Lima. Tayang Perdana.

757 164 4
                                    

Jam 8.15 pagi.

Aku resmi memulai debut karir di Yuko-Minho Indonesia.

Cabang perusahaan baru yang didirikan setelah sebelumnya ada Yuko-Minho Japan.

Setelah kesulitan bertahan di atmosfir bisnis di Jepang. Om dan Tante ku memutuskan mereka-ulang bisnisnya di Indonesia. Dan membawa serta Riki pindah permanen.

Klien EO ini cukup banyak. Per hari ini aja udah ada beberapa event yang ditangani langsung oleh Om dan Tante.

Ga sanggup menangani semua, khusus untuk event yang terbilang cukup simpel diurus oleh Jay dan para sepupunya.

Event Intimmate Wedding atau Pernikahan dengan Undangan Terbatas, pesta pertunangan, pesta ulang tahun, atau arisan High-End. Sejenis itulah.

Hari ini Jay mengajak kami semua berkumpul di kantor dan membagi tugas. Kami duduk lesehan melingkar di atas karpet tebal dalam sebuah ruangan multifungsi yang cukup besar.

" Sabtu depan ada wedding and pengantinnya minta dekor dengan hiasan 1000 burung bangau." Katanya sambil membaca catatan di tabletnya.

Aku bisa mendengar Riki terkekeh di sebelahku.

"Gue minta lo pastiin bunga-bunga hidupnya ready and sesuai semua warnanya ya Hoon." Jay menunjukkan sebuah gambar, " hari ini lo pastiin and lo DP-in dulu."

"Jake, lo datengin tukang kayunya. Pastiin desain lampion and segala printilannya udah sesuai ama gambar yg dibikin Jung minggu kemaren. Jangan sampe dekor ala Jepang berubah jadi Mandarin!
Ini list properti yang dia buat, and ingetin lagi, SEMUA mesti kelar hari Selasa. ok?" Jay mengirimkan sebuah file ke HP Jake.
Jake mengangguk pelan sambil membuka file-nya.

Jay beralih menatap seorang wanita umur 40-an yang sedari tadi duduk di belakang kami. Diluar lingkaran, tampak asik menyimak sambil melipat setumpuk serbet makan.
" Mbak Layla, aku udah kasih list menu nya kan."

"Udah sih, tinggal alat makannya aja yang belum aku pastiin cukup."
Jawab Mbak Layla yang parasnya super ayu seperti putri solo,
"Ini kita beneran mau pake sumpit semua? ga disediain sendok biasa aja gitu, nanti ada yg ga bisa make malah kecolok lho."

Sekali lagi terdengar kekehan pelan para kru dugong.

Jay nampak berpikir keras, "Ya sediakan aja secukupnya, Mbak... Masa sih aku nyuruh full sumpit semua? "

"Bang Jay yang bilang gitu minggu kmaren," Mbak Layla menjawab enteng.

Jay sekilas nampak ga bisa menerima kenyataan kalo dia lupa perintahnya sendiri.

" Ya udah, sediain aja kayak biasa." Jay menscroll tabletnya,
"Gue and Heeseung keluar dulu buat ngurus yang laen. Riki, karena cuma lo yang bisa origami, tolong ajarin cumi-cumi berdua ini ngelipet 1000 bangau." Jay menunjuk Sunoo dan aku.

"Gue ga tau gimana caranya, tapi bangau 1000 biji HARUS dah kelar hari Kamis, karena Jumat kita mulai ngedekor." Tambahnya.

Riki mengerang sambil menjatuhkan dirinya ke belakang.

Sunoo tampak santai dan melangkah keluar.

Sementara aku merasakan sensasi nge-bug untuk kesekian kalinya.

Ngelipet kapal-kapalan kertas aja gagal mulu. Apalagi ini 1000 Bangau?
Dibagi 3, berarti sekitar 340 Bangau seorang.

Melihat keadaan aman terkendali Jay dan Heeseung pamit keluar. Jake dan Sunghoon menyusul. Jungwon pergi ke ruangan sebelah buat melanjutkan aktivitas mendesain foto prewed "Pasangan Bangau" ini.

Lantai 13 : A Complicated Diary I ENHYPENWhere stories live. Discover now