42

3.6K 505 20
                                    

Saat membuka mata nya Valery telah berada disebuah sangkar besar, pakaian nya telah berganti dengan sesuatu yang tidak bisa disebut sebagai baju. Ini lebih mirip kain yang dililit untuk menutupi tubuhnya.

Para wanita diluar sangkar besi itu melihat nya dengan kasihan lalu keluar begitu saja.

Valery duduk diam disana, otak nya masih mengolah kejadian barusan dimana penjaga tadi membekap mulutnya lalu ia pingsan dan sekarang dia akan dijual.

Sikap nya yang santai membuat para budak wanita yang berada di sangkar besi lainnya bingung. "Kenapa kau tidak panik?"

Valery melirik nya sebentar lalu kembali fokus pada rantai yang melingkari kaki nya. "Kenapa aku harus melakukannya?"

"Kau tidak sadarkah akan segera dijual saat puncak lelang ditengah malam?" Wanita itu shok saat Valery memakan anggur yang disediakan di dalam sangkar nya.

"Aku tahu, tapi aku malas untuk bereaksi heboh." Valery menguap dia meringkuk sambil memeluk lutut nya. Wanita itu telah menganggap Valery gila sekarang jadi dia memilih untuk diam dan tidak berkata apapun lagi.

Diam-diam Valery menghitung jumlah budak disana, dia sengaja berpura-pura tidur agar tidak menjadi pusat perhatian.
Dari celah pintu yang dilewati wanita-wanita barusan ia tahu ada sekitar 3 ruangan dengan isi budak wanita di lantai ini.

Seseorang memasuki ruangan, suara langkah sempoyongan serta aroma alkohol. Tetapi ada suara jernih lainnya.

"Ah aku baru saja mendapatkan satu burung yang memiliki kemiripan dengan putri Duke. Walaupun orangku berkata bahwa rambut dan warna mata nya hitam tetapi dia sangat cantik." Kerangkeng nya bergerak terbuka, "Dia akan menghasilkan banyak pundi-pundi uang untuk rumah lelang ini."

Sesuatu bergerak menyentuh rambut Valery menyingkirkan nya. Gerakan nya lembut seperti tidak ingin membangunkan Valery. "Dia benar-benar mirip dengan Lady Rothesay." Suara nya dalam tetapi jernih. "Kenapa dia tidak sadar?"

"Oh mungkin pengaruh dari obat tidur yang diberikan orangku."

Siapa itu Valery tidak bisa mengenali suara nya. Tetapi ada sebuah energi yang akrab mencoba melingkupinya.

"Duke sialan itu benar-benar rakus, dia mengakusisi wilayah Earl Gray telah susah payah kita cuci otak. Bahkan kini tambang tersebut telah dikelola oleh bangsawan tidak dikenal!" Teriak Baron Erneil marah sampai suara tangisan anak-anak terdengar. "DIAM BERHENTI MENANGIS!"

"Tutup mulut kotormu Baron Erneil, burung cantik ini akan terbangun karena terkejut." Suara itu tenang namun memperingati sampai-sampai Baron Erneil menjaga sikap nya.

"Anda menyukai nya?"

"Ya, aku menyukainya." Tangan Valery diraih dengan perlahan ia merasakan sesuatu yang lembut menyentuh permukaan punggung tangan nya. Seperti bekas ciuman.

Kini suara Baron Erneil gelisah. "Ah saya akan memberikan burung lain untuk anda. Sekaligus sebagai pengorbanan untuk malam Thysia."

Sentuhan itu menghilang saat pintu krangkeng di kunci kembali dan suara-suara sebelum nya menjadi samar dan hilang. Dua orang itu sudah pergi, Valery bangkit dengan nafas sesak energi tadi sangat pekat seperti akan menghancurkan jantung nya.

Pria tadi tidak ingin membunuhnya tetapi mengetesnya, karena hanya pemilik kekuatan ilahi yang akan bereaksi jika terpapar dengan energi tersebut.

"Hei kau pasti baru ketakutan karena bertemu dengan pemilik lelang ini." Wanita itu berkata prihatin. Baron Erneil adalah manusia yang menjijikan yang tidak segan untuk memukuli wanita jika dia tidak berada dalam suasana hati yang baik.

"Katakan padaku berapa jumlah budak yang diculik kemari?" Tanya Valery tidak sabar.

"70 orang itu sudah termasuk dengan laki-laki dan anak-anak."

"Dimana saja mereka disembunyikan?"

"Laki-laki dan perempuan diletakkan diruangan terpisah, seperti nya di lantai bawah. Kita beruntung memiliki fisik yang baik sehingga ditempatkan diruangan yang bersih."

Beruntung? Sadarkah bahwa mereka hanya dianggap sebagai burung bukan nya manusia.

Valery melihat anak yang berjuang menahan tangisan nya tanpa ada yang berusaha untuk menenangkan. Dia jadi teringat dengan Margaretha dan dirinya yang juga pernah terkurung ditempat yang jauh lebih buruk dari ini.

Tetapi Margaretha mau merawat Valery yang pada saat itu telah menyerah lada hidupnya. Valery mengulurkan tangan nya keluar dari kerangkeng ke sangkar besi lainnya.

"Makanlah ini." Kata Valery memberikan anggur nya pada gadis kecil itu.

*****

Cukup lama hingga para penjaga sebelum nya kembali dan menutup sangkar besi itu dengan kain. Valery masih mengikuti alur saat sangkar itu bergerak. Dia bisa melihat cahaya dari luar melalui kain hitam ini.

Pria yang menjadi pembawa acara lelang ini memberikan pengumuman. "Saya memiliki burung yang sangat indah didalam sangkar ini, salah satunya sangat mirip dengan gadis yang akhir-akhir ini sangat diagung-agungkan karena menjadi anak kesayangan Dewa."

Audiens yang hadir langsung tenang mendengarkan mereka tahu siapa yang pria itu maksud. "Ya burung ini sangat mirip dengan putri Duke Rothesay yang menawan itu." Seketika para bangsawan heboh menuntut agar kain itu dibuka.

"Kami akan membuka harga awal senilai 300 gold." Bangsawan lain protes karena harga yang terlalu mahal untuk seorang budak wanita. "Tidak, anda sekalian akan berubah pikiran saat melihat nya. Nah ini dia.."

Tirai itu dibuka menampilkan sosok cantik berambut hitam yang benar-benar mirip dengan putri Duke.

Dari tempat nya Valery bisa melihat bahwa nona Cristin menganga dan panik tidak tahu jika Valery akan menjadi budak yang dijual.

Harga yang diberikan padanya itu lumayan mahal karena biasanya para budak hanya dihargai 50 gold.

Dan Javier pria itu mencengkram kursinya erat sambil menatap nya lekat. Valery berpura-pura tidak melihat nya dan duduk dengan santai sambil memeluk dirinya sendiri yang mulai kedinginan.

"500 gold!" Nona Cristin memulai.

Para bangsawan lain mulai menyambar dengan nominal tinggi.

"Oh! 500! Siapa lagi yang akan menawar?"

Nilai Valery makin naik hingga menyentuh angka 1 juta gold. Dan masih belum berhenti karena semua orang berperang untuk mendapatkan nya.

Nona Cristin kalah diangka 1 juta dan sepertinya mulai mengatur bawahan nya untuk menjegal siapapun bangsawan yang mendapatkan Valery ditengah jalan.

"2 juta." Seorang pria dengan warna rambut pirang memberikan tawaran tertinggi.

Pembawa acara itu terkejut, "2 juta gold! Adakah lagi yang menjatuhkan penawaran?"

"3 juta." Kini Javier yang berbicara.

Lagi-lagi pria pirang tadi mengangkat papan nya. "4 juta gold."

Javier terkekeh pelan, orang ini benar-benar sengaja mengajak nya bertarung. "6 juta!"

Kini bangsawan lain nya saling berpandangan menyaksikan dua orang memberikan penawaran paling gila. Uang sebesar itu bisa membeli 3 buah pulau.

"7 juta."

Valery telah menutup aliran mana nya jadi sulit untuk menyadari bahwa dia benar-benar Valery yang asli. Tapi kenapa Javier sampai bersikap seperti ini jika dia tidak merasa yakin?

"50 juta gold!" Javier mengakhirinya penawaran itu seketika. Lalu pria itu berjalan kearahnya, aliran mana yang berwarna keemasan itu melingkupi Valery sebelum ia berhasil menghindar.

Pada saat itulah rambut nya hitam nya kembali berwarna perak dan kedua netra nya menjadi merah kembali. Semua orang terkesiap ditempatnya para ksatria kekaisaran muncul dan memblokir jalan keluar menggunakan pedang mereka.

Lullaby Of The Sorrow Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang