, jadi gak sempet kasih tahu kamu. Lagian HP-mu juga mati! Aku udah coba hubungi berkali-kali tapi gak bisa!" jelas Kiara.

Merasa tidak mau di salahkan Kairav pun membalas, "Setidaknya kamu kabari Daddy, dari tadi kita khawatirin kamu yang belum pulang juga!"

"Iya maaf tadi aku terlalu semangat keliling Mansion, di sana juga susah sinyal," jawab Kiara malas.

"Kamu ke Mansion sama siapa?" Kairav mengulang pertanyaannya lagi.

Tentu Kiara tidak bisa mengatakan jika Dirga mengantarnya ke sana kan? Akan ada perang dunia ke 3 jika dia sampai mengatakan itu. Apa lagi gadis itu tidak mau berdebat dengan kembarannya sekarang. Tubuhnya sudah lelah setelah berkeliling Mansion tadi, yang dia butuhkan sekarang hanyalah mandi dan beristirahat. Tapi dia justru mendapat introgasi dari kembarannya ini.

Bagai seorang penyelamat Cakra datang sambil menepuk pelan pundak Kiara. "Kia kamu sebaiknya istirahat dulu ya, pasti kamu capek." pria itu juga menoleh pada Edwin. "Kamu juga Edwin!"

Kiara tersenyum tipis lalu mengangguk bersama Edwin. Tapi Kairav tidak terima, karena dia masih belum mendapat jawaban dari gadis itu. "Tapi Dad-"

"Ke ruang kerja Daddy sekarang! Nanti Daddy jelasin," perintahnya setengah berbisik. Lalu pria itu berjalan menuju ruang kerjanya dengan langkah pasti.

Sekilas, Kairav menatap punggung Kiara dan Edwin yang sedang menaiki tangga. Lalu dengan terpaksa laki-laki itu pun menuruti perintah Daddy-nya. Tanpa basa-basi dia langsung memberondong beberapa pertanyaan setelah ia berhasil masuk ke ruangan yang di dominasi warna abu itu.

"Kenapa Kia bawa album foto keluarga kita? Dan gimana bisa dia ke Mansion? Apa Ingatannya udah kembali?"

Cakra yang sedang duduk di single sofa menjawab. "Tidak, Daddy bisa pastikan kalau ingatannya belum kembali. Karena menurut Lily dia masih rutin minum obat yang Daddy kasih. Tapi tentang bagaimana Kia bisa sampai di Mansion, akan Daddy tanyakan pada Davit."

Setelah Cakra menyelesaikan kalimatnya, suara ketukan disertai munculnya Norman di ambang pintu membuat pria itu menatap Kepala Keamanan Keluarga Pramujaya itu. "Apa Davit sudah bisa di hubungi?" tanya Cakra.

BRILLIANT SCHOOL (END)Where stories live. Discover now