Bagian 11 (21+)

219K 4K 260
                                    

Nayra POV

Hujan semalam untungnya tidak menyebabkan atap rumah bocor. Paling tidak aku bisa sedikit lega karena rumah baik-baik saja pagi ini.

Seperti biasa aku bangun pagi dan tidak melihat suamiku. Hari ini lagi-lagi aku bangun lebih siang darinya.

Dengan cepat aku membereskan kamar lalu melangkah keluar. Tampaknya Mas Adi sedang mandi, jadi lebih baik aku menyiapkan sarapan saja.

Aku melihat ada nasi sisa semalam yang masih layak dimakan. Mungkin masak nasi goreng bukan ide buruk.

Dengan cekatan aku mengambil bahan-bahan yang tersisa di dalam kulkas dan memotong-motongnya.

Aku melirik dari sudut mataku saat Mas Adi baru selesai mandi. Seperti biasa dia selalu mondar-mandir dengan handuk di pinggangnya sambil mengeringkan rambut menggunakan handuk kecil yang sering aku gunakan untuk mengeringkan rambutku.

Aku tersentak pelan begitu merasakan sepasang tangan menyusup dari samping tubuhku lalu mendekap ku. Mas Adi selalu saja bertingkah tidak ada aba-aba.

"Mas papa, Nayra mau masak. Mendingan pakek baju dulu sana," usirku lembut.

"Bikin sarapannya nanti aja, Nayra... Sekarang..."

Dia menempelkan bibirnya ke telingaku hingga bisa kurasakan napasnya menerpa leherku dan membuatku sedikit merasa geli.

"Sekarang kamu bikin anak sama Mas aja ya?" ajaknya mesum. Aku hendak berontak, yang benar saja... Ini dapur, dia tidak pernah aneh-aneh selama ini. Kenapa tiba-tiba sekali ingin melakukannya di sini?

"M-mas... Jangan dulu, ini di dapur dan masih pagi banget mas," tolak ku. Mas Adi menempatkan kedua tangannya di atas payudaraku lalu meremasnya pelan. Aku menahan napas, tidak pernah menduga kalau melakukan seks di tempat lain selain kamar akan menjadi sangat panas.

"Gak apa-apa, Nay... Kita belum pernah coba kan?" balasnya. Aku diam saja, tanganku berpegangan di meja wastafel setelah aku cuci dan kakiku sedikit bergetar. Mas Adi membalikkan tubuhku, dia mengajakku berciuman sambil sesekali dia meremas pantatku.

Mas Adi mengangkat tubuhku ke pinggiran meja dapur, terpaksa aku harus duduk sedikit membuka lebar pahaku karena Mas Adi memintaku begitu. Jika saja dia bisa membaca pikiran ku, entah apa Mas Adi akan tertawa karena aku sangat malu dan deg-degan.

"Papa... Nayra mau bikin sarapan," ucapku lagi tapi dengan suara yang lemas seperti mendamba. Ah sial, kenapa aku malah bersuara seperti itu!

Dia menggodaku dengan sesekali mendorong penisnya tepat di bawah sana. Aku bahkan tidak tahu kapan dia melepas handuk yang semula melilit di tubuhnya tadi. Mas Adi tampak sangat bergairah, dari tatapannya saja bisa terlihat bahwa dia lelaki penuh nafsu pagi ini ini.

"Nayra... Kamu bikin mas gak tahan. Kamu sengaja godain mas ya pagi ini?"

Mulutku terbuka dan tertutup, bingung ingin menjawab apa karena niatan ku pagi ini ialah untuk membuat sarapan. Dia saja yang tiba-tiba datang dan hendak menyerang ku.

"Gak ada, mas papa... Udah ih, Nayra beneran mauhh... Hahhh... Ahhh... Mahsss..."

Aku tidak kuasa menahan rasa geli dari bawah sana tatkala jemari tangan Mas Adinata menggesek celana dalam ku lalu perlahan menyusup dari samping.

Aku memang hanya mengenakan daster sebatas paha, hal ini menyebabkan dia bebas melakukan apapun di sana. Ah, jangan bilang karena daster ini dia jadi bernafsu melihat ku?

"Udah basah juga, Nay. Papa puasin ya kamu?" ucapnya mesum.

Aku menggeleng kecil, tapi tanganku bergerak ke bawah sana dan menahan tangannya agar tidak berhenti bergerak. Astaga, sulit mengontrol nafsu apabila sudah begini. Mas Adinata juga tampaknya senang sekali menggodaku.

Terjebak Bersamamu [TAMAT] REPOSTDove le storie prendono vita. Scoprilo ora