6

8.4K 1.1K 8
                                    

Tok.. tok..

Valery merasa seseorang mengetuk pintu kaca branda kamar nya, ia berlari dari tempat tidur menyikap gorden dan menemukan teman kakak nya berdiri disana dengan senyum cerah.

"Apa kau lakukan disini?" Tanya Valery ia membuka pintu dan merasa aneh karena kemunculan laki-laki ini, bagaimana pun kamar nya berada di lantai 2.

Apa dia datang dengan memanjat?

"Sulit untuk bertemu denganmu semenjak hari itu, jadi aku memanjat kesini." Katanya.

Valery mengedip untuk sesaat ia merasa seperti berada di sebuah filem yang kalau tidak salah bertema Romeo dan Juliet. Ew, itu menggelikan.

"Kau akan ada dalam masalah jika seseorang melihatmu datang kemari." Valery melihat kearah pintu yang tertutup, seharusnya Jenny dayang pribadi Valery datang untuk membawakan sarapan.

"Tidak masalah aku akan segera pergi," sebuah boneka kelinci berada tepat di wajah Valery. "Aku datang membawakan ini."

Valery menerima boneka sebesar kepala nya itu dengan bingung. Mengapa harus repot-repot membawakan nya benda ini?

Walaupun merasa aneh Valery tetap berterimakasih meski dengan setengah hati. "Terimakasih..."

"Kau tidak suka ya?"

"Aku suka, tapi ini untuk apa?"

Kedua bahu Javier terangkat acuh. "Boneka itu mengingatkan ku padamu. Kukira anak seumuranmu suka boneka jadi kuberikan saja."

Valery memperhatikan bulu boneka itu yang terasa lembut, ketika sadar dengan kedua mata boneka itu Valery membelak. Ini adalah berlian merah yang langka.

"Ini ... Kau bercanda?"

"Aku meminta seorang pengerajin untuk memasangkan nya, warna nya mirip dengan kedua matamu."

"Oh ... Kau sangat aneh." Valery tidak pernah mendapatkan hadiah dikehidupan pertama nya, sampai tiba hari ini membuat nya merasa tidak nyaman karena terasa berlebihan.

"Kau lupa jika aku adalah kerabat kekaisaran?" Kata Javier kini membungkuk pada Valery dengan senyum miring. "Bagaimana apa kau tertarik menjadi putri?"

Laki-laki ini pasti sedang mengigau, bagaimana bisa dia mengira sogok kan kecil seperti ini bisa merayu Valery untuk masuk ke dalam mulut singa.

"Tidak." Tanpa ekspresi Valery menolak penawaran itu bahkan mundur beberapa langkah kebelakang untuk mengindari Javier.

"Kau tidak suka kemewahan?"

"Jika itu istana, jawabanku adalah tidak." Valery terlalu malas untuk meladeni teman kakak nya ini, ia bosan dengan tawaran gila yang selalu berdenging ditelinganya.

Suara pintu diketuk dan suara diluar berusaha membangunkan Valery, ia menoleh sekilas dan kembali bertatapan dengan Javier yang masih santai di tempat nya.

"Kau tidak pergi?"

"Buru-buru sekali mengusirku Lady kecil."

"Kau benar-benar akan mati jika Ayah menemukanmu disini."

"Senang mengetahui jika Lady kecil menghawatirkan ku." Valery tidak bicara apapun lagi dan hanya mendorong tubuh itu mundur hingga di ujung beranda. Untuk sesaat Valery tersenyum manis lalu tanpa perasaan mendorong tubuh Javier hingga jatuh kebawah.

Seharusnya ini telah menjadi percobaan pembunuhan terhadap kerabat kekaisaran, tapi menurut Valery laki-laki semacam Javier tidak mungkin untuk mati meskipun ia mendorong nya dari lantai dua seperti ini. Mungkin beberapa engsel yang bergeser lebih memungkinkan dibandingkan kematian, kecuali dia menjadikan tengkorak kepala nya untuk mendarat itu cerita lain.

Lullaby Of The Sorrow Where stories live. Discover now