Bagian 33 (21+)

133K 3.1K 191
                                    

Author POV

Menidurkan Adira merupakan pekerjaan yang lumayan sulit apalagi Adira adalah bayi berusia sepuluh bulan yang sangat aktif sekali. Perlu waktu cukup panjang agar membuatnya tertidur.

Nayra hanya berbaring sembari memainkan ponsel karena suaminya meminta dia untuk diam menunggu sementara Adinata menidurkan Adira. Sesekali Nayra melirik apa yang suaminya lakukan dan terkikik geli karena Adinata agak kesulitan.

"Udah siniin Dira nya, Mas. Itu mau nenen dia, gak mau dikasih dot," ucap Nayra.

"Gak apa-apa, emang lagi rewel aja. Tunggulah, bentar lagi bobok," tolak Adinata. Dia masih bersikeras untuk membuat Adira tertidur dan untungnya setelah sepuluh menit akhirnya bayi gembul itu pun akhirnya tidur.

Adinata menghela napas lega, dia membaringkan bayinya ke dalam boks bayi lalu menyelimuti Adira dengan selimut tebal bermotif stroberi. Dikecupnya lembut puncak kepala Adira sembari membisikkan kata-kata kasih sayang yang selalu dia ucapkan setiap malam.

"Bobok nyenyak, sayangnya Papa."

Adinata berbalik menghadap istrinya, tatapan mata itu sampai membuat Nayra begitu merinding dan berdebar. Adinata dengan tatapan membaranya itu, mampu membakar Nayra dalam gairah. Sungguh menakutkan.

"Sekarang, enaknya kamu diapain ini Nay?"

Nayra menahan napasnya, Adinata melangkah mendekati Nayra yang terduduk di pinggir ranjang. Telapak tangan pria itu bergerak menyusuri rambut panjang Nayra lalu menyampirkan rambutnya ke belakang sehingga dia bisa sepenuhnya melihat tubuh bagian depan Nayra yang sangat menggoda naluri lelaki.

"Emm... Nayra salah apa?"

Sudut bibir Adinata melengkung senang, otaknya sudah memikirkan hal-hal mesum yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya dan itu membuat dia semakin menggebu-gebu.

"Salah kamu? Sayang... Ini pakek baju kok sampe ketat banget, gak muat itu susunya hehe... Terus kenapa roknya sempit gitu? Mau ditepuk ya pantatnya?"

Nayra merapatkan kedua paha, sesuatu berdesir di sana dan dia takut tidak bisa mengontrol diri tapi Nayra dengan bodohnya menjawab saja seperti seorang murid yang tengah dihukum guru.

"Nggak kok, seragam Nayra sempit."

"Hmm, tapi seksi. Coba berdiri," titahnya sambil menarik pelan tangan Nayra agar wanita itu berdiri persis di depannya. Adinata mengaguminya terang-terangan, kedua tangannya tidak berhenti menggerayangi tubuh Nayra yang sudah pasