Bagian 21 (21+)

155K 3.2K 178
                                    

Author POV

Tidak disangka suasana pesta di rumah besar keluarga Handoko akan seramai ini. Nayra pergi bersama Adinata untuk memenuhi undangan dari kedua orangtua Maya, sahabatnya. Nayra tidak tahu di mana Maya berada karena sedari tadi dirinya tidak melihat perempuan itu di antara tamu yang hadir.

"Itu Pak Jaya sama istrinya, yuk ke sana Nay," ajak Adinata. Nayra mengangguk kecil, dia melangkah berdampingan dengan sang suami sampai akhirnya mereka bertemu dengan Jaya dan Dian Handoko.

Pasangan itu terlihat senang melihat Adinata datang bersama Nayra. Sudah cukup lama sejak terakhir kali mereka berjumpa. Jaya ikut senang karena mantan supirnya yang sudah dia anggap seperti keluarga kini telah menemukan tujuan hidup yang jelas bersama Nayra, gadis yang menjadi korban pelecehan oleh putra sulungnya itu.

"Pak Jaya, Nyonya Dian, saya dan Nayra ikut senang merayakan hari bahagia ini. Kami harap pernikahan kalian bahagia selamanya," ungkapnya tulus. Adinata bersalaman dengan Jaya Handoko, walau bagaimanapun juga, dia mengenal keluarga ini cukup lama. Dua belas tahun bekerja di sini, Adinata pun sudah menganggap mereka seperti keluarga. Dia juga menjadi saksi bagaimana pasangan suami istri itu membesarkan anak-anak mereka. Memang mengejutkan karena Kaffa ternyata punya sifat brengsek seperti itu. Semuanya murni kesalahan Kaffa sendiri, bukan orangtuanya yang salah mendidik.

"Terima kasih, Adi. Kami berdua sangat menghargai kedatangan kalian di sini. Semoga betah di pesta kami," balas Jaya.

"Oh iya, Nayra apa kabarnya sekarang? Kamu keliatan sehat banget," tanya Dian Handoko. Nayra tersenyum sopan, dia menyentuh perutnya. "Nayra baik, tante. Ini sekarang Nayra lagi hamil, doain yang terbaik ya tante."

Dian sangat senang, dia lega karena Nayra pun bahagia bersama pilihan hidupnya. Meski diawali oleh sesuatu yang memalukan karena perilaku Kaffa, paling tidak Nayra bisa kembali menemukan kebahagiaannya.

"Amin, semoga sehat kamu dan calon bayi. Ya udah, kami berdua mau nyapa tamu lain dulu... Kalo mau cemilan atau minuman, boleh langsung ambil aja," pamit Dian. Dia dan suaminya lantas pergi menyapa tamu lainnya.

"Mau makan gak, Nay? Atau kamu udah mau pulang?"

Nayra menggigit bibir bawahnya. Pipinya memerah malu karena sebenarnya Nayra ingin mencicipi kue coklat yang telah disediakan di atas meja panjang.

"Mas, Nayra mau kue coklat itu. Kita makan gak apa-apa kan? Udah itu kita pulang ya?"

Adinata tersenyum kecil, dia mengajak istrinya mendekati meja berisi makanan-makanan di atasnya. "Mau kue coklat aja nih? Ada martabak loh Nay, kamu mau gak?"

"Ih mas papa mau bikin Nayra gendutan ya?" cibirnya. Adinata tertawa kecil, dia tetap mengambilkan beberapa makanan yang kemungkinan Nayra sukai. Bukan tentang membuat istrinya gemuk, tapi Adinata ingin istrinya tidak merasa kelaparan. Ibu hamil pasti membutuhkan asupan makanan yang lebih besar, jadi Adinata harus memerhatikan Nayra.

Tanpa mereka berdua sadari, sepasang mata menatap mereka dari lantai dua. Perempuan dengan gaun abu muda itu tampak berkaca-kaca melihat bagaimana Nayra tersenyum bahagia dengan suaminya. Berbulan-bulan ini dia menjauhi Nayra, mendoktrin teman-teman satu angkatan mereka tentang Nayra yang menikah dengan lelaki tua dan merupakan seorang supir bahkan dia menjelekkan Nayra hampir setiap hari sehingga teman-teman yang dulunya juga berteman dengan Nayra kini berbalik memusuhinya.

Namun itu belum bisa membuat Maya puas. Dia masih kesal dan menyalahkan Nayra atas semua yang terjadi. Seharusnya Kaffa tidak perlu dipenjara. Menurut Maya, Kaffa tidak memperkosa Nayra. Itu tidak pernah terjadi, hanya saja dia menolak fakta kalau Kaffa sedari awal punya niatan buruk untuk mencelakai Nayra.

Terjebak Bersamamu [TAMAT] REPOSTWhere stories live. Discover now