33. Salvatore's Revenge

7.9K 936 86
                                    

🎵 Backsound 🎵

Taeyong, Jeno, Hendery, Yangyang, Giselle - ZOO

.

⚠ Perhatian!! ⚠

Bab ini mengandung kata-kata kasar, dan perilaku yang tidak pantas untuk di tiru.
Dimohon kebijakannya dalam membaca

Terima kasih!

.

Selamat membaca!!

🔷________________________🔷
📚__________________📚
🔷____________🔷
🐨

.

Rasa sakit di kepala pria bertubuh tambun itu berhasil membuatnya sadar dari pingsan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Rasa sakit di kepala pria bertubuh tambun itu berhasil membuatnya sadar dari pingsan. Dia tengah duduk di kursi dengan kaki, dan tangan yang terikat ke belakang. Matanya pun juga di tutup oleh lakban. Perlahan pria itu mengingat kejadian yang terjadi padanya. Saat dia pergi ke belakang Sekolah SMA Nusantara, dan tiba-tiba seseorang dengan topeng badut memukulnya dengan keras. Lalu dia tidak mengingat apa-apa lagi.

Nafasnya memburu panik, dia menggeliat mencoba untuk melepaskan ikatan di tangan dan kakinya. Tapi sayangnya pria itu justru terguling ke samping membuat tubuhnya jatuh di tengah ring tinju yang sudah lama tidak terpakai. Karena itulah, salah satu pemuda yang ada di ruangan yang sama dengannya menyadari itu.

"Akhirnya, bangun juga itu paus satu!" seru salah satu anggota Salvatore yang tak jauh dari tempat Indra berada. Sontak semuanya langsung menoleh ke arah pria itu.

Tanpa pria itu sadari, dia sekarang tengah menjadi pusat perhatian, dari orang-orang yang sudah bekerja keras membawanya kemari. Sebuah gudang terbengkalai pinggir kota yang pernah menjadi tempat tinju dan perjudian ilegal.

Menggunakan nama Hugo untuk memancing pria itu keluar, memang ide yang bagus. Tapi semuanya tidak menyangka jika satu tinjuan dari Gibran bisa membuat pria itu pingsan sampai dua jam. Alhasil rencananya sedikit lambat karena anggota Salvatore yang lain begitu kewalahan, saat membawa pria bertubuh tambun ini kemari.

Samar-samar Indra mendengar beberapa langkah kaki yang mendekat padanya, bersamaan dengan suara tongkat baseball yang di seret. Dia memang tidak bisa melihat mereka, tapi dia bisa merasakan tekanan yang di berikan orang-orang itu padanya. Tekanan ini bahkan lebih besar, dari pada yang di berikan lawan politiknya saat debat cagup beberapa hari lalu.

"Siapa kalian? Apa yang kalian mau?! Apa Rustaf dan Hugo yang menyuruh kalian culik saya? Bilang sama mereka, mereka melakukan kesalahan besar dengan menculik saya seperti ini! Aku bisa membuat Brilliant School hancur dengan kekuasaanku!" desak Indra yang masih tergeletak di lantai. Lima inti Salvatore yang sudah memasuki ring tinju hanya diam, tak ada yang berniat membuka suara ataupun mengelak ucapannya. Sementara anggota yang lain berada di luar ring tinju, mengepung pria yang hanya memakai kaos kutang dan celana boxer itu di luar ring tinju.

BRILLIANT SCHOOL (END)Where stories live. Discover now