Bagian 34

42.2K 2.5K 187
                                    

Author POV

Mata Nayra berbinar cerah melihat berbagai perhiasan yang ada di etalase. Semuanya pasti memiliki harga yang tinggi karena perhiasan itu terlihat elegan sekali.

"Kamu mau gelang itu, Nay?" tanya Adinata. Nayra mengangguk kecil, dia menunjuk sebuah gelang yang dia inginkan dan untungnya harga gelang tersebut masih terjangkau. Jangan sampai dia menghabiskan uang dengan percuma karena Nayra sadar kalau mencari uang itu sulit sekali, sedangkan keperluan rumah tangga menumpuk.

Setelah membeli apa yang Nayra inginkan, mereka pun pergi ke tempat lainnya. Entah itu mengelilingi supermarket atau sekadar duduk sambil memakan es krim. Orang lain mungkin pergi ke mall untuk berbelanja barang-barang mewah, tapi Nayra hanya ingin menikmati kebersamaan dengan keluarganya. Bagi Nayra sudah cukup seperti ini, tidak usah membeli barang-barang mahal.

"Dira mau cobain es krim nya ya, nak?" Nayra menyodorkan sesendok kecil es krim coklat kepada Adira. Bayi berusia sepuluh bulan itu terlihat antusias sekali saat Nayra menyuapinya es krim. Beberapa kali dia berupaya mengambil sendok es krim dari tangan Nayra karena ingin es krim lagi.

"Jangan kebanyakan makan es krim, nak. Kalo Dira makin gendut, Mama susah nanti gendongnya hehe," ucap Nayra. Seolah mengerti, Adira mulai menangis. Bibirnya tertekuk dan sontak saja dia menangis sehingga sedikit menimbulkan perhatian orang lain.

"Cup cup cup, sayang Papa kok nangis? Iya nanti makan lagi es krimnya ya, sayang?" Adinata mengusap-usap punggung Adira sambil sesekali menciumi puncak kepalanya sampai Adira kembali diam walau sesenggukan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Cup cup cup, sayang Papa kok nangis? Iya nanti makan lagi es krimnya ya, sayang?" Adinata mengusap-usap punggung Adira sambil sesekali menciumi puncak kepalanya sampai Adira kembali diam walau sesenggukan. Mata bulatnya yang berkaca-kaca kembali menatap es krim, masih ingin mendapatkan suapan.

"Hehe, ya udah ini Mama suapin deh es krimnya," tukas Nayra sambil memberi sesendok kecil es krim coklat kepada putrinya. Tawa Adira kembali muncul, kedua kakinya yang dibaluti kaos kaki merah muda bergerak-gerak lincah karena senang.

"Asik banget kalo liat Adira aktif gini, kemarin-kemarin pas dia sakit, Nayra panik banget. Mana Dira gampang sakit," keluhnya. Waktu itu Adira sempat terkena demam tinggi, jangan tanya bagaimana paniknya Nayra merawat putrinya yang sakit. Jika boleh ditukar, dia mau dirinya saja yang sakit.

"Iya, dia gak bisa makan sembarangan juga sih Nay. Mungkin juga gara-gara Mas kena flu, jadi tertular. Syukurlah Dira cepet sembuhnya," sahut Adinata. Dia mencium punggung tangan Adira dengan gemas. Putrinya ini adalah sumber kekuatan yang paling besar. Jika sedang jenuh, Adinata hanya perlu mengalihkan kejenuhannya dengan bermain bersama Adira.

Setelah selesai makan es krim, ketiganya pergi ke tempat bermain anak-anak. Pada dasarnya Adira suka tempat-tempat penuh warna seperti ini apalagi suara dari berbagai mesin permainan membuat dia jadi lebih sering tertawa.

Mereka benar-benar menghabiskan waktu di sana untuk bermain-main. Nayra merasa puas sekali di sini.

"Nay, kita pulang yuk? Adira udah harus bobok. Mulai rewel dia."

Terjebak Bersamamu [TAMAT] REPOSTWhere stories live. Discover now