49•

1.7K 221 11
                                    

"Lady saya tidak ingin mengakuinya tetapi Javier yang saya kenal tidak pernah lebih jelek dari itu." Tangan pria asing ini mengerat saat dia melanjutkan kata-katanya. "Dan karena tidak ada tanda pengenalan mu seperti nya orang itu sudah melakukan sesuatu yang salah padamu."

Valery tetap memberontak, "Dia Javier. Bagaimana bisa dia adalah orang lain!"

Alex mengerutkan kening nya, bukankah sudah jelas jika Javier dan orang itu adalah dua orang yang berbeda? "Aku tidak pernah ingat bahwa Javier menyemir rambut nya menjadi pirang dan sejak kapan Javier memiliki kulit sepucat mayat?"

Setelah ini sudah dipastikan bahwa Valery memang berada dalam pengaruh sihir. Sehingga Alex terpaksa harus membuat nya pingsan agar tidak memberontak.

"Tangkap pria itu, dia telah menculik sang putri!" Katanya pada sekelompok kstaria yang tengah dalam pencarian dan kebetulan melewati jalan yang sama. Mereka melihat gadis yang pingsan dan melihat bahwa itu adalah tuan muda Houston dan langsung mengejar Vernon.

Alex menyimpan pedang nya kembali, dia tidak akan pernah menyangka jika pencarian ke Athanasía akan membawanya bertemu dengan Valery.

Memanggil kereta, Alex menyelimuti seluruh tubuh Valery dengan selimut agar suhu tubuh nya tidak turun. Diperhatikan nya wajah itu yang agak tirus, kenapa dia bisa sekurus ini?

Apa saja yang sudah dilaluinya hingga menyangka bahwa pria aneh tadi adalah Javier? Bahkan Valery sama sekali tidak mengenalinya.

Untuk sekarang ada satu tempat untuk  Valery beristirahat dengan aman.

*****

Margaretha sudah mendapatkan informasi dari kepala pelayan bahwa ada tamu nya yang berada dari wilayah kekaisaran osmon datang berkunjung.

Pada awalnya dia berpikir bahwa tamu nya itu adalah Vincent atau Edric, tidak pernah disangka bahwa yang datang adalah putra Marquess Houston.

"Salam Marchionnes, maaf atas kedatangan yang tiba-tiba ini tetapi seseorang membutuhkan tempat beristirahat yang aman sekarang." Alex membuka pintu kereta lebih lebar dan menunjukkan seseorang yang tidur lelap di dalam nya. Margaretha membelalakkan mata nya, dia mengenali sosok yang dibalut oleh selimut itu.

"Valery!" Margaretha masuk kedalam kereta memeriksa keadaan Valery, dia mengigit pipi dalam nya karena cemas saat merasakan dingin di sekujur tubuh Valery.

Tanpa kata-kata Margaretha mengangkat tubuh Valery dan berlari masuk kedalam mension. Alex yang ditinggalkan diluar sendirian hanya dapat terpaku atas kekuatan sang Marchioness yang walaupun bertubuh kurus mampu menggendong orang lain dengan mudah.

Semua orang yang melihat itu terkejut, "Cepat panggilkan dokter! Sekarang!" Teriak Margaretha disepanjang lorong menuju kamar.

"Sayang ada apa?" Suami Margaretha menggerenyit saat istrinya yang anggun melupakan semua etiket nya.

"Akan kujelaskan nanti!" Balas Margaretha meletakan Valery diatas ranjang. Dia memerintahkan para pelayan untuk menghangatkan ruangan dengan menambah kayu di perapian.

Para pelayan datang silih berganti membawakan selimut hangat.

Margaretha menggosok tangan Valery yang dingin, suhu di Athanasía memang dingin tapi tidak sampai membuat seseorang membeku hingga seperti ini.

Bibir Valery juga perlahan-lahan membiru, suhu tubuh turun dan kehilangan kesadaran. Margaretha sudah mendengar tentang kabar bahwa Valery menghilang, dia selalu mencari tahu berita tentang perkembangan pencarian setiap hari nya dan berharap bahwa Valery akan secepat nya ditemukan.

Dia tidak pernah berharap bahwa ketika ditemukan kondisinya akan seperti ini. Dokter datang memeriksa keadaan Valery agak lama hingga pria paruh baya itu menghela napas panjang.

"Ini bukan sesuatu yang dapat saya perbaiki, selain racun yang terus menerus dikonsumsi oleh Lady. Kekuatan suci yang menghilang sama saja dengan membuat pemilik nya mati secara perlahan-lahan." Dokter itu melepaskan kacamata nya, berusaha untuk tidak melihat mata Margaretha yang berkaca-kaca. "Dugaan saya adalah Lady menggunakan racun sebagai obat penenang rasa sakit. Tapi yang namanya racun itu buruk untuk tubuh."

