Sebelas. Night Mode.

767 162 4
                                    

Hari Rabu-Kamis, aku sudah mulai bisa mengikuti kebiasaan secara terpola.
Bangun pagi, nyiapin sarapan bareng Bang Jay dan Bang Sunghoon. Pergi ke kampus, kuliah atau belajar sambil nugas di perpustakaan. Sore hari pulang, mandi, lalu bantu-bantu di kantor sampai waktu makan malam.

Di hari Jumat, aku mengikuti pola yang sama. Cuma bedanya sehabis mandi sore Bang Jay memerintahkan semua kru istirahat sampai waktu makan malam tiba.

"Kita berangkat nge-dekor habis makan malam," katanya.

Aku mengambil kesempatan buat rebahan dan bobo cantik. Rasanya kayak udah satu dekade ga pernah lagi merasakan yang namanya bobo siang. Akhirnya malah jadi aneh karena terlalu sore.

Aku mendengar aktivitas yang sama di kamar sebelah, suara derit pelan tempat tidur Bang Heeseung. Kayaknya dia juga lagi rebahan ganteng tapi ga bisa boci.

Pelan-pelan aku bangkit dan membuka pintu. Suara derit pintu bilik kamarku membuat Bang Heeseung menatap ke arahku. Emang kebiasaan banget kayaknya, ga pernah nutup pintu !

"Kenapa sih pintunya ga ditutup kalo bobo?" Tanyaku setengah komplain

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Kenapa sih pintunya ga ditutup kalo bobo?" Tanyaku setengah komplain.

"Males Mat, sumpeek..." Jawabnya, "kamar kan sempit banget."

"Waduuh, sorry ya bang, karena sharing sama aku jadi sempit kamar abang." Sekilas aku merasa bersalah.

Heeseung bangkit, duduk di tempat tidur. "Waduuh, ga gitu maksud aku Mat.." Dia malah gantian merasa bersalah.
"Sini, duduk sini." Dia menepuk kasurnya.

Aku melangkah masuk dan duduk di dekatnya. Heeseung bergeser menjauh sedikit, memberi ruang.
"Gue malah seneng sharing sama lo, Matt... Daripada sharing ama Riki. Kentut mulu dia tuh..."

Aku tertawa geli, "tega banget lo Baang.."

"Lah...emang iya.. coba lo tanya ama Sunoo yang ranjangnya di bawah dia. Apa ga abis tu anak kena spam?" Heeseung memasang wajah meyakinkan.

Aku semakin terbahak-bahak.," Heh.. emang Abang engga? Aku juga denger kali, kalo tengah malem, suara-suara aneh dari sini."

"Ya gini aja sekarang,, kalo lo aja bisa denger gue, berarti sebaliknya juga sama kan? " Heeseung membela diri. Dia tertawa puas, membuatku melayangkan pukulan ke lengannya.

Heeseung terkekeh senang melihat wajah kesalku. "Lo juga suka ngigau ya kalo malem?"

"Abang pernah liat aku jalan sambil bobo ya? kayaknya waktu hari minggu.. aku kan ngelipet bangau di ruang TV sambil nonton...eh paginya udah ada di kamar," aku bercerita, "pas bangun, kaus kaki masih kepasang, aneh banget, biasanya aku lepas.."

Lantai 13 : A Complicated Diary I ENHYPENWhere stories live. Discover now