23. Unforgettable Incident

12.9K 1.7K 155
                                    

🎵 Backsound 🎵

Miia - Dynasty

~~~

Selamat membaca!!

🔷________________________🔷
📚__________________📚
🔷____________🔷
🐨

.

"AAAAAAAkh.......!!!!"

Jeritan Kiara terdengar begitu keras. Dengan gemetar dia menutup mulutnya, gadis itu begitu terkejut dengan apa yang ia lihat barusan. Seseorang baru saja terjatuh tepat di depan matanya. Kini mata indah itu mulai berkaca-kaca menatap seseorang yang ia kenal tengah tergeletak di jalanan paving, dekat taman yang mengelilingi gedung kelas 11. Kiara bisa melihat jika orang itu masih bergerak, tangannya menunjuk ke arah atas sebentar sebelum akhirnya dia tak sadarkan diri. Dari tempat gadis itu jatuh darah segar mulai mengalir dari kepalanya.

Pandangan Kiara langsung berganti dengan Dirga yang berdiri di depannya, menghalanginya dari pemandangan mengerikan di depan. Lalu laki-laki itu memegang kedua lengannya dengan lembut, seakan menenangkan Kiara yang tengah terkejut. "Jangan di lihat! It's oke Kiara, It's oke!"

Sambil masih gemetar ia menatap Dirga, terlihat sekali Kiara begitu terkejut. Bahkan untuk menyelesaikan kalimatnya pun gadis itu begitu kesulitan. "Dd..dia-"

Dirga pun langsung membawa kepala Kiara ke pelukannya. Laki-laki itu menepuk punggung sang gadis pelan, berharap dia bisa lebih tenang. Tak lama beberapa murid yang mendengar teriakan Kiara mulai menghampiri mereka, sama halnya dengan Kiara mereka berteriak histeris melihat seseorang dengan darah yang begitu banyak tergeletak di sana. Satu orang laki-laki di antara mereka mulai mendekat untuk melihat lebih jelas kondisi orang itu, namun tidak ada yang berani untuk menyentuhnya.

"Lo!" tunjuk Dirga pada anak osis berseragam, "Panggil Guru dan petugas kesehatan, di sini ada yang jatuh! Cepat!" perintahnya tegas.

"Bba...baik!" jawabnya patuh, laki-laki itu pun langsung pergi dari sana.

Lalu dengan satu tangan Dirga merogoh saku celananya, mencoba menghubungi Leon yang memang sedang berada dengan inti Salvatore yang lain. "Leon bawa Inti Salvator lainnya ke depan gedung kelas 11 sekarang! Ada yang jatuh!" perintahnya dengan tegas melalui sambungan telepon.

Dalam hitungan detik area depan gedung kelas 11 mulai terlihat ramai, semua orang yang ke sana mulai berteriak histeris dan memunculkan berbagai reaksi terkejut lainnya. Tak lama semua inti Salvatore pun datang, membelah kerumunan yang sudah mulai ramai.

"Astaghfirullah!" seru Adam terkejut diikuti yang lainnya.

"Astaga! Ini gimana bisa?!" pekik Ian di sebelahnya. Sementara Leon hanya bisa terkejut melihat salah satu teman sekelasnya tergeletak di sana. Di sebelahnya Gibran terlihat kaku saat melihat seseorang yang baru beberapa menit lalu menghubunginya, kini ada di depannya dengan kondisi yang begitu mengenaskan.

"Gak mungkin, dia-"

"ANA!!" gumaman Gibran langsung dipotong oleh teriakan Luna. Gadis itu sangat terkejut begitu melihat teman sebangkunya sudah tergeletak dengan darah yang tak berhenti mengucur di kepalanya. Di belakangnya menyusul Lena, dan Hanny. Keduanya sama-sama terkejut, terlebih melihat Kiara yang berada di pelukan Dirga sekarang.

Dengan gemetar dan air mata yang mengalir deras di pipinya, Luna mulai mendekati Ana. Dia berjalan dengan langkah gontai dan berhenti tepat di sebelah tubuh Ana yang berdarah. Gibran kemudian menghampiri dan  gadis itu lalu menggiringnya menjauh dari sana, meski Luna berusaha memberontak sambil menangis keras.

BRILLIANT SCHOOL (END)Where stories live. Discover now