"Tidak mungkin ... Valery adalah orang yang paling menghargai dirinya sendiri untuk apa dia mengkonsumsi racun sebagai pereda rasa sakit?!" Margaretha bersikap denial, dia telah menghabiskan setengah hidup nya bersama gadis ini dan tahu dengan jelas apa yang dipikirkan nya selama ini.

"Kasus ini jarang terjadi terlebih kepada anak suci karena penyebab nya adalah menjadi pengikut iblis-" Belum selesai dokter itu berbicara Margaretha menunjuk kearah pintu dengan ekspresi kaku. "Keluar ... Jika kau tidak bisa melakukan apa-apa maka pergi dari sini dan simpan semua omong kosongmu!"

Margareth sama sekali tidak bergerak hingga dokter itu keluar dengan ekspresi menyesal. Dia berjalan kearah Alex yang sejak awal menyaksikan semua nya dari sudut. "Tuan Alex tolong katakan padaku apa yang terjadi? Kenapa kondisi Valery bisa sampai seperti ini?!" Dia mengabaikan sopan santun dan mencengkram kerah jas milik Alex.

"Sayang tenanglah." Garric berusaha menenangkan istrinya tetapi Margaretha tidak merespon nya.

"Aku menemukan Valery di pusat kota, sejak awal bertemu aku melihat kondisinya memang tidak baik. Tetapi yang aneh dia sama sekali mengenaliku dan dia juga memanggil orang lain sebagai Javier." Alex berusaha menjelaskan disaat tangan Margaretha gemetar, wanita itu menatap nya nanar. "Maksudmu..."

"Ya ada kemungkinan bahwa Valery telah dicuci otak. Jadi bisa jadi apa yang dikatakan dokter itu adalah kebenaran." Lanjut Alex.

"Argh!" Terdengar jeritan dari ranjang, dimana Valery berusaha menjambak rambut nya. Ekspresi kesakitan penuh penderitaan. Margaretha berlari menahan tangan Valery yang berusaha menyakiti dirinya sendiri.

Alex merobek tirai tempat tidur untuk menjadikan nya sebagai tali untuk mengikat pergelangan tangan Valery. Kedua mata Valery terbuka dimana netra merah nya menggelap dan berubah hitam seluruh nya.

"Sakit..! Lepaskan ini sakit sekali! Bunuh saja aku!" Teriak Valery dengan suara tercekik. Telinga nya berdenging menyakitkan dan kepalanya terasa seperti dipukul oleh palu godam.

Sesuatu terasa seperti berusaha menghancurkan jantung nya. Hingga Valery tidak bisa menahan sakit lagi. Margaretha menyadari bahwa sahabat nya mengigit lidah nya membuka paksa mulut nya dan mengganti dengan tangan nya, mencegah agar dia tidak menggigit lidah nya.

Margaretha tidak bergeming saat Valery menggigit nya keras, dia malah menangis karena sahabat melalui rasa sakit seperti ini.  Dia memeluk nya berusaha membuat nya tenang. "Valery dengarkan aku ... Tenanglah. Kita akan mencari obat nya."

Margaretha beralih pada Alex. "Alex panggilkan Imam besar Edric. Dia pasti bisa menemukan jalan keluar nya."

"Tapi butuh waktu 2 hari perjalanan tanpa istirahat ke negeri ini?"

"Lakukan saja! Apa perlu aku yang menyeret nya kemari?" Margaretha telah menghabiskan seluruh sisa kesabaran nya. Selama ini tidak pernah nada bicara nya naik beberapa oktaf tetapi saat ini dia benar-benar kalut.

****

Ditempat lain Vernon menggenggam sebuah botol merah dengan senyuman, sementara asap gelap mengambang disekitarnya. Valery telah ketergantungan dengan racun ini, tanpa benda ini dia akan terus menderita rasa sakit luar biasa.

Hal ini wajar untuk anak suci yang dirasuki oleh energi iblis, dua sifat yang bertentangan berada ditubuhnya akan membuat nya gila. Disatu sisi dia bisa mempertahankan hidup nya dengan racun ini disaat tubuhnya makin melemah karena kehilangan kekuatan suci yang seharusnya ada.

Seperti mengganti darah hewan dalam wadah kaca yang seharusnya terisi oleh embun air. Reaksi itu akan membuat tubuh mengalami rasa sakit yang tidak terlukiskan.

Vernon sudah berjaga-jaga jika seseorang menemukan Valery dan membawanya kembali. Maka tidak akan ada yang bisa dilakukan karena memang tidak ada obatnya. Walaupun bisa bertahan dia hanya akan terus mengalami kesakitan dan akhirnya mati.


Lullaby Of The Sorrow Where stories live. Discover now