Bagian 19

38.1K 2.9K 171
                                    

Author POV

Hari-hari sebagai calon ibu, membuat semangat semakin bertambah di dalam diri Nayra. Dia selalu mencari tahu dari internet dan melihat sendiri bagaimana para calon ibu merawat kandungan mereka. Beberapa dari tips yang dia temukan memang memiliki biaya yang mahal, tapi tidak menyurutkan semangat Nayra untuk menjadi ibu yang baik. Dia tetap mencari alternatif yang aman untuk perkembangan calon bayinya di dalam perut.

"Hmm... Laper... Tapi masih lama kelas selesai," gumamnya dengan suara kecil. Beberapa kali Nayra duduk gelisah di dalam kelas karena menahan lapar. Materi yang diterangkan dosen tidak bisa dia perhatikan dengan seksama karena merasa lapar. Masih ada sekitar 20 menit sebelum mata kuliah selesai, tapi Nayra tidak sanggup menahan selama itu.

Minggu depan, kandungannya akan berusia tepat dua bulan. Nayra sudah mewaspadai apa saja keluhan yang akan dia hadapi, maka dari itu dia sedikit was-was jika sesuatu terjadi di luar dugaan saat dia sedang menjalani kuliah. Memang sulit kuliah dalam keadaan berbadan dua, tapi Nayra berusaha untuk tidak terlalu lelah. Dia kuliah juga untuk kepentingan di masa yang akan datang. Nayra berniat untuk menjadi guru, ini adalah kesempatan yang dia punya untuk memenuhi cita-citanya. Di samping itu, Nayra juga ingin menjadi seorang ibu. Dia tidak akan lengah sedikit saja untuk kesehatan calon bayinya di dalam perut.

Wanita itu mengangkat tangannya, sedikit menginterupsi dosen perempuan yang berdiri di depan ruangan.

"Ya, Nayra? Ada yang ingin kamu tanyakan?"

"Maaf, Ibu. Apa saya boleh izin sebentar? Perut saya sedang sakit," jawabnya sopan. Beberapa dosen yang mengajar memang sudah tahu soal kondisi Nayra dan untungnya mereka bukan manusia tidak punya hati.

"Oh silakan, hati-hati kalo turun tangga."

Nayra tersenyum kecil, dia lekas berdiri dan melangkah sedikit cepat menuju kantin kampus. Untung saja jaraknya tidak terlalu jauh dari gedung di mana dia berada, jadi Nayra bisa mencari makanan.

"Hmm, makan apa ya?"

Matanya berbinar cerah melihat beberapa jenis makanan yang sangat terlihat lezat di matanya. Tangannya mengelus perutnya beberapa kali, dia tahu pasti janinnya membutuhkan asupan siang ini.

Setelah menemukan makanan yang dia mau, Nayra pun menunggu di meja kantin sampai makanannya diantar. Dia makan sendirian tanpa ditemani teman karena memang beberapa teman dekat Nayra seperti Maya, sudah tidak mau berteman dengannya lagi. Mungkin mereka sudah tahu soal apa yang menimpa Nayra berbulan-bulan lalu, tapi sepertinya mereka berpihak kepada Maya karena Maya anak orang kaya raya yang bisa dijadikan teman. Nayra sudah tidak peduli, kalaupun tidak ada teman, ya tidak apa-apa. Baginya sudah cukup dirinya sendiri bersama bayinya di sini karena ini adalah satu-satunya yang bisa membuat Nayra tenang.

"Eh Nayra? Jarang banget mampir ke kantin bunda. Kamu lagi gak ada kelas?"

"Hehe, tadi Nayra izin duluan, Bun. Kelaperan ini jadi mau langsung makan aja," jawab Nayra. Wanita paruh baya yang dia kenal itu menatapnya lembut, siapa yang tidak tahu soal kasus yang dihadapi Nayra? Dia sempat menjadi bahan pembicaraan karena terlibat dalam kasus keluarga Handoko, tapi untungnya sekarang tidak ada lagi yang mengungkit-ungkit kasus itu.

"Kamu lagi hamil ya? Auranya keliatan beda banget, makin cantik kamu Nay."

"Makasih, bunda. Iya, Nayra emang lagi hamil. Minggu depan usianya dua bulan," jelas Nayra.

Ibu penjaga kantin itu turut berbahagia dan mendoakan Nayra yang terbaik. Masalah yang dihadapi Nayra sudah seperti rahasia umum. Karena keluarga Handoko punya pengaruh besar di dunia bisnis, maka dari itu apapun yang terlibat dengan mereka pastilah mendapat sorotan.

Terjebak Bersamamu [TAMAT] REPOSTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang