60. Mutual Cooperation

5.3K 710 142
                                    

Selamat membaca!!

🔷________________________🔷
📚__________________📚
🔷____________🔷
🐨

.

"Makasih Dirga, berkatmu aku bisa bertemu putriku." ucap Cakra yang kini duduk di ruang tengah bersama Dirga. "Ternyata putriku sangat pintar dalam memilih pacar," sambungnya yang membuat Dirga hampir saja menyemburkan teh yang ia seruput.

Dia pun langsung menaruh cangkir miliknya di meja dan menoleh ke arah Cakra, "Om tahu?" tanyanya.

Cakra terkekeh singkat lalu mengangguk. "Tidak ada yang tidak aku ketahui tentang anakku Dirga. Bahkan aku juga tahu siapa yang akhir-akhir ini mengganggu putriku. Bagaimanapun aku lega karena ada anak sepertimu sisi Kiara, sekali lagi terima kasih."

"Sama-sama Om," balas Dirga sambil tersenyum.

Dia sedikit lega karena Cakra tidak melakukan hal menyeramkan padanya. Mengingat pemilik perusahaan senjata ini begitu menyayangi putrinya, Dirga pikir akan sulit mendapatkan restu dari orang seperti Cakra Pramujaya. Tapi nyatanya tidak seperti itu, bahkan meski tadi dirinya sempat menyombongkan diri sebelum bermain golf, dan akhirnya kalah. Pria ini tetap bersikap biasa padanya.

Sementara itu di sela-sela Cakra yang menyeruput kopinya, dia sedikit melirik ke arah Dirga dengan ragu. "Ngomong-ngomong Hugo Ghanesa itu, sepupumu kan?" tanyanya setelah menaruh kopinya di meja.

"Iya Om, dia sepupu saya. Dan kebetulan dia juga guru Fisika saya."

"Guru seperti apa dia? Apa dia terkenal dekat dengan murid perempuannya?" tanya Cakra lagi.

Dirga terlihat sedikit berfikir sebentar, lalu menggeleng singkat. "Tidak, dia lebih terlihat seperti guru yang ditakuti para murid. Memangnya kenapa Om tiba-tiba bertanya tentang dia?"

"Aku ingin Hugo keluar dari Brilliant School," jawab Cakra blak-blakan. Dan itu membuat Dirga mengerutkan keningnya bingung.

"Kenapa Om tiba-tiba mau dia keluar dari Brilliant School? Apa dia berbuat salah?" Lalu di detik berikutnya Dirga langsung teringat dengan kalimat yang dilontarkan Cakra tadi. "Apa Hugo adalah orang yang mengganggu Kiara akhir-akhir ini? Seperti yang Om bilang tadi?" tebaknya.

Cakra tersenyum tipis setelah mengetahui seberapa peka kekasih putrinya ini. "Kelihatannya kamu sangat tahu, orang seperti apa sepupumu itu. Baiklah aku akan jujur karena kamu pacar anakku, jadi kamu mungkin harus tahu ini."

Cakra lalu menegakkan tubuhnya, dan menunjukkan wajah serius. "Sebenarnya kemarin Kiara cerita kalau Hugo mencoba untuk menyentuhnya. Untungnya ada Kakak kelasnya yang menolong. Tapi dengan masih membiarkan dia berada di tempat yang sama dengan Kiara setiap hari, jujur ini tidak bisa membuatku tenang."

"Hugo, beraninya dia!" geram Dirga sambil mengepalkan tangannya. Ingin sekali dia langsung menemui sepupunya itu dan menghajarnya habis-habisan. Tapi dia berusaha untuk menahan diri.

"Maaf Om sepertinya dia melakukan ini karena Kiara pacar saya," ujar Dirga setelah dirinya tenang.

"Kenapa kamu bisa berfikir seperti itu?" tanya Cakra tak mengerti.

"Seperti yang Om tau, saya bukan cucu kandung Haris Ghanesa. Saya memang anak kandung Papa saya, tapi Anggita Ghanesa bukan Ibu kandung saya. Dan karena Kakek lebih tertarik pada saya, jadi Hugo yang merupakan cucu kandung selalu merasa tersaingi dengan keberadaan saya. Dia selalu berusaha merebut, atau merusak apapun yang saya punya," papar Dirga yang langsung di sahuti oleh Cakra.

"Dan itu termasuk Kiara, karena dia pacar kamu?"

Dirga mengangguk, membenarkan. "Iya, bahkan sebelum Kiara jadi pacar saya pun Hugo pernah terang-terangan bilang kalau dia tertarik dengan Kiara. Makanya saya sempat nyuruh Kairav yang kelasnya satu gedung dengan Kiara, untuk menjaganya kalau-kalau Hugo berani macam-macam. Tapi sepertinya karena hubungan Kairav dan Kiara sedang merenggang, ini dijadikan momen untuk sepupu saya kembali mendekati Kiara."

BRILLIANT SCHOOL (END)Where stories live. Discover now