Bagian 15 (21+)

197K 3.7K 114
                                    

Author POV

"Berarti kerjanya mulai besok ya, mas?" Nayra bertanya sambil mencari-cari baju tidur yang nyaman untuk dia pakai malam ini.

Adinata mengangguk mengiyakan, lelaki itu menutup tirai jendela dan mengambil selimut. "Katanya sih langsung kerja besok. Tadi juga udah dijelasin cukup banyak sama asisten bos, jadi mas bisa beradaptasi sedikit. Pegawainya juga ternyata gak terlalu banyak, katanya baru ada dua pelayan, satu penjaga kasir dan koki. Masih butuh pegawai lagi katanya."

"Hemm, sampe jam berapa mas?" Nayra melepas handuknya lalu memakai daster yang sudah dia pilih. Wanita itu mengambil celana dalam lalu mengenakannya.

"Sampai restoran tutup. Kayaknya mas bakal pulang malem," jawabnya.

Adinata berbaring di sisi ranjang sebelah kiri, dia membuka tangannya, memberi akses bagi Nayra untuk masuk ke dalam pelukannya.

"Jadi bakal lama ya mas papa kerjanya?"

"Mudah-mudahan gak terlalu lama, sayang. Kamu cepet kangen ya?" godanya. Nayra tersenyum geli, dia mencium bibir Adinata sebagai jawabannya.

"Nayra gak mau tidur kalo gak dipeluk dulu," rengeknya manja. Dia semakin menyamankan diri di dalam pelukan suaminya. Nayra sudah tidak terlalu malu-malu lagi untuk menunjukkan cintanya kepada Adinata. Justru dia senang bermanja-manja seperti ini kepada suaminya.

Senyum mengembang di bibir Adinata, dia mengubah posisi sehingga Nayra berada di bawahnya. Adinata mengusap pipi wanita itu, merekam dengan jelas bentuk wajah Nayra di dalam ingatannya.

"Nay, karena masalah kita dan keluarga Handoko udah selesai... Apa kamu gak mengubah keputusan untuk tetap menikah dengan mas?"

"Nayra tetep mau sama Mas Adi. Nayra gak akan ubah keputusan karena Nayra jatuh cinta sama Mas Adi."

Bola mata Adinata bergerak-gerak penuh kesenangan menatap istrinya. Dia mencium bibir Nayra, menyalurkan perasaan cinta yang begitu besar kepada sang istri. Dia tidak menduga secepat ini Nayra membalas cintanya dan kini perasaannya pun terbalaskan. Adinata semakin bahagia karena menikahi wanita baik seperti Nayra.

"Terima kasih, sayang..."

"Iya, mas... Jadi kapan kita resmikan pernikahan? Nayra beneran gak sabar jadi istri Mas Adi secara sah di mata hukum," tanyanya. Adinata sedikit berpikir, ada beberapa hal yang harus diurus untuk meresmikan pernikahan mereka tapi itu bukan masalah besar. Lusa nanti akan dia kerjakan dan mereka akan menjadi suami-istri yang benar-benar sah baik secara hukum atau agama.

"Tenang aja sayang, Mas akan lakukan secepatnya. Tapi kita juga butuh restu dari mama kamu. Mas kira kita perlu temui dia," ucapnya.

"Nayra lupa mas, tadi pagi mama ke sini. Dia kasih Nayra pilihan buat ikut sama dia pergi ke Jakarta tapi Nayra tolak. Nayra bilang ke mama kalo Nayra mau sama Mas Adi terus dan kayaknya dia terima keputusan Nayra."

Adinata sedikit lega, paling tidak satu-satunya anggota keluarga Nayra itu menerimanya dalam keluarga mereka. Adinata memang mencintai Nayra, tapi dia tetap membutuhkan restu dari ibunya Nayra. Beruntunglah karena akhirnya orangtua Nayra mau bersikap bijak dengan membiarkan Nayra bahagia bersama pilihannya.

"Mas seneng dengernya, Nay. Dengan begitu, Mas bisa lebih bebas sama kamu," ucapnya lalu mulai mencium sekitaran wajah istrinya.

Nayra memejamkan mata, dia membiarkan bibir Adinata berjelajah di bagian leher dan semakin turun ke payudara. Ciuman suaminya selalu membuat pusat tubuhnya terasa basah dan mendamba sentuhan.

Adinata bangkit, dia membuka laci meja samping tempat tidur lalu mengambil sebungkus pengaman yang memang selalu disiapkan. Melihat itu, Nayra menahan bahu suaminya.

Terjebak Bersamamu [TAMAT] REPOSTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang