46

1.7K 268 3
                                    

Valery menatap punggung pria yang terus menjauh itu, dia tidak pernah bergaul dengan banyak bangsawan selama ini dan hanya bergaul dengan Javier serta Margaretha. Gadis-gadis di pesta teh itu hanya sekedar formalitas jadi Valery hanya mengenal sebagian dari mereka.

Pemuda bangsawan yang datang ke pesta kekaisaran juga tidak ada yang berani mendekati nya, jika Javier ataupun Vincent berada dalam radius 10 meter dari nya. Seolah-olah dua pria itu selalu menguarkan aura mengancam terhadap pria-pria ini.

Kecuali Edric dan Alex yang sudah Valery kenal sejak kecil, tuan muda Houston itu sama sekali tidak gentar dengan tatapan tajam Javier pada nya dan tetap mengobrol bersama Valery.

Namun, sekarang orang-orang tidak ada disisinya karena pilihan Valery. Dia tidak punya waktu untuk memikirkan hal-hal seperti ini disaat seharusnya dia menikmati waktu jalan-jalan ini.

Sebelumnya dia harus mengenali tempat-tempat ini lebih dulu karena itu Valery berjalan-jalan. "Nixie kau kemari dengan siapa?"

"Paman itu.." Valery mengikuti arah telunjuk Nixie dimana seorang kstaria yang kemarin yang menjaga nya yang membawa Nixie kemari. Hari ini Valery bisa melihat wajah nya tanpa tertutup oleh jubah, dia berpenampilan seperti penduduk Phoenix.

Rambut pirang nya tertimpa cahaya matahari dan kedua mata coklat nya memandangi Valery malas. ASebenarnya penampilan nya sangat kurang ajar dan menyebalkan. Entah mengapa Vincent harus menyisipkan yang satu ini untuk pergi bersama nya tapi dia tidak mau mengeluh lebih lama.

Mereka pergi menggunakan kereta menuju pantai yang terletak di teluk, ada sebuah villa milik seorang count yang disewa oleh Valery. Valery memutuskan untuk tinggal disini selama beberapa waktu setelah jatuh cinta dengan pemandangan lautan yang dia lihat untuk pertama kali.

Angin dingin yang mengenai kulit nya membuat nya merinding tetapi desiran ombak membuat nya merasa santai. Pasir halus berwarna cream itu terasa lembut meskipun ini agak aneh karena Valery tidak membiarkan kaki nya tanpa alas sepatu.

Jika para pelayan duchy melihat keadaan nya sekarang mereka semua akan berteriak dan memaksa nya menggunakan mantel. Ini seperti bentuk kebebasan yang aneh tapi dia menikmatinya.

Hari-hari selanjutnya masih setenang hari pertama dia menginjakan kaki ditempat ini. Tetapi hari ini dia mendapati bahwa para ksatria pendamping nya pergi menuju kekaisaran dan hanya meninggalkan si pirang.

Pada akhirnya Valery memutuskan akan mengirimkan surat kepada Vincent yang menyatakan bahwa dia baik-baik saja, pada surat itu dia juga mengatakan bahwa dia senang berada ditempat ini.

Seekor burung merpati menyampaikan pesan nya menuju kekaisaran dimana Vincent tengah berada di sebuah wilayah dengan wajah tertekuk, ekspresi itu cocok dengan tubuh nya yang bersimbah darah. Bagaimana tidak adik nya sudah berada di Phoenix selama 2 minggu dan perkerjaan sialan ini masih juga belum terselesaikan.

Beberapa wilayah yang terkena wabah belum juga terselesaikan sepenuhnya kini keberadaan mutan yang entah dari mana asalnya mulai muncul dan menyebarkan kengerian untuk penduduk desa.

Binatang yang bermutasi seperti makhluk-makhluk aneh yang cocok untuk disebut sebagai monster. Mereka memiliki kekuatan yang besar tetapi cukup lambat untuk bergerak.

"SIALAN! MEREKA INI TIDAK ADA HABISNYA!" Maki Vincent ketika membelah tubuh seekor monster yang berniat menerkam nya. Disisinya Edric berkali-kali melakukan penyucian pada tanah itu hanya bisa menaikan sebelah alis nya.

Mereka sudah kelelahan tetapi makhluk-makhluk itu terus saja bangkit dan beregenerasi. Seperti kehidupan tidak pernah ada dalam tubuh mereka.

Seekor merpati muncul di langit dan seketika monster-monster itu seperti mematung. Vincent terpaku mereka telah bertarung berhari-hari dengan monster-monster ini dan hanya dengan keberadaan seekor merpati mahluk itu langsung mati?

Lullaby Of The Sorrow Where stories live. Discover now