9

7.4K 1K 10
                                    

Tenang dan damai, udara terasa lebih sejuk dan tidak menusuk lagi. Tubuh nya seperti tengah berbaring diantara gumpalan awan karena setiap sendi tubuh tidak lagi menjerit kesakitan.

Hal yang pertama kali ia lihat adalah kegelapan, sepertinya ia tengah berbaring disebuah ranjang. Ia berusaha menarik dirinya untuk bangun hingga mendesis kesakitan, langkah kaki mendekat disertai dengan cahaya yang tiba-tiba muncul dari kelambu yang terbuka.

Pada saat itulah Valery bisa melihat tubuh nya dengan lebih jelas, banyak perban dan sepertinya mata kanan nya ditutupi oleh perban juga.

Disana Ayah dan kakak nya menatap nya dengan mata yang terluka. Kakak menyambar tubuh nya, memeluk nya erat tanpa menyakiti nya. "Maaf telah lengah menjagamu, maaf juga karena telah terlambat menemukanmu." Kakak nya berkata dengan serak, pundak nya basah seperti nya oleh air mata.

Valery ganti menatap Ayah nya, Ayah ada adalah orang paling terluka. Kehilangan istrinya dan kini harus melihat keadaan putri nya yang tidak berdaya. Tak ada yang bicara lagi ketika hanya pelukan yang menemani.

***

Mereka baru menyadari jika sejak awal Valery tidak breaksi pada apa yang mereka lakukan, tidak ada sorot kesedihan bahkan tangisan. Hanya ada kekosongan yang kelam dimatanya.

Bahkan kini Valery tidak lagi berbicara, mereka mengira jika ada masalah pada pita suara nya mengingat saat dibawa kembali Valery memuntahkan darah. Tapi tidak, luka bagian dalam Valery sudah diobati menggunakan kekuatan ilahi dari keluarga kakaisaran. Yang artinya Valery lah yang menolak untuk berbicara.

Sekarang Lady kecil yang biasanya ramai kini lebih seperti manekin cantik yang bernyawa.

Karena tidak bisa berjalan setelah kaki kanan nya patah dia selalu dibawa ke taman menggunakan kursi roda. Dengan pengobatan dan perawatan yang baik bekas luka mulai memudar. Tinggal memulihkan kaki dan mata Valery.

Kali ini yang menemani Valery ada Duke karena Vincent tengah berada di lapangan untuk pengajaran. Melihat putri nya yang hanya diam, ia berjongkok di depan nya meraih tangan nya seperti seorang kstaria yang menerima sumpah.

"Valery, Ayah tahu ini sulit untuk kita semua. Ayah juga mengerti jika kau merasa sangat kesakitan, tapi tolong jangan tinggalkan Ayah ... Tidak ada lagi yang tersisa untuk Ayah jika kau ikut pergi." Ayah menggenggam tangan itu, Valery memandang nya. "Ayah tak punya apa-apa lagi selain kamu dan Vincent. Tujuan hidup Ayah hanya untuk melihat kalian tumbuh dengan baik. Jangan minta Ayah untuk melepaskanmu lagi."

Diawal-awal perawatan Valery kondisi nya tidak membaik. Ada saat dimana Valery mengalami guncangan sehingga dia akan menjerit-jerit ketakutan. Sampai suatu ketika saat Valery sudah tidak tahan dengan mimpi buruk dia memohon pada Duke. "Ayah biarkan aku pergi, ini sakit sekali."

"Ayah Ibu baik-baik saja? Mereka mengatakan tubuh Ibu akan dimakan oleh serigala hutan."

Jadi ini yang dikatakan para sampah itu sampai membuat Putri nya menjadi seperti ini. "Ibu baik-baik saja, sangat cantik dan utuh."

Kata-kata itu membuat Valery tampak lebih hidup seperti ada yang menarik nya keluar dari kegelapan.

***

Berkat Javier yang menemukan Valery larangan nya untuk datang ke mension dihapuskan, walaupun begitu laki-laki itu tetap hanya berdiri jauh sambil mengamati keberadaan Valery.

"Kenapa tidak kau hampiri? Dulu kau ngotot sekali ingin bertemu dengan nya." Ujar Vincent sambil bersandar pada pilar hari ini Valery kedatangan tamu dari Earl Shopia, awal nya mereka mengira dia akan menolak tapi ternyata tidak. Valery menerima kedatangan gadis ringkih itu disekitarnya.

