Bagian 38

36.6K 2.4K 71
                                    

Nayra POV

Hari ini pada akhirnya Mas Adi mengajak aku dan anak-anak untuk jalan-jalan ke kebun binatang setelah sebelumnya dia belum sempat menepati janjinya membawa Adira melihat kelinci. Tadinya aku pikir Mas Adi masih sibuk, tapi tiba-tiba saja pagi ini dia mengajak jalan-jalan.

Aku senang sekali, paling tidak Adira tidak akan merengek-rengek seharian menunggu untuk diajak kemari dan melihat kelinci. Melihat dia sibuk dengan Mas Adi, membuat aku senang bukan main.

Karena agak lelah berkeliling, aku duduk di bangku panjang bersama bayiku yang terbaring di dalam kereta bayi. Untungnya sinar matahari tidak terlalu menyengat pagi ini, jadi aman untuk berdiam di sini di bawah pohon yang cukup sejuk.

Mas Adi dan Adira berada tidak jauh di depanku. Mereka sibuk memberi makan jerapah. Aku tersenyum kecil melihat Adira yang takut-takut berada di dekat kandang jerapah, tapi tetap ingin memberi jerapah makan.

"Hati-hati ya, Dira. Jangan deket-deket di pager nya," peringatku. Adira berbalik lalu berlari ke arahku sambil membawa daun panjang yang tadinya ingin dia berikan kepada jerapah.

"Mama! Mama! Jelapah mam aunn," ucapnya girang. Aku menyunggingkan senyum singkat, ku usap wajah Adira yang agak berkeringat. Dia sangat semangat sekali.

"Adira gak ada capek-capeknya, Nay. Ini malah Mas yang abis energi," keluh Mas Adi lalu dia duduk di sebelahku sambil mengibaskan tangan karena terasa panas.

"Mas Adi kayak gak tau gimana aktifnya Dira. Apalagi ini dia seneng banget liat hewan-hewan, makanya super aktif," balasku sembari membawa Adira ke dalam pangkuan. Aku mengambil tisu basah kemudian mengelap tangan Adira yang agak kotor. Jangan sampai bakteri masuk ke tubuhnya, jadi aku harus selalu antisipasi.

"Mau mamam gak sayang? Kan dari tadi belum mamam," tanyaku. Adira bersandar di dalam pelukan ku, matanya terlihat sayu dan aku tebak dia mulai mengantuk karena angin membelai pipinya sedari tadi.

"Bobok, ma."

"Dira capek ya? Kita pulang ya, nak?" ajak ku. Kulihat Mas Adi dengan sigap membereskan beberapa keperluan anak-anak ke dalam tas yang aku bawa.

"Sini, Dira gendong sama papa ya?" Mas Adi hendak meraih tubuh Adira, tapi gadis kecilku menolak. Dia memeluk erat leherku dan kurasakan pipinya menempel di pundak kanan. Adira sangat menggemaskan saat dia ingin bermanja-manja denganku.

"Ya udah Nayra aja yang gendong Dira, Mas."

Suamiku mengangguk, dia bertugas mendorong kereta bayi Barra kemudian melangkah bersama-sama denganku.

Ini jalan-jalan keluarga yang menyenangkan. Kapan-kapan aku ingin bepergian seperti ini lagi bersama suami dan anak-anakku. Tentu saja tidak perlu pergi ke tempat yang jauh dan mahal, cukup di tempat-tempat seperti ini saja.

Di rumah, aku memandikan Adira karena dia berkeringat setelah sibuk bermain-main. Selepas itu aku memberikannya makan siang sebelum tidur siang. Suatu kemajuan karena Adira tidak meminta untuk disusui. Hari-hari sebelumnya, aku sulit sekali menahan Adira yang merengek ingin disusui olehku. Sepertinya aku berhasil menyapihnya.

"Barra udah tidur, Nay. Botol susunya abis juga," lapor Mas Adi. Aku mengangguk pelan, ku selimuti Adira yang tertidur lalu mengajak Mas Adi keluar kamar agar tidak mengganggu kedua anak kami yang terlelap.

"Mas, Nayra siapin makan siang dulu ya? Kita belum sempat makan," kataku. Aku mengambil kuncir rambut yang kuletakkan di atas meja lalu menguncir tinggi rambutku. Sebenarnya aku ingin memotong rambut, tapi kata Mas Adi dia senang melihat rambut panjang ku.

"Iya, Mas juga mau bersihin kamar mandi. Mulai kotor soalnya," balasnya. Kami membagi tugas, dia membersihkan area kamar mandi dan menyapu, sedangkan aku menyiapkan makan siang sembari mencuci piring kotor. Kami terbiasa berbagi tugas rumah tangga sejak awal menikah. Bagi kami, tidak ada yang berbeda.

Terjebak Bersamamu [TAMAT] REPOSTWhere stories live. Discover now