Bagian 7

111K 4K 386
                                    

Author POV

Nayra terbangun dalam kondisi tubuh yang pegal-pegal. Dia menguap pelan dan terdiam sejenak di tengah ranjang. Nayra menatap langit-langit kamar dengan pandangan kosong, mengingat kejadian semalam yang terasa luar biasa.

Dia dan Adinata melakukannya berkali-kali. Nayra tidak tahu dari mana nafsu seksual yang besar itu datang.

Dia melirik ke sampingnya, tidak ada Adinata di sana. Sepertinya pria itu sudah pergi ke rumah keluarga Handoko karena seperti biasa pagi-pagi dia harus bekerja mengantar majikannya.

Nayra duduk di pinggir ranjang, sedikit meringis sesaat di bagian vaginanya. Wajar jika sakit, Adinata mengajaknya bercinta berkali-kali.

"Badan aku lengket banget, mandi dulu aja deh. Untung hari ini gak kuliah," gumamnya. Wanita berusia 20 tahun itu mengambil handuk lalu berjalan keluar kamar untuk segera membersihkan diri. Di meja makan, Nayra membuka tudung saji dan sedikit terkejut saat melihat sarapan sudah siap di atas meja. Adinata sudah membuat sarapan untuknya sebelum pergi, Nayra harus berterima kasih nanti.

Dia pun masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan diri. Dua puluh menit kemudian, Nayra pun selesai dengan acara mandinya. Baru beberapa langkah dia hendak masuk ke kamar, suara ketukan di pintu yang dibuka membuat dia menoleh sejenak.

Adinata pulang setelah selesai mengantar sang majikan. Mereka berdua saling bertatapan untuk beberapa saat sebelum Nayra menyapanya canggung. Astaga, dia sangat malu sekali karena ketahuan baru bangun dan mandi.

"P-Pak Adi? Cepet pulangnya ya?"

"Saya cuma mengantar Pak Jaya saja tadi, Nay. Dia juga memberikan saya ini," jawabnya sembari menyerahkan beberapa lembar uang seratus ribu kepada Nayra.

"Kenapa dikasih ke Nayra, Pak? Kan ini uang dari Om Jaya?"

"Kamu istri saya, Nayra. Sudah sepatutnya kamu mengetahui pemasukan dan pengeluaran selama kita menikah. Simpan itu untuk keperluan nanti," jawabnya. Nayra mengangguk mengerti, dia masuk ke kamar untuk menyimpan uangnya.

Adinata menyusul istrinya ke kamar. Dia berdiri tepat di belakang Nayra lalu mendekapnya dari belakang. Nayra tersentak kaget, dia tidak menduga Adinata akan melakukan ini padanya.

"P-Pak Adi? Ngapain?"

"Alasan saya pulang lebih cepat, agar bisa ketemu kamu Nayra. Saya kangen," jawabnya.

Nayra yang hanya mengenakan handuk itu sedikit merinding. Nayra mulai mengerti tanda-tanda pria yang sedang bernafsu. Adinata memiliki tanda-tanda seperti itu.

"Pak, ini masih pagi. Nayra baru aja mandi, nanti aja ya?"

Adinata mencium tengkuk Nayra. Dia menempelkan hidungnya di sana demi mencari harum bunga yang dia sukai. Nayra sangat menggoda, dia selalu memikirkan Nayra sedari tadi.

"Apa saya boleh--"

Nayra buru-buru melepaskan pelukan Adinata. Dia berbalik menatap suaminya dan tersenyum kikuk. "Nayra mau sarapan, Pak. Sehabis itu Nayra ingin dianter ke rumah mama. Nayra mau ketemu Mama dulu."

Untuk saat ini Nayra tidak ingin melakukannya lagi bersama Adinata. Nayra tahu risikonya apabila terus bercinta tanpa memakai pengaman, dia bisa saja hamil tanpa rencana. Nayra belum ingin memiliki anak, dia masih ingin menyelesaikan kuliah dan bekerja.

"Oh, baiklah... Saya akan menunggu di ruang tamu aja."

Adinata tidak akan meminta jatahnya karena tahu Nayra mungkin jijik kepadanya. Pasti wanita itu menyesal karena telah membiarkan dia mengambil perawan miliknya. Adinata harusnya sadar diri kalau dia kurang pantas untuk Nayra.

Terjebak Bersamamu [TAMAT] REPOSTNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