Bagian 4

52.1K 3.3K 141
                                    

Author POV

Ibunya Nayra, yaitu Hanna baru saja dikabari oleh kepala keluarga Handoko kalau mereka hendak datang berkunjung untuk menyampaikan maksud tertentu. Hanna tidak mengetahui apapun tentang kedatangan keluarga kaya raya itu. Dia bahkan sampai beranggapan bahwa Jaya hendak menjodohkan Nayra dengan putranya.

"Mama yakin banget, mereka pasti mau lamaran ke sini! Kenapa kamu gak bilang kalo lagi deket sama anaknya?" tanya Hanna dengan raut wajah gembira. Nayra menatapnya perih, bagaimana jika ibunya tahu tentang kejadian tiga hari yang lalu? Bagaimana ibunya akan beranggapan soal dirinya yang akan menikah dengan pria berusia 41 tahun dan merupakan seorang supir di keluarga Handoko?

"Ma, jangan mikir tinggi kayak gitu. Nayra... Nayra mau mama merespon dengan bijak ya?" balas Nayra. Hanna tidak curiga tentang apapun. Dia masih berpikir kalau Nayra akan dijodohkan dengan anak keluarga Handoko. Dia sangat bahagia sekali jika kehidupan putrinya bisa jauh lebih baik.

Tidak lama kemudian, tamu yang diharapkan itu akhirnya datang. Hanna tersenyum lebar menyambut satu persatu keluarga Handoko, tapi dia bertanya-tanya kenapa tidak ada putra sulung Jaya yang juga datang kemari. Hanya ada putrinya dan supir mereka yang turut hadir.

Nayra menunggu cemas di dalam rumah. Dia memainkan kuku jarinya demi membuang rasa gugup yang menghampiri hatinya. Nayra takut, dia sangat takut dengan reaksi yang akan ibunya berikan.

Hanna duduk dan mulai berbasa-basi, tapi anehnya keluarga Handoko bersikap canggung seolah sedang menutupi sesuatu darinya.

"Jadi... Ada maksud apa kedatangan Pak Jaya dan keluarga?"

"Ibu Hanna, sebelumnya saya benar-benar minta maaf atas kejadian tidak menyenangkan ini. Saya sangat menyesal karena kita harus menghadapi situasi yang tidak diinginkan."

Hanna terdiam sejenak, dia menatap Nayra dan Jaya secara bergantian karena merasa sesuatu yang salah. "Ada apa ya, Pak Jaya? Apa yang harus disesali?"

Nayra tidak bisa menahan tangisnya, dia dengan segera bersimpuh di depan kaki sang ibu dan meminta maaf sebesar-besarnya.

"Mama, maafin Nayra! Malam itu Nayra mabuk dan seseorang mencelakai Nayra. Tolong maafin Nayra, ma!"

Hanna terkejut bukan main, dia masih berusaha memahami situasi dan tampaknya Nayra sedang tidak bercanda.

"Apa maksud kamu, Nayra?! Bicara jelas sama Mama!" Hanna memegang kedua bahu Nayra untuk menatapnya serius. Nayra menggeleng lemah karena tidak mampu menjelaskan lagi. Dia harus mengalami kejadian seperti ini, hampir dilecehkan oleh orang yang dia sukai tapi tidak diperbolehkan untuk berkata jujur demi menyelamatkan dirinya sendiri. Bagaimana mungkin Nayra bisa baik-baik saja karena itu?

"Pak Jaya, tolong ada apa ini? Siapa yang mencelakakan anak saya?!"

Jaya Handoko merasa sangat bersalah, dia melirik Adinata karena ini sudah menjadi keputusan Adinata untuk bertanggung jawab.

Adinata lekas berdiri kemudian bersimpuh pula di kaki Hanna. Dia merendahkan harga dirinya sebagai lelaki dengan meminta maaf atas kejadian yang tidak pernah dia lakukan. Namun, dia melakukan ini pun untuk menolong Nayra agar terlepas dari jeratan orang jahat seperti Kaffa.

"Saya telah memperkosa Nayra. Tolong, ampuni saya, Ibu Hanna," akunya seraya memohon.

Hanna membulatkan matanya tidak percaya. Dia seketika memegang dadanya karena rasa sesak yang menyerang. Nayra dengan segera memegang pundak sang ibu, meminta maaf karena telah membuatnya begini tapi Hanna segera menepis tangannya.

"Gak! Putri saya tidak pernah mabuk dan mengalami pelecehan. Kalian mau mempermainkan saya? Nayra, kamu jawab jujur sama Mama!"

Nayra menggeleng lemah, bibirnya bergetar menahan tangisan yang semakin besar.

Terjebak Bersamamu [TAMAT] REPOSTWhere stories live. Discover now