22. Paranoid

13.4K 1.7K 228
                                    

Selamat membaca!!

🔷________________________🔷
📚__________________📚
🔷____________🔷
🐨

.

"Pemenang Miss Brilliant tahun ini adalah Kiara!"

Tunggu, Bagaimana bisa?!

Senyum Kiara langsung luntur begitu namanya disebut, dia bahkan tidak merespon ucapan selamat dari Luna. Saat dia dipakaikan selempang, Kiara hanya bisa menatap kosong kearah teman-temannya yang bersorak senang di bawah panggung. Dia juga melihat Kairav di sana dengan senyum bangganya. Bagaimana bisa ini terjadi? Kenapa alurnya berubah? Seharusnya Luna yang menang bukan dia. Apa jawabannya tadi terlalu bagus sampai membuatnya menang? Tidak, dia yakin jika jawaban Luna adalah yang paling bagus diantara yang lain.

"Selamat ya, Kiara." Gadis itu terkesiap, dia terlalu terkejut sampai tidak sadar jika Martha baru saja selesai memakaikan mahkota padanya.

"Ah makasih," jawab Kiara sekenanya. Karena saat ini, di otaknya masih ada begitu banyak pertanyaan yang masih belum ia temukan jawabannya.

Meski gadis itu sedang tersenyum tak bisa di pungkiri, rasa cemas mulai melanda. Apa karena Kiara yang memenangkan Miss Brilliant, guru yang melecehkan Luna akan tertarik padanya? Matanya menatap ke tempat para guru yang duduk dengan was-was. Meski dia belum pernah bertemu dengan guru itu, tapi setidaknya dia tahu namanya. Hugo Ghanesa, nama dan statusnya sebagai putra Kepala Sekolah Brilliant School pasti akan memudahkan Kiara untuk mengenalinya. Lalu dia akan menghindari pria itu sejauh mungkin, tapi apakah dia bisa? Kiara masih saja gelisah.

Ditengah kegundahannya, Martha melirik kalung yang dikenakan Kiara sekali lagi. Dia tersenyum getir melihat kalung yang pernah dijanjikan oleh seseorang padanya, justru berada di leher gadis itu. Ucapan Kairav tentang Cakra yang membuangnya kembali terlintas di fikirannya.

"Kia!" panggilan Kairav ini tidak hanya membuat Kiara menoleh, tapi juga membuat Martha yang berdiri di sebelah Kiara ikut menoleh. Laki-laki yang berada di bawah panggung itu tengah melambai ke arahnya dengan sumringah. Dia sedikit menarik sudut bibirnya sambil membalas lambaian itu.

Saat perhatian Kiara teralih karena sesi pemberian bunga dan foto bersama ke empat kontestan lainnya, ekspresi Kairav langsung berubah tegas. Martha mencoba ramah dengan tersenyum kepada putra kekasihnya, tapi laki-laki itu justru mengalihkan pandangan ke arah lain sambil berlalu pergi.

Begitu MC selesai berpamitan dan menutup acara, Kairav langsung menaiki panggung dan memeluk Kiara erat. "Selamat Kia, aku tahu kamu bisa!" Ditengah pelukan itu Kiara sedikit merasa tenang, dia mulai melupakan semua pertanyaan yang menumpuk di kepalanya. Iya dia punya Kairav, seseorang yang bisa menjaganya selama ia di Sekolah. Kalaupun Hugo mulai macam-macam, dia akan meminta bantuan Kairav bahkan mungkin Daddy-nya. Dia bukan lagi anak yatim piatu yang sendirian sekarang, dia punya keluarga yang bisa melindunginya.

Di belakang Kairav Lena, Hanny dan Eva mendekat ke arahnya. Begitu lelaki itu melepas pelukannya, Lena langsung memberinya selamat. "Kiara selamat, untung lo menang kalau enggak mungkin gue udah ngomelin Kairav habis-habisan!" ujarnya bersemangat sambil melirik Kairav sekilas. Sepertinya gadis itu masih kesal pada Lelaki di sebelahnya ini.

"Selamat ya Kiara!" ujar Eva sambil memeluknya singkat.

"Iya Kiara selamat ya, gue gak nyangka kelas kita yang menang!" seru Hanny.

"Makasih, itu juga karena dukungan kalian dan juga tangan ajaib Eva yang make up-in gue!"

"Itu karena lo emang udah cantik dari sananya, jadi gue cuma poles sedikit aja wajah lo udah perfect!" balas Eva.

BRILLIANT SCHOOL (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang