53. Disappointing Test Results

5.6K 779 144
                                    

Selamat membaca!!


🔷________________________🔷
📚__________________📚
🔷____________🔷
🐨

.


"Terima kasih atas pujiannya Pak Haris," ujar Martha pada sambungan telepon di HP-nya. "Ini kan memang sudah menjadi kewajiban saya sebagai Kepala Sekolah. Dari dulu Brilliant School dikenal sebagai Sekolah yang mengutamakan kualitas murid-muridnya, jadi saya cuma mengembalikan itu semua seperti semula."

Sambil mendengarkan lawan bicaranya, wanita itu lalu beranjak dari duduknya, dan berjalan mendekat ke arah jendela kaca besar yang ada di ruang kerjanya. "Iya Pak, Lagi pula para murid perempuan itu juga di paksa terlibat prostitusi oleh putra Bapak, jadi saya tidak tega jika harus mengeluarkan mereka begitu saja."

Dia kemudian terdiam beberapa detik, lalu kembali bicara. "Benar Pak Haris, setidaknya dengan melakukan tes ulang ini kita jadi tidak hanya menyeleksi para murid yang tidak kompeten saja, tapi kita juga tidak kehilangan murid-murid pintar kita. Apa lagi di tes ulang ini ternyata mereka tetap bisa mempertahankan posisi mereka di BC, jadi kita tidak perlu sampai mengumumkan nama mereka dan mengusirnya kan? Setelah ini saya bisa jamin kualitas murid-murid yang bersekolah di Brilliant School akan kembali seperti dulu."

"...Baik Pak...iya, Terima kasih!" Martha pun menutup panggilan itu dan berbalik menghadap meja kerjanya. Namun dia langsung terperanjat kaget setelah melihat salah satu muridnya, sudah duduk di depan meja kerjanya dengan santai.

"Astaga Wendy! Gak sopan kamu masuk ruangan saya tanpa izin!" geram Martha. Lalu dia mendekat ke kursinya, untuk duduk di sana.

Tapi gadis berambut pendek itu malah tidak menghiraukan omelannya. Dan tanpa mengatakan maaf, Wendy justru tersenyum sinis. "Enak ya dapat pujian, padahal kan saya yang kasih tahu kalau Pak Rustaf menjual beberapa bangku kosong ke orang tua murid yang mampu. Saya juga yang mengusulkan untuk melakukan tes ulang pemeringkatan, agar para murid yang kontra pada saya jadi beralih pada tes ulang ini. Seharusnya yang dapat pujian itu saya kan?"

"Terus kamu mau saya bilang kalau semua ini ide kamu? Silakan saja kalau kamu mau usahamu untuk bertahan di Brilliant School, berakhir sia-sia!"

Wendy kemudian mengangkat kedua bahunya tak acuh. "Saya kan cuma ngomong apa adanya. Hanya karena saya gak kasih video itu ke kekasih anda, kenapa Bu Martha jadi sensi banget ke saya?!"

Alis Martha pun saling bertaut bingung. "Apa, jadi video itu masih ada di kamu?"

"Sekarang udah gak." Dengan senyum mengejeknya Wendy kemudian mencondongkan tubuhnya ke depan. "Karena saya sudah kasih video itu ke putri satu-satunya Cakra Pramujaya, yaitu Kiara."

"Kamu udah gila?! Kenapa kamu kasih ke dia?!"

"Karena Kiara minta saya untuk tidak ikut campur permasalahan keluarganya. Katanya dia mau membalas Bu Martha yang udah menghancurkan keluarganya, dengan caranya sendiri. Jadi saya kasih video itu ke dia," jelas gadis itu tanpa merasa bersalah sedikitpun. Dan tentu perilakunya ini, berhasil memancing emosi Martha. Namun dia masih bisa mengontrol suaranya, karena masih ada beberapa guru ataupun murid yang berlalu-lalang di depan ruang kerjanya

"Anak Sialan!! Jadi maksudnya ingatan Kiara sudah kembali?"

Melihat sorot matanya yang terlihat panik, Wendy malah mengeluarkan seringainya. "Reaksi kalian ternyata sama ya, sama-sama panik. Waktu saya kasih tahu kalau putrinya mengetahui perselingkuhan kalian, Cakra Pramujaya juga terlihat panik. Dia bahkan langsung nyuruh saya pergi gitu aja, dari pada coba bujuk saya lagi."

BRILLIANT SCHOOL (END)Where stories live. Discover now