Bagian 2

72.9K 3.5K 457
                                    

Author POV

Adinata tidak pernah mengurusi orang mabuk seumur hidupnya. Dia pun bukan tipe pria pemabuk atau hobi minum minuman keras. Selama 41 tahun hidup, Adinata hanya penikmat air mineral kemasan di minimarket.

Sekarang dia tengah dihadapkan pada situasi di mana seorang gadis polos yang dia kenal baik, sedang mabuk berat dan hampir dilecehkan oleh seseorang. Adinata menduga bahwa Kaffa kemungkinan besar berniat buruk kepada Nayra, tapi Tuhan masih menyayangi gadis ini.

"Rumah kamu di mana? Saya anter pulang ya? Gak baik kamu di sini, bahaya."

Adinata berupaya untuk menggendong Nayra lalu membantunya pulang, tapi gadis itu terlihat lemas dan mulai memberontak. Dia bergumam tidak jelas sebelum perutnya bergejolak dan muntah begitu saja.

Adinata sedikit panik, dia mengusap-usap punggung Nayra agar membuatnya lebih baik tapi kemudian Nayra pingsan di dalam pelukannya.

Belum sempat melakukan tindakan berikutnya, tiba-tiba saja suara lain meneriakinya dari belakang.

"Pak Adi! Bapak mau apain sahabat saya!?" pekik Maya sambil berlari menghampiri Nayra dan Adinata. Dia mendorong tubuh Adinata demi menolong Nayra yang sudah pingsan. Maya memerhatikan letak gaun dan bekas ciuman di leher Nayra, iris hitamnya memandang marah kepada Adinata yang tidak tahu apa-apa.

"Bapak melecehkan Nayra?! Kenapa bapak bisa ada sama dia?!"

"Non Maya... Saya--"

"May, kakak gak bohong. Kakak beneran liat Pak Adi melecehkan Nayra. Tadi kakak sengaja ninggalin Nayra bentar buat ambil air hangat, tapi tiba-tiba Pak Adi dateng. Makanya kakak nyusul kamu dan memberitahu."

Adinata menatap Kaffa dengan pandangan yang sulit diartikan. Kaffa, pemuda baik yang tidak pernah disangka bisa berperilaku biadab seperti ini. Darimana ide untuk menjebaknya demi menyelamatkan dirinya sendiri itu datang? Adinata penasaran kenapa Kaffa sampai berani menjadikannya kambing hitam?

Maya tidak memedulikan penjelasan kakaknya, dia buru-buru memapah Nayra untuk masuk ke kamar agar sahabatnya itu bisa beristirahat sejenak. Maya merasa bersalah sekali karena menyuruh Nayra meminum alkohol sebanyak itu.

"Pak Adi, ikut saya sebentar."

Adinata tidak punya pilihan selain membuntuti anak majikannya. Meski dia marah dan kecewa, tapi tidak ada yang bisa dia lakukan selain diam. Adinata tidak punya kuasa apapun untuk memberontak, Kaffa pasti akan jauh lebih dipandang daripada dirinya.

"Pak Adi, saya minta maaf karena telah menuduh Pak Adi seperti itu. Tapi saya mohon Pak Adi, jangan kasih tau siapapun kalo saya yang berniat mencelakakan Nayra. Saya mohon Pak Adi, saya gak mau nama baik saya tercemar. Saya mohon kerjasamanya, Pak."

Adinata sangat terkejut karena Kaffa sampai begitu kalutnya seperti itu. Dia pasti ketakutan kalau Nayra sadar dan menyalahkan dirinya. Itu pasti membuat nama baik keluarga Handoko tercemar.

"Maaf Tuan Kaffa, lalu bagaimana? Nona Nayra pasti akan menanggung malu jika tau dirinya hendak diperkosa. Bagaimana jika dia ingat kalau itu ulah Tuan Kaffa?"

Kaffa menyugar rambutnya frustasi. Nayra pasti akan mengadu kepada orang tuanya lalu semuanya akan runyam. Orang tua Kaffa pasti akan sangat marah melihat kelakuannya yang hampir merusak masa depan seorang gadis tidak bersalah.

Terjebak Bersamamu [TAMAT] REPOSTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang