45•

2K 279 7
                                    

Valery menatap keluar jendela kereta yang kini telah menjadi hobi nya semenjak Vincent memutuskan agar mereka pergi piknik. Tidak ada seorang pun yang menganggu kenyamanan nya setelah orang-orang yang menjadi duri dalam daging itu dimusnahkan beberapa hari lalu.

Namun, terkadang ada saat dimana Valery merasa sesuatu masih terasa mengganjal untuk nya. Tapi dia sendiri tidak merasa yakin karena tragedi yang pernah ia lihat itu hanya sebuah ilusi atau kenyataan.

Dipangkuannya Nixie duduk dengan tenang sambil memeluk boneka kelinci bermata permata yang pernah diberikan Javier padanya. Dulu mungkin dia tidak sadar bahwa ada sesuatu disini, tetapi karena sekarang ia jauh peka pada kekuatan magis. Valery tahu ada sesuatu yang disembunyikan di permata ini.

Pada saat itu ketukan di jendela terdengar, seorang ksatria mengetuk kaca. "Ada apa?" Tanya Valery. Ini masih setengah dari perjalanan mereka menuju wilayah Phoenix.

Sebelumnya Vincent memiliki perkerjaan yang tidak bisa dia lewatkan sehingga dia mengirim Valery untuk berangkat lebih awal sementara dia akan menyusul setelahnya. Namun keberadaan ksatria kekaisaran ini agak aneh untuk nya.

"Tuan muda menitipkan ini kepada saya." Valery menerima surat tersebut kening nya berkerut samar, informasi yang ditulis oleh Javier pada surat ini membuat nya terkejut. Beberapa kali tatapan Valery berganti-ganti antara surat dan sang pengirim, seolah-olah memahami orang itu hanya mengangguk singkat.

Kstaria itu membungkuk lalu pergi kembali kek kekaisaran setelah memberikan pesan tersebut kepada Valery.

Valery membaca surat itu, menatap barisan kata yang ditulis dengan indah pada setiap goresan nya. Bulir air mata mengalir dari kedua bola mata yang tampak kosong itu, dada Valery teremas ketika mengetahui bahwa bukan ia satu-satunya yang mengingat kehidupan mereka sebelum nya.

Perasaan khawatir serta rasa takut yang selama ini mencengkram nya mengendur dan hilang sepenuhnya. Sekarang satu-satunya yang harus Valery luruskan ada hubungan nya dengan laki-laki ini. Alasannya tetap dekat dengan Javier karena dia takut bahwa Uriel akan menggunakan nya untuk menghancurkan keluarga nya. Namun, sekarang gadis itu sudah mati tidak ada lagi alasannya untuk terikat padanya.

"Aku tidak percaya ini..."

“Aku minta maaf untuk apa yang telah terjadi diantara kita sebelumnya. Dua kehidupan ternyata tak bisa membuatku berhenti bersikap egois dan berakhir menyakitimu. Nikmatilah perjalananmu dan kembalilah pulang ketika kau sudah merasa cukup melihat dunia seperti yang selama ini kau inginkan."

Valery mengulurkan tangan nya keluar jendela sesaat kemudian kertas itu melayang dan terbakar habis di udara.

Tangan-tangan mungil memeluk perut nya erat membuat Valery merunduk dia melihat bahwa Nixie tengah menatap nya dengan sedih. Kedua mata abu-abu itu sangat mirip dengan milik Javier, tampak ingin menangis. Valery tertawa dia mengusap mata nya dan memeluk Nixie erat.

"Aku baik-baik saja Nixie."

Valery tidak pernah berencana untuk menikah tetapi entah mengapa bersama Nixie hati nya dengan cepat luluh. Entah karena dia menyerupai penampilan fisik Valery serta Javier, atau karena ada mana milik nya pada bayi ini.

"Bagaimana jika kau memanggilku Ibu?"

"Buu....!"

Nixie berbinar mungkin karena selama ini Valery agak menjaga jarak dengan nya.

Ini akan jadi perjalanan yang panjang karena itu mungkin akan lebih baik jika Valery mulai membuka hati nya untuk sesuatu. Walaupun Margaretha menentang keras keputusan nya untuk memiliki anak, tampak nya dia bisa merawat Nixie dengan baik.

Lullaby Of The Sorrow Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz