43

3K 471 17
                                    


Javier berdiri diam dihadapannya, tangan-tangan nya terulur untuk menghancurkan sangkar besi itu dengan mudah. Dia menunduk untuk melihat nya, ekspresi nya datar dan tidak ada emosi yang jelas disana.

Sesuatu jatuh di atas kepala Valery, jas luar milik Javier yang menutupi tubuh nya. "Apa yang kau lakukan disini Valery?" Suara nya terdengar rendah tetapi Valery menciut dibawah tatapan nya. Dia tahu dari mata hitam yang menatap nya tajam itu bahwa sekarang Javier sangat-sangat marah pada nya.

"Aku, ingin menguak pekerjaan kotor Baron Ernel." Sahut Valery pelan. Pegangan nya pada jubah itu mengerat, merasa terancam dengan Javier. Baru hari ini benar-benar merasa takut pada Javier yang bahkan hanya menatap nya lekat.

Javier berjongkok, mengangkat dagu Valery agar menatapnya. "Apa yang kau lakukan hingga terkurung dengan pakaian seperti ini?"

"Javier, aku ... Ini bukan bagian dari rencanaku."

"Lalu?"

"Tadi saat aku keluar sebentar penjaga diluar tiba-tiba membawaku paksa dan saat terbangun aku sudah seperti ... ini."
Cengkraman Javier pada dagu nya mengencang sampai Valery meringis merasakan sakit. "Javier sakit!"

Javier mengatupkan rahangnya lalu melepaskan tangan nya, dia berbalik dan memberikan perintah dengan lantang. "Seret Duke Ernel dan orang-orang yang berkerja sama dengan nya ke penjara bawah tanah dan kurung dia sampai dilakukan pemeriksaan lebih lanjut!"

Para bangsawan lain ditahan ditempat itu hanya dapat berlutut, mereka tidak tahu bahwa Baron Erneil benar-benar akan menculik Putri Duke. Diam-diam mereka memaki Baron Erneil karena menyeret mereka dalam masalah yang melibatkan Pangeran Javier.

Javier menggendong Valery dan sempat tertunda karena rantai yang mengikat pergelangan kaki nya. Javier menghancurkan benda itu mengunakan aura. Semua ksatria dibawah ajaran militer Duke Rothesay dapat mengendalikan aura dan itu termasuk Javier.

Jujur Valery tidak mengenali Javier dalam sisi ini. Orang yang tidak menaikkan nada bicaranya hampir kehilangan kontrol dirinya karena marah.

"Tahan mereka semua yang hadir ditempat ini sampai aku mengurusnya besok."

Para ksatria merinding merasakan aura tuan mereka dan merasa kasihan pada lady lembut yang meringkuk ketakutan itu.

*****

Teleportasi yang dilakukan Javier membawa mereka ke kamar pria itu. Javier menjatuhkan tubuh Valery diatas ranjang dan mulai membuka kancing kemeja nya satu persatu. Menunjukkan otot tubuh nya yang terbentuk dengan baik akibat pelatihan keras selama bertahun-tahun.

Valery bersingut mundur merasakan peringatan. "Kenapa kau takut sekarang? Tadi kau terlihat tenang sekali di sangkar emas itu." Javier melemparkan kemeja nya sembarangan dan merangkak menuju Valery yang ketakutan. "Tidakkah kau sadar apa yang mereka pakaikan padamu sekarang?"

"Javier ... Apa yang mau kau lakukan." Suara Valery gemetar dia berusaha menjauh mana nya ditekan oleh milik Javier.

Javier tertawa, dia mengurung Valery dibawahnya, tubuh gadis itu begitu mungil dibandingkan tubuh besar nya. "Aku sudah membelimu senilai 50 juta gold. Aku hanya akan mempraktekan kepadamu apa yang akan dilakukan bangsawan cabul itu ketika berhasil membelimu."

Javier makin gila saat membayangkan bahwa bangsawan disana telah memiliki fantasi aneh pada wanita nya.

Valery berusaha mendorong Javier, usaha nya sia-sia saja karena pria itu tidak bergerak sedikit pun. "Kau bicara apa sih! Menyingkirlah!"

Bagian belakang kepala Valery ditahan oleh Javier, teriakan nya dibungkam oleh ciuman. Lidah nya yang panas menerobos masuk ke melalui bibir Valery yang terbuka, saat ia mencoba berteriak.

"Heuk .... Ja-javier!"

Ciuman itu beralih pada rahang nya, membiarkan Valery untuk mengambil napas sebanyak mungkin. Javier mengigit daun telinga nya dan meninggalkan jejak basah dari jilatan yang membuat Valery menggigil.

Javier sama sekali tidak membiarkan nya untuk melepaskan diri, setiap kali ia berusaha untuk bertariak maka dia akan memasukan lidah nya untuk membungkam Valery.

Javier beralih pada leher Valery meninggal bekas-bekas ciuman pada leher jenjang nya, pria itu bergerak menuju tulang selangka Valery merasakan dan mengigit dengan frustasi. Nafas Valery terengah-engah, berjuang untuk mendapatkan nafas normal nya.

Kekuatan nya habis, jejak air mata terlihat saat kedua mata mereka bertatapan. Tatapan tajam sebelumnya berubah nanar saat melihat kondisi Valery yang mengenaskan. Dia termakan oleh rasa frustasinya selama ini dan melampiaskan nya.

"Javier kau menakutiku!" Suara pekikan Valery membuat Javier memukul wajah nya sendiri. Keinginan untuk memiliki sebelumnya sirna ketika Valery menangis tanpa suara sambil menatapnya terluka.

Dia beranjak dari tubuh gadis itu, mengusap wajah nya frustasi. Dia kehilangan kendali dan akan hampir saja melakukan hal-hal yang melukai gadis yang dicintainya.

Valery bersingut menjauhi nya ke ujung ranjang sambil menutupi tubuh nya dengan selimut. Mengamati dengan cemas reaksi Javier yang masih terdiam di ujung lain ranjang.

"Kenapa kau selalu menempatkan dirimu dalam bahaya? Apa kau tidak sadar betapa takut nya aku jika sesuatu terjadi padamu!" Suara tinggi Javier membuat Valery tersentak tapi tetap diam ditempatnya.

"Tidak bisakah kau diam dan tidak melakukan apapun yang membahayakan dirimu sendiri?! Jika ada yang kau inginkan katakan padaku biar aku yang menyelesaikannya untukmu!"

"Kau tahu aku mencintaimu, jadi gunakan manfaatkan aku apapun tujuanmu itu."

Javier bangkit dia mengacak-acak rambut nya frustasi, berjalan bulak-balik hanya untuk menenangkan dirinya dari bayangan pelelangan.

"Kau tidak mengerti Javier."

Javier merasa mendengarkan omong kosong dan kehilangan kesabarannya. "KALAU BEGITU KATAKAN AGAR AKU MENGERTI!"

"Aku lelah dengan semuanya! Setiap hari aku merasa seperti tercekik karena teringat dengan kematian ibuku! Jika aku tidak bisa menghancurkan nya maka aku akan merasa diriku lah yang akan hancur..." Valery mengatakan semuanya hal-hal yang menganggu nya selama ini, dia katakan dengan jelas tanpa berusaha menyembunyikan nya lagi.

"Setiap saat adalah mimpi buruk karena aku ketakutan, aku begitu takut membuka mata dan menyaksikan satu persatu keluargaku direnggut dariku melaluimu."

"Bagaimana aku..?" Bantah Javier dipotong oleh Valery yang kini

"Benar kaulah yang akan menghancurkan aku. Pada malam acara debutanku kau mungkin tidak sadar telah terkena sihir hitam dari Uriel, hari itu aku menamparmu untuk menyadarkanmu. Jika aku tidak berhasil bisa jadi kau sudah dijadikan boneka nya."

"Aku sudah berusaha menghindarimu, agar aku tidak perlu terlibat tetapi kau selalu dengan seenaknya sendiri ikut campur dalam hidupku!" Valery mencengkram selimut nya erat, "kau tahu betapa gila nya gadis itu sampai menggunakan sihir hitam untuk mendapatkanmu."

"Hari ini kau memang mencintaiku tapi bagaimana dengan besok? Apa yang akan terjadi saat kau terpengaruh oleh sihir hitam itu? Apa yang akan terjadi padaku dan keluargaku?"

Leher nya sakit karena hampir berteriak. Dia sudah mengatakan semua nya pada Javier membuat pria itu berdiri diam mematung. Valery menutup wajah nya dia juga bersalah karena dengan sengaja memanfaatkan perasaan Javier agar bisa berada disampingnya sehingga Uriel tidak bisa mendekatinya sama sekali.

"Aku benar-benar harus membunuh mereka semua malam ini." Gumam Javier rendah.

Javier mendengar suara napas Valery tersengal-sengal akibat menahan tangisannya. Dia mengusap punggung gadis yang tidur itu mencoba menenangkan nya, meski dalam cahaya tamaram Javier masih dapat melihat bengkak di mata Valery.

Dia menyentuh nya hati-hati. Dia sudah pernah kehilangan nya sekali dan tidak akan melepaskan nya lagi.

****

Lullaby Of The Sorrow Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang