24

4.3K 607 6
                                    

"Malam ini sangat dingin kenapa kau malah berkeliaran disini? Vincent mencarimu sejak tadi." Pertanyaan itu memecah keheningan. Valery menoleh menemukan Javier yang membawa sesuatu.

"Apa ini alkohol?" Valery mengulurkan tangan nya kearah gelas berwarna merah yang langsung dijauhkan oleh Javier.

"Bukan, kau masih terlalu muda untuk meminum nya. Minum jus ini saja."

Aneh, padahal Valery telah menghindari orang ini selama bertahun-tahun tetapi ia masih bisa bersikap luwes begitu mereka bertemu. Seandainya tidak ada masalalu atau setidaknya dia tidak teringat tentang kejadian itu, bisakah mereka berkumpul kembali sebagai teman.

Memang banyak yang telah berubah, dimulai sejak kematian Ibunya yang seharusnya terjadi saat dia dewasa. Kebangkitan kekuatan ilahi yang tidak terduga, bahkan hubungan nya dengan karakter diluar alur. Hanya dengan hal-hal itu Valery bisa berharap perubahan masa depan. Namun, begitu ia melihat tatapan Uriel pada nya yang penuh dengan kebencian aneh. Menghindar dari Javier hanya akan membuat masalah yang lebih pelik.

Valery tertawa kecil sambil memandangi cairan orange di gelas nya. "Javier kau sadar kan jika aku menghindarimu?"

"Ya beberapa tahun belakangan ini." Sahut Javier.

"Benar, karena aku takut padamu."

"Takut?"

"Aku takut kau akan membunuhku. Berbeda dengan rasa jus ini, racun itu sama sekali tidak enak."

Javier tidak mengerti jalan pikiran Valery, dia tahu bahwa gadis ini berbeda dengan orang lain. Terkadang bisa sangat dewasa melebihi orang lain, tetapi bisa lebih rapuh dari seorang anak kecil.

"Kau gila? Untuk apa aku melakukan nya?"

"Sekarang tidak tapi nanti mungkin saja." Valery bergumam sendiri.

"Jadi karena itu kau mati-matian menghindariku ... Karena merasa takut?"

"Kukira jika aku menghindarimu maka masing-masing dari kita akan hidup lebih baik di masa depan. Tapi ternyata tidak, ketika aku menghilang maka dia akan memainkan peran nya dengan senang hati lalu mulai menghancurkan hidupku." Karena ketertarikan Javier pada Valery maka Uriel akan mengambil wujud fisik yang mirip dengan nya untuk mendapatkan hati Javier.

Saat ini keluarga Duke Rothesay memiliki kekuatan militer terbesar di kekaisaran, belum terhitung dengan sektor lain yang berhubungan dengan perdagangan serta pertambangan. Salah satu dari hal itu bersinggungan dengan keluarga Baron Ernel yang selalu melakukan transaksi licik.

Entah bagaimana caranya semesta selalu membuat rencana agar mereka tetap saling terlibat.

Terlalu kecil jika menggunakan sihir hitam hanya untuk memperebutkan cinta, tetapi ada hal lain yang lebih besar dari itu ... Sebuah kekuasaan besar yang dapat menyingkirkan kekuasaan lain.

Valery membelak, ternyata dibalik kehancuran keluarga nya serta tragedi-tragedi lain itu adalah ulah Ular itu. Benar lebih mudah menyingkirkan Duchy yang tengah terpuruk menggunakan kekaisaran.

Tubuh Valery luruh kebawah, semua kemalangan itu bukan dosa-dosa yang dibuatnya. Sekarang semuanya tampak jelas, Valery harus membalaskan sedikit demi sedikit rasa sakit yang gadis dan keluarganya buat dimasalalu.

Javier berusaha menahan tubuh Valery, menyangga nya. Khawatir melihat ekspresi nya yang tiba-tiba memucat. "Valery, kau sakit?"

Sruk..

Javier terdiam saat Valery tiba-tiba memeluk leher nya erat, menyembunyikan wajah nya pada bahu nya.

Tanpa Javier ketahui dibelakang mereka ada seseorang terus melihat dengan ekspresi kesal. Valery menatap nya lurus sambil mengeratkan pelukan nya, diam-diam Valery menunjukkan senyum miring kearah Uriel.

"Aku baik-baik saja."

Kemarilah ular kau kira seekor kelinci tidak bisa menggigit balik?

***

Keesokan harinya Valery harus mengorbankan waktu bermalas-malasan nya. Pagi-pagi sekali meskipun tubuh nya remuk redam setelah pesta semalam, dia langsung memanggil pelayan untuk membantu nya berbenah.

Valery melihat pantulan wajah nya dicermin, melihat bagaimana wajah nya mulai lebih dewasa. Tetapi jika dipikirkan tubuh nya tumbuh lebih cepat dibandingkan saat di dunia lain.

[Edric kau dengar aku kan?]

[Ya apa terjadi sesuatu padamu?]

[Tidak tapi apa kau sudah menemukan kelompok itu?]

Valery melakukan telepati dengan Edric, hal ini lebih banyak menguntungkan dibandingkan menggunakan benda magis sebagai alat komunikasi yang bisa terlacak.

[Sejujurnya agak sulit menemukan mereka karena Duke pernah melakukan pembantaian besar-besaran terhadap preman maupun guild 8 tahun lalu.]

[8 tahun lalu ... Artinya saat penculikan itu?]

[Ya saat itu Duke Lewis dan Tuan muda menyebabkan teror luar biasa dikekaisaran. Hei kau harus tahu jika selama 3 hari banyak keluarga bangsawan yang mengungsi ke kuil  karena ketakutan akan dipenggal. Bahkan penjahat pun melakukan pertobatan dan meminta perlindungan kepada kuil.]

[....] Valery tidak menyahut lagi, dia tidak tahu jika ada yang seperti itu karena merasa terpukul setelah kematian sang Ibu.

[Begitu banyak yang berdoa agar kau cepat ditemukan dan benar saja setelah kau kembali bersama Pangeran mahkota, kekaisaran kembali damai seperti tidak terjadi apapun setelah nya.]

Valery memutuskan telepati mereka, dia cegukan karena terkejut. Pelayan buru-buru memberikan nya minum, Valery menghabiskan nya dalam satu tegukan.

"Astaga Putri pelan-pelan saja nanti anda tersedak!"

'Panggilan apa lagi itu?!' Valery mengucapkan nya tanpa suara.

"Kaisar kan sudah mengeluarkan edaran pagi ini bahwa anda diangkat sebagai putri mahkota."

Belum selesai pelayan menata rambut nya Valery sudah berlari keluar dari ruangan nya. Ksatria yang berjaga di depan pintu bergegas mengikuti nya dari belakang.

Ditengah jalan Valery malah bertemu dengan Vincent. "Kakak ayah ada dimana?!" Hampir Valery akan tersandung dan membentur marmer seandainya Vincent tidak menangkap nya.

"Kenapa kau sangat ceroboh dik? Kau bisa mematahkan kakimu. Dan lagi Ayah tengah berada di istana kaisar saat ini."

"Apa?"

"Oh kau bangun lebih pagi hari ini, kebetulan aku akan membangunkanmu karena Kaisar memintamu untuk datang ke istana."

Valery mencengkram vest, "Kakak kita harus pergi sekarang! Sekarang juga!"

Menarik kakak nya agar segera berjalan, Valery tidak menyadari jika langkah nya agak timpang. Vincent menyadari nya dia menyentak Valery hingga berada di gendongan nya.

"Kau selalu ceroboh seperti ini, bagaimana caranya bisa bertahan di tempat seperti itu." Vincent mulai mengomel membuat Valery mengerutkan kening nya. "Kenapa kau galak sekali sih?"

"Lihat tubuhmu yang pucat itu, seseorang akan berpikir jika kau akan pingsan kapan saja. Berjemur lah sesekali, jangan terus mendekam di perpustakaan sepanjang hari. Lalu berlatih pedang atau memanah mulai besok, kau harus melatih vitalitas tubuhmu."

Ceramah panjang lebar itu terus berlangsung meskipun mereka berada di kereta menuju istana kekaisaran. Tampaknya Vincent sendiri terlihat kalut akan sesuatu dan mengalihkan nya dengan menceramahi Valery.

Di dalam kereta pergelangan kaki Valery agak memar, padahal tinggi hak sepatu nya hanya 7 cm lebih tinggi 2 senti dari biasannya. Padahal sepatu itu sangat cantik dan dia menyukainya tapi melihat bagaimana Vincent membuang nya keluar jendela, dia tidak berkata-kata.

"Itu terlalu tinggi pakai saja yang seperti biasanya."



*****

"Jika kamu tidak bisa menjadi menantu, maka jadilah anak angkatku."

Lullaby Of The Sorrow Where stories live. Discover now