Dua Belas. Aku dan Kamu.

739 164 26
                                    

Jam 05.00 pagi. Hari Sabtu.

Suasana apartemen ricuh, ribut, gempar, berantakan..
Pesta akan dimulai jam 9 pagi. Seperti biasa, dalam kondisi detik-detik terakhir gini, orang akan berubah jadi ga jernih pikirannya.

Padahal cuma masalah sepele. Sempak Jake ketuker sama sempak Jungwon. Sunoo rebutan tempat ngaca sama Sunghoon. Heeseung dan Jay rebutan kamar mandi gara-gara mulesnya juga kompakan.

Riki tampak ga terpengaruh dengan keributan ga manusiawi itu. Pantesan aja. Dia masih ngorok di atas sana! Di atas bunkbed lantai kedua.

Aku memanjat ke atas, memijak tepi tempat tidur Sunoo, menuju ke ranjang Riki. Menarik-narik kakinya sekuat tenaga. Ga ada pengaruh apa-apa. Aku lalu merangkak mendekat, mencoba menepuk pipinya.

Riki membuka mata dan melotot, "Nuna?!!"

"Bangun Riki, udah jam lima." Kataku.

" Nuna? Nuna emang dari tadi malem bobo di atas sini?" Riki mulai berhalusinasi." Ya ampun, Nunaa... Tau gitu Riki geser dikit dari tadi. "

Ya Tuhan, anak imut ini juga ternyata udah mengenyam pendidikan dasar sebagai calon buaya..

Segulung tisu melayang ke mukanya
"Buruan bangun jangan banyak ngarep!" Teriak Jungwon dari arah bunkbed sebrang. Sama-sama lantai 2. Jungwon duduk menjulurkan kaki kebawah. Dia memenangkan pertarungan dengan Jake. Jadi dia udah mendapatkan sempaknya dan selesai berpakaian duluan. Sementara Jake kayaknya lagi sibuk mencari sempak lain di tempat jemuran.

Sunghoon selesai berpakaian dan merapikan tampilannya, dia kelihatan menggenggam beberapa lembar Cue Card di tangannya. Well, mungkin selain jadi seksi angkut, seksi dekor, dia juga merangkap penanggung jawab acara. Ternyata zombi yang satu ini lumayan keren juga.

Setelah melewati krisis pagi hari dan sarapan di kantor, semua orang kembali pada akal sehatnya. Tante Yuko sudah ada di kantor dan mendadaniku dengan antusias. Membenahi gaunku, menata rambutku dan menambah riasanku.

"Kayak gini nih yang Tante suka, Mata.."katanya sambil memulas perona pipi alias blush on, "..punya anak cewe yg bisa didandanin. Serasa punya boneka Barbie."

Aku terkekeh. Gini deh kalau jadi emak-emak yang anaknya laki semua.
Tapi ternyata setelah itu Tante Yuko juga membenahi tampilan anak-anak yang lainnya. Bahkan Sunghoon sampai dirias dengan foundation, cushion, bedak tabur dan lipbalm.

Setelah itu semua berangkat ke lokasi pesta. Jungwon kembali membawa tas Doraemon-nya, begitu juga dengan Sunghoon, membawa tas hitam yang bentuk dan warnanya mirip tinta cumi-cumi.

Seluruh kru berangkat, terbagi dalam beberapa mobil. Tante Yuko dan Om ternyata datang kesana sekaligus sebagai undangan. Ini memperkuat kecurigaanku bahwa si Pengantin Bangau ini pastilah masih ada hubungan kerabat dengan keluarga mereka.

Setiba disana masih sangat pagi dan suasana masih sepi. Jungwon dan para staf yang ada sudah bergerak menghidupkan lighting dan sound. Sunoo dan Heeseung berkeliling memastikan semua yang dipasang tadi malam masih pada tempatnya.

Jay, om dan tante mengajakku ikut ke ruangan VIP. Tempat dimana pengantin wanita, orangtua dan pengiringnya akan transit. Aku dan Jay merapikan tempat itu sebentar, meletakkan bunga segar dan Mbak Layla mulai men-setting meja sarapannya.

Satu jam kemudian rombongan pengantin wanita datang bersama Make Up Artist-nya. Pengantin wanita tampak jauh lebih cantik dari yang kuingat beberapa hari yang lalu.

Aku melirik Bang Jay, berharap dia ga terpancing emosi lagi. Jangan sampai di tengah event seperti ini dia tiba-tiba nge-bug seperti di tepi lembah Lavender pada 4 hari yang lalu. Atau lebih parah, tiba-tiba ketus dan badmood sampai event berakhir siang nanti.

Lantai 13 : A Complicated Diary I ENHYPENWhere stories live. Discover now