58. Negotiation

5.1K 679 78
                                    

Selamat membaca!!

🔷________________________🔷
📚__________________📚
🔷____________🔷
🐨

.

"Jadi udah diputusin belum, Salvatore ikut campur sama masalahnya Bu Martha, atau gak?" tanya Fajar setelah menaruh tas punggungnya di pundak sebelah kanan. Sementara lima inti Salvatore yang tengah berkumpul di Markas, masih duduk di meja panjang tempat biasanya mereka berdiskusi dengan ekspresi serius.

"Kita masih belum bisa mutusin. Leon udah cari tahu tentang video skandalnya Bu Martha yang tersebar, tapi dia masih gak nemuin informasi apapun." jelas Dirga.

"Lah tumben banget Leon sampe susah cari informasi," balas Fajar. Lalu dia mengambil kacang yang ada di meja dan memakannya.

Gibran yang duduk di sebelah Dirga hanya mengedikkan bahunya tak acuh. "Gak tau, pusing gue mikirin ini dari kemarin."

"Padahal lo gak ikut cari informasi, apa lagi Leon yang dari kemarin begadang," celetuk Adam sambil menunjuk Leon dengan dagunya.

Di antara yang lain laki-laki berambut gondrong itu memang lebih terlihat lesu. Bahkan kantung matanya terlihat jelas karena dua hari ini sudah begadang karena mencari informasi tentang video skandal yang menimpa Kepala Sekolahnya sekarang. Adam yang kamar Asramanya bersebelahan dengan Leon pun tahu bagaimana dia berusaha untuk mencari informasi itu. Namun kurangnya jam tidur Leon sama sekali tidak membuahkan hasil. Dia masih tidak tahu siapa orang pertama yang menyebarkan video itu, atau kebenaran dari tindak aborsi yang dilakukan Martha.

"Kalian lagi bicarain apa sih? Videonya bu Martha yang mana?" tanya Ian dengan pandangan polos dan tak tahu apa-apa. Mungkin dia satu-satunya orang di Brilliant School yang tidak tahu skandal yang terjadi pada Kepala Sekolahnya sekarang.

"Astaga! Jadi dari tadi lo gak nyambung apa yang kita omongin?!" balas Adam balik bertanya.

"Video skandalnya Bu Martha masak lo gak tahu. Beritanya lagi jadi trending topik di internet," timpal Fajar ikut memberi tahu. Namun laki-laki berwajah oriental itu justru berdecak dan menggeleng kesal.

"Gak tahu anjir, kepala gue udah ngebul belajar sepuluh jam tiap hari. Di tambah gue gak dibolehin keluar rumah, gak dibolehin nongkrong sama kalian, bahkan gue udah jarang pegang HP. Gimana gue bisa tahu berita terbaru?!" jelas Ian.

Dia memang tidak mengerti dengan apa yang dibahas teman-temannya ini, bahkan sejak Fajar mulai membahasnya. Padahal baru beberapa hari dia fokus belajar dan tak keluar rumah, tapi Ian sudah merasa seperti orang bodoh yang tidak tahu apa tentang dunia luar. Semua itu karena Mamanya begitu ingin nilai ujian tengah semesternya nanti berada di peringkat pertama. Karena sekarang dia berada di kelas XII IPA 2, yaitu kelas yang berada di bawah Brilliant Class, jadi Mamanya fikir pasti tidak sulit bagi putranya itu untuk bisa menempati peringkat pertama.

"Kasihan banget temen gue habis keluar dari goa, nih...nih! Gue tunjukin!" kata Gibran sambil merangkul Ian yang duduk di sebelahnya.

Gibran memang tidak menyimpan video itu dI HP-nya, tapi dia bisa dengan mudah menemukan video itu di internet. Lalu dia pun langsung menunjukkannya pada temannya itu. Wajah Ian berubah perlahan dari yang biasa saja, sampai mata dan mulutnya membentuk huruf 'O' sangking terkejut. Dia bahkan sampai mendekatkan telinganya ke benda pipih itu dengan serius, untuk bisa mendengar apa yang sedang dibicarakan Martha dan Cakra.

"GILA! Kok bisa Bu Martha sama Cakra Pramujaya?! Bokapnya Kiara sama Kairav dong!" ucap Ian setelah selesai melihat video yang menggemparkan jagat maya beberapa hari ini.

"Ya mana kita tahu, Leon aja susah buat cari tahu! Makanya sekarang kita bingung mau bertindak kayak apa. Kita juga gak bisa gegabah buat ikut campur, karena bisa aja kita justru bantu orang yang salah kan?" jelas Adam yang langsung dibalas oleh Ian.

BRILLIANT SCHOOL (END)Where stories live. Discover now