Bagian 13

49.6K 3.5K 318
                                    

Author POV

Pagi-pagi sekali Adinata berangkat ke rumah majikannya. Hari ini dia berencana untuk melapor kepada Jaya Handoko tentang yang dilakukan Kaffa kemarin terhadap Nayra dan apa yang sebenarnya terjadi dua bulan lalu. Adinata tahu dia tidak mungkin berhasil, tapi setidaknya Jaya kini mengetahui bahwa kelakuan Kaffa sangat buruk kepada Nayra.

"Adi? Ternyata udah di sini dari tadi ya?"

Adinata mengangguk kecil, dia mendekati Jaya yang sedang mengatur jam di tangannya. "Saya mohon maaf sebelumnya, Pak Jaya... Tapi ada yang harus saya laporkan. Ini menyangkut istri saya, Nayra."

Jaya menatapnya sedikit terkejut. Selama dua bulan ini Jaya tidak bertemu dengan Nayra ataupun mendengar kabar tentangnya. Jaya merasa ada hal yang begitu penting sampai Adinata menyebut nama Nayra pagi ini.

"Kenapa dengan Nayra? Apa kalian butuh sesuatu?"

"Saya butuh pertolongan, Pak Jaya. Kemarin Tuan Kaffa mengancam istri saya dengan foto-foto tidak senonoh yang Tuan Kaffa ambil di malam pesta ulang tahun Non Maya, tepatnya dua bulan lalu. Nayra menceritakan kepada saya kalau Tuan Kaffa berniat menggunakan itu untuk membungkam mulut."

Jaya terdiam sejenak dengan raut wajah khawatir. Kini apalagi yang terjadi di dalam keluarganya?

"Apa yang terjadi, Adi?" tanyanya dengan suara pelan. Jaya Handoko tahu dia bersalah, dia membiarkan Adinata menanggung sesuatu yang berat tanpa mendapatkan sedikit keadilan.

Adinata mengumpulkan segenap niatnya. Semua ini demi Nayra, Adinata hanya ingin istrinya aman dari orang-orang jahat.

"Pak Jaya, Tuan Kaffa adalah pelaku percobaan pemerkosaan terhadap Nayra. Dua bulan lalu, Tuan Kaffa mengancam saya untuk tutup mulut dan menjadi kambing hitam. Saya terpaksa melakukan karena saya tidak punya pilihan. Selama dua bulan ini kami tutup mulut, tapi apa yang dilakukan Tuan Kaffa kemarin terhadap istri saya sudah tidak bisa saya tolerir lagi. Saya minta maaf karena tidak jujur," jelasnya.

Jaya kembali diam, reaksinya sedikit membuat Adinata bingung tapi dia tetap mengutarakan permintaan maaf karena baru jujur hari ini setelah dua bulan kasus itu terlewati.

"Maafkan saya, Pak Jaya. Saya tidak bermaksud--"

"Gak... kamu jangan meminta maaf kepada saya. Seharusnya saya yang minta maaf kepada kamu dan Nayra, Adi. Saya... saya ingin kamu dan Nayra datang ke rumah sore ini, biarkan Nayra menjelaskan dari sisinya, saya akan membantu kalian," potongnya. Jujur saja, Adinata semakin dibuat bingung dengan kalimat yang diutarakan oleh majikannya ini. Tidak pernah dia melihat Jaya sangat lusuh sekali wajahnya. Adinata merasakan sesuatu yang aneh dan sepertinya dia tahu apa itu, tapi Adinata tidak akan bertanya sekarang.

"Saya akan bawa Nayra nanti sore, Pak Jaya. Mungkin sebaiknya kita diskusikan ini secara kekeluargaan. Saya juga tidak ingin memperpanjang masalah, hanya saja jika Tuan Kaffa masih mengusik istri saya, saya tidak akan tinggal diam," balas Adinata.

Jaya Handoko mengangguk mengerti. Dia paham situasi yang tengah dialami Adinata. Dia hanya pria yang ingin melindungi martabat istrinya, tidak ada yang salah dengan itu.

Jaya bukan orang jahat, meski Kaffa adalah putranya tapi tetap saja Jaya akan berpihak kepada yang benar. Dia sendiri yang akan memberi sanksi berat, Jaya akan pastikan itu.

Sedari awal Jaya sudah merasa bahwa Adinata bukanlah pelaku, tapi tidak membuatnya berpikir kalau Kaffa bisa melakukan hal seburuk itu terhadap perempuan. Oleh karena itu, Jaya memeriksa setiap detil yang ada. Mulai dari mengecek cctv dapur karena hanya itu satu-satunya bukti yang masih ada.

Putranya mungkin pintar, tapi dia cukup gegabah. Jaya sudah mengumpulkan bukti dari cctv dapur dan di sana terlihat putranya yang masuk ke dalam rumah bersama Nayra yang mabuk. Kaffa juga terlihat mengunci pintu belakang dan dari gerak-geriknya, dia sudah cukup dikatakan sebagai pelaku.

Terjebak Bersamamu [TAMAT] REPOSTWhere stories live. Discover now