Tiga Puluh. The Masquerade.

436 117 16
                                    

Hari Selasa sore yang cerah,

.
Sore ini adalah waktu pesta Ulang Tahun Lunna. Seluruh kru kembali ke apartemen untuk berganti kostum. Setelah semua selesai berdandan, kami balik ke lokasi pesta. Setiba di sana Jungwon sudah mulai menemani Lunna dan keluarganya. Aku menghampiri mereka, menyapa dan mulai membagikan aksesories dan masquerade nya.

"Mat, Masquerade-nya Lunna yang mana?" Jake tampak kebingungan di tengah-tengah mereka. Mata puppynya membulat dengan lucu. Aku mendekat dan mulai membantu mencarinya.

Sunoo mendeteksi adanya keanehan dan mulai membantu juga.
"Mat, bentuk mask dia beda. Disini kayaknya ga ada." Kata Sunoo.
"Bentuk mask-nya dia lebih panjang bulu-bulunya, terus warna silvernya juga beda."

Aku termenung dan berusaha mengingat semua. Mengingat kapan aku menempel  bulu-bulu di masquerade punya Lunna.

Hari itu kayaknya mask Lunna ditempel oleh Bang Jake. Pengerjaan tertunda gara-gara Bang Jake alergi dan aku mengantar dia ke apartemen. Setelah itu aku balik ke kantor dan mengerjakan hal lain. Malamnya aku malah ke studio bang Heeseung.

Aku auto lupa segalanya karena asik berduaan dengan Heeseung sampai malam di studio. Karena terlalu banyak peristiwa selama beberapa hari ke belakang aku benar-benar mengabaikan masquerade Lunna.

Ini rupanya pekerjaan yang tertunda itu. Hari Minggu aku sudah berusaha keras mengingatnya, tapi yang terlintas cuma soal kemeja Bang Heeseung yang belum dikecilkan aja.

Jantungku auto berdebar lebih kencang dari biasanya. Aku menoleh ke arah Sunoo, dan berbisik, "No, kayaknya aku lupa, masquerade Lunna ketunda waktu itu, belum diterusin nempelnya."

Mata Sunoo membola. Dia pamit pada Lunna, lalu mengajak aku dan Jake menepi ke tempat yang tersembunyi.

"Nuna, maksudnya gimana?" Sunoo bingung, mengamati wajahku yang pucat pasi.

"Sorry No, gue inget kayaknya waktu gatel itu gue lagi nempel punya Lunna." Jake garuk-garuk kepala, "lupa juga ga ngingetin Mamat,.punya Lunna udah beres atau belum."

"Sekarang barangnya dimana?" Tanya Sunoo, dia kelihatan sama galaunya.

Kita bertiga pun jadi sibuk perkara masquerade aja. Aku dan Jake berjongkok membuka kotak-kotak yang ada. Dan masquerade silver itu ternyata ga kebawa.

Dan sejujurnya, baik aku atau pun Jake juga ga ingat masquerade silver itu disimpan di mana.

Kami bertiga berpandangan dan masing-masing berpikir mencari solusi.

Sunoo mendongakkan kepala, menatap ke langit, Lalu dia berkata, "ya udah gini aja, kita pake mask punya Bang Jeki, kasih ke Lunna. Lo juga percuma pake masquerade, Bang. Bengkak-bengkak nanti."

"Oke. Tapi gimana caranya biar keliatan beda, kan ga mungkin mask yang ulang tahun sama bentuknya sama kru pesta?" Aku langsung memindahkan kotak masquerade ke atas meja di halaman belakang.

"Kita tambahin bulunya?" Tanya Jake. Sambil membantu mengangkat kotak lainnya.

"Jangan ngadi-ngadi, Hyung-a,, Kebanyakan. Ntar jatohnya jadi mirip ayam kalkun.."  Omel Sunoo.

Jake mengamati bentuk hiasan masquerade, "yang punya punya kru aja yang dikurangi bulunya. Jadi beda dikit sama dia."

Anak ini kayaknya pengen bilang kalo kru ga usah pake bulu aja. Dia udah muak dengan bulu ayam dan segala aspek yang berhubungan dengannya.

"Bikin pola bunga aja di sisi kiri pake bulu yang kecil-kecil. Tambahin pola mutiaranya." Kataku.

"Lo bawa bulu sama mutiaranya?" Tanya Sunoo pada Jake.

Lantai 13 : A Complicated Diary I ENHYPENDonde viven las historias. Descúbrelo ahora