Lima Belas. Sweet 17.

730 155 15
                                    

Ada dua tipe perayaan kedewasaan di Indonesia. Ada sweet 17 alias ultah ke-17 yang sudah jadi tradisi di Indonesia. Alasannya cukup jelas, karena warga negara bisa mulai punya KTP dan SIM di Indonesia pada usia 17 tahun. Artinya seorang remaja dianggap dewasa pada usia itu.

Tapi ada juga sweet 16 alias perayaan ultah ke 16, yang kayaknya ngekor ke budaya barat. Aku ga tau alasannya kenapa harus ulang tahun ke-16 , rasanya sih ga ada hubungan dengan kehidupan alami sehari-hari di Indonesia, but that's fine and that's fun.

Orangtua Giselle memakai tradisi ultah ke-17 buat anaknya. Diadakan di sebuah cafe bernuansa modern, dengan acara yang relatif sederhana dan mengundang Mc Sunghoon dari Yuko-Minho.

Hari itu, Jumat malam dan cuaca cerah. Aku mengenakan gaun pesta yang ringan - bermodel flare - selutut - berwarna abu tua -sedikit kemilau-, ber-makeup tipis dan sebagian rambutku digulung ke atas dengan hiasan tiga buah mutiara mungil. Selama 3 bulan terakhir aku berusaha keras belajar makeup dari make up artist Yuko-Minho. Tujuannya biar setiap ada event aku bisa dandan sendiri. Dan hasilnya cukup memuaskan. At least, aku ga harus ngetok apartemen tante Yuko buat minta di-make up-in.

Aku meraih tas selempang kecil dan melangkah keluar menemui Bang Sunghoon yang sedang merapikan rambutnya di depan kaca, posisinya berada tepat di depan kamarku. Dia tersenyum senang melihat bayanganku, yang sudah siap berangkat ke pesta, berdiri di sebelahnya.

Wajah Bang Sunghoon yang biasanya dingin tanpa ekspresi, hari ini berubah menjadi lebih hangat. Memunculkan aura yang membuatnya tampak lebih menarik dari biasanya.

Aku tersenyum geli membayangkan wajah Karina yang histeris ketika pertama kali bertemu dengannya. Wajah Bang Sunghoon kali ini memang seperti Dewa yang tampan paripurna.

Aku mendekat, dengan sentuhan pelan di kedua bahunya aku memintanya berbalik menghadapku

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Aku mendekat, dengan sentuhan pelan di kedua bahunya aku memintanya berbalik menghadapku.

Aku mengamati wajahnya, lalu tanpa bicara apa-apa aku meraih kotak kosmetik di rak kaca. Dia tersenyum tipis ketika aku menyentuh pipinya.

Beberapa detik kemudian aku mulai membubuhkan sedikit cushion dan sedikit bedak di wajahnya, sedikit shading di area mata, merapikan alisnya.
Setelah wajahnya tampak sempurna, dengan ragu-ragu dan canggung aku membubuhkan pelembab bibir tanpa warna ke bibirnya, memulasnya dengan ujung jariku.

Sunghoon kembali memandang wajahnya di kaca dengan puas. Masih tanpa berkata-kata, dia meraih dasi dan memakainya.
Dia berbalik menghadapku, lalu aku secara otomatis membantu merapikan posisi dasi dan kerah kemeja hitamnya dengan hati-hati. Dia lalu memakai sedikit parfum di leher dan nadinya.

Ini benar-benar seperti sebuah permainan tebak pikiran tanpa boleh bicara. Hanya bergerak sesuai kata hati, saling menatap dan tersenyum saja.

Tanpa bertanya Sunghoon meraih tanganku, lalu mengusapkan parfum ke kedua pergelangan tanganku. Dia juga perlahan mengusapkan sedikit ke leherku yang terekspos. Kiri dan kanan.

Lantai 13 : A Complicated Diary I ENHYPENWhere stories live. Discover now