"Aku takut dia hanya akan melihatku dengan kosong seperti terakhir kali." Perasaan nya selalu aneh saat mengingat tatapan kosong itu, tatapan yang tak memiliki keinginan untuk hidup.
"Aku ingat gadis itu, dia Lady Margaretha kan?"

"Ya, kau bilang dia yang merawat Valery di tempat sialan itu." Vincent sudah melihat secara langsung tempat disekap nya Valery dan selalu merasa buruk ketika membayangkan keadaan adik nya saat itu. "Mereka berniat membunuh nya dengan perlahan-lahan. Sampah biadap."

"Kau kan sudah membalas nya dengan membiarkan tubuh orang-orang itu dikuliti hidup-hidup. Ini sudah hari ke 20 kan?"

"Ya, seharusnya sekarang pengerajin kulit itu sudah sampai di leher dan wajah."

Vincent memerintahkan pengerajin kulit yang tersandung kasus kanibalisme untuk menguliti para bandit itu dimulai dari ujung kaki hingga kepala.

"Earl Shopia itu hanya nama nya saja kan? Keluarga itu sudah hancur sejak terlilit hutang. Putri nya diculik saja Earl sama sekali tidak melakukan apa-apa." Javier dapat melihat bahwa Valery cukup membuka hati nya untuk gadis bernama Margaretha itu. "Ambil saja dia, letakan di dekat Valery sebagai pelayan pribadi. Aku curiga dengan ekonomi nya Earl akan bertindak gila dengan menjual Putri nya."

Vincent membenarkan kata-kata itu, selama ini Valery selalu menolak untuk bergaul dengan siapapun dan kini semakin menutup diri setelah semua yang terjadi. Akan lebih baik jika ada anak perempuan lain yang seumuran dengan nya untuk menemani nya.

"Setidaknya Valery harus memiliki seorang teman yang berada disisinya."

***

Setelah hari itu Valery dikejutkan dengan keberadaan Margaretha yang mengenakan kostum pelayan. Gadis manis itu terlihat senang ketika menunjukkan nya pada Valery.

"Duke membiarkan aku tinggal di paviliun dengan memperkerjakan aku sebagai pelayan pribadimu. Aku juga diberikan gaji yang besar, nanti setelah aku dapat gaji pertamaku. Aku akan membelikanmu hadiah."

"Apa?"

"Kau kaget kan? Karena itu mulai hari ini aku akan merawatmu sepenuh hati Lady kecil. Aku bisa menemanimu." Margareth sangat senang bertemu dengan Valery, semua hal baik dalam hidup nya karena gadis kecil ini. Dia bisa keluar dari penjara itu setelah putus asa, lepas dari keluarga nya yang gila.
Walaupun dia merasa ikut berduka dengan apa yang menimpa Valery pada saat itu juga Margaretha berjanji untuk menjaga nya.

"Ini waktunya untuk mandi, ayo-ayo. Kau harus cantik untuk pergi kesuatu tempat hari ini."

Tubuh Valery diangkat oleh tangan kurus itu menuju bak mandi, Valery sendiri merasa heran dari mana asal nya kekuatan itu. "Mengangkatmu itu bukan apa-apa, dulu aku harus mencuci semua sprei di mension karena kekurangan pelayan." Katanya.

Menuangkan ekstrak bunga mawar, Margaretha membasahi rambut Valery lalu memberikan nya shampo dengan resberry sambil menyisir nya.

"Lihat luka-luka itu sudah memudar, tidak apa-apa Valery. Anak kecilku yang manis, berbahagialah dunia tidak selamanya kelam. Matahari akan bersinar, mimpi buruk telah usai ... Ayo buka lembaran hidup baru bersama kami."

Entah mengapa kata-kata sederhana itu mampu mengetuk hati nya, tapi kali ini Valery benar-benar menangis melepaskan bayangan tentang kematian ibunya dan rasa bersalahnya. Mungkin karena mirip seperti apa yang dikatakan Ibunya terakhir kali.

Margareth tetap berada disana mengawasi Valery masih menyisir rambut panjang nya.




Lullaby Of The Sorrow Where stories live. Discover now