Bagian 6 (21+)

296K 4.8K 443
                                    

Author POV

Dua malam berikutnya, Nayra sedang sibuk di dapur untuk menyiapkan makan malam. Karena Adinata sudah baik hati menyiapkan sarapan, dia ingin melakukan balas budi terhadap pria itu. Oleh karenanya, Nayra meminta Adinata untuk menunggu saja sementara dia mencoba memasak makan malam meski sebenarnya Nayra tidak terlalu pandai memasak.

"Huh, kayaknya udah enak sih sup ayamnya. Ini kan resep yang sering dibikin mama, pasti enak."

Dia dengan hati-hati membawa mangkuk berukuran sedang ke atas meja makan persegi di tengah-tengah dapur. Nayra juga menaruh mangkuk nasi yang masih hangat di atas meja kemudian menyiapkan air putih. Menu makan malam yang sederhana tapi sudah cukup untuk Nayra. Hanya ada beberapa jenis bahan di dalam kulkas, jadi Nayra bisa membuat seadanya. Mungkin nanti dia akan belanja mingguan saja.

"Pak Adi, makan malemnya udah Nayra buat. Ehm... Maaf kalo rasanya kurang sedap."

Adinata memaklumi kondisi Nayra. Kemungkinan besar memang gadis ini tidak sempat belajar memasak karena sibuk kuliah. Sudah repot-repot begini saja, Adinata sangat berterima kasih sekali.

"Gak apa-apa, Nay. Yang penting layak dimakan."

Nayra tersipu malu entah karena apa. Keduanya duduk di kursi makan lalu menikmati makan malam dalam keheningan pula. Nayra menatap was-was kepada Adinata, takut masakan buatannya sangat hambar. Untungnya lelaki itu tetap asyik mengunyah dan menelan, menandakan kalau masakannya baik-baik saja.

"Nanti saya akan kasih uang belanja mingguan, kamu bisa belanja untuk keperluan dapur sesuai dengan keinginan kamu. Untuk urusan listrik, biaya kontrak, ataupun air, itu biar saya yang selesaikan. Kalo butuh sesuatu, kamu jangan sungkan kabarin saya ya?"

"Iya, Pak. Nayra mengerti."

Selepas makan malam dan membersihkan alat-alat makan, tibalah saat yang paling membuat jantung Nayra copot. Yaitu jadwal tidur. Dia selalu was-was jika berada di dalam kamar, takut Adinata tiba-tiba memintanya untuk melakukan itu karena tidak tahan. Memang tidak ada yang salah jika Adinata memintanya karena sudah hak sebagai suami, tapi Nayra takut. Dia tidak berani dan geli.

"Kenapa bantalnya disusun tinggi sekali?"

"Eh? Ehm... I-itu, Nayra cuma bikin batasan aja kayak biasa, Pak."

"Kamu takut sama saya ya, Nay?" tanyanya pelan.

Nayra buru-buru menggeleng karena merasa tidak enak. Dia pasti membuat Adinata tersinggung karena sikapnya yang berlebihan. "Bu-bukan begitu, Pak! Nayra cuma... Nayra cuma ehm... Itu..."

"Hehe, gak apa-apa. Saya cuma main-main aja kok. Ya udah kamu buru tidur. Saya gak akan gangguin kamu," potongnya. Nayra tertawa kikuk, dia benar-benar salah tingkah dibuatnya.

Nayra tidur membelakangi Adinata, dia benar-benar malu sekarang. Namun, sebelum benar-benar tidur, tiba-tiba listrik padam dan membuat sekitarnya menjadi gelap. Nayra berteriak-teriak ketakutan karena dia punya phobia terhadap tempat gelap. Dia secara spontan membalik tubuhnya dan mencari perlindungan di dalam pelukan Adinata.

"Ahh gelap! Di sini gelap! Tolongin Nayra, Pak!"

Adinata tidak siap dengan reaksi tiba-tiba itu, dia mencoba sekeras mungkin untuk menjelaskan kepada Nayra kalau ini hanya mati lampu dan tidak ada yang perlu ditakutkan, tapi Nayra sangat ketakutan sampai tubuhnya bergetar.

Dengan langkah cepat Adinata mendekap tubuh Nayra dan mengusap lembut lengannya yang sehalus sutra. Dia mencoba menenangkan Nayra melalui pelukannya.

"Tenang, Nayra... Saya ada di sini, saya akan melindungi kamu. Listrik sedang padam."

Terjebak Bersamamu [TAMAT] REPOSTTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon