Dua Enam. K-I-T-A

600 122 20
                                    

Masih Hari Minggu,
Hujan lebat mengguyur kota

.

Mendengar kata-kata dari Om MinHo, Jay kelihatan ter-kamcagiya.

Dia nge-bug sebentar buat menyelesaikan loading-nya, tapi setelah itu langsung membungkuk dengan sopan.
"Terimakasih, Om MinHo.. dan Tante Miska.. Jay akan jaga Matahari sebaik-baiknya."

Aku refleks menoleh tajam kearahnya. Jay melirik sambil menyunggingkan senyum.

D-dia ngomong apa?!
Kok malah nerima? Bukannya dulu pernah trauma dengan perjodohan? Katanya perjodohan bikin perasaan dia serasa cuma jadi peralatan aja..

"Yaa!!?" Heeseung menatap marah pada sepupunya.

Aku menghela nafas kasar dan menendang kaki Heeseung di bawah meja. Kenapa sih dia mesti teriak-teriak segala? Bikin orang curiga aja.

Tetiba aja Om MinHo ga sanggup lagi menahan ekspresi wajahnya yang serius.

Dia mendadak menyemburkan tawa sambil berkata,
"Bercanda Maaattt, bercanda ..!
Jangan terlalu serius,
mari kita hadapi bersama setiap masalah yang ada dengan tawa.."

Om MinHo meneguk kopinya, "Om ini bukan Oma, yang seneng jodoh-jodohin ponakan seenaknya. Lagian kalian masih pada kuliah juga..."

Dia lalu terkekeh dan terbatuk-batuk karena air kopi.

Sementara Jay malah terbahak sambil menutup matanya.

Aku menghembuskan nafas lega, sambil nekat menginjak kaki Jay kuat-kuat. Ini adalah tindak kekerasan kedua yang aku lakukan padanya.

Heeseung menatap ayahnya dengan tatapan ga percaya.

"Appa? Appa tau kalau ini bukan waktunya becanda?"

Om dan Bang Jay malah makin keras tertawa. Melihat Heeseung yang mukanya udah kek pengen makan meja.

Bener-bener ya ini Om sama ponakan, kompakan usilnya!

Heeseung lalu kembali pada akal sehat dan berkata,"maksudnya.., kita kan baru bicara tentang perjodohan yang ga berhasil dengan baik. Masa kita mau ikut-ikutan kayak gitu?"

Dia ngeles.

***

.

Hari Minggu malam
Jam 22.00

Hanya Tuhan yang tahu kapan Sunoo akan menghentikan per-babu-an ini. Wajahnya yang lembut dan tampan, selama berjam-jam berubah jadi menakutkan.

Cuma Riki yang bisa dapet dispensasi dan boleh rebahan di ruang multifungsi. Seperti biasa dia ga mau disuruh tidur di apartemen sendirian, dan memilih tidur di antara tumpukan barang. Mendengarkan keributan Hyung dan Nuna-nya sampe ketiduran.

Undangan yang dikemas tinggal sedikit lagi, Jay dan Heeseung ikut duduk disitu dan membantu. Suasana kerja terasa hening dan damai karena Jungwon udah ga sanggup lagi membuka mata. Dia ketiduran dengan posisi telungkup di meja.

 Dia ketiduran dengan posisi telungkup di meja

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Lantai 13 : A Complicated Diary I ENHYPENWhere stories live. Discover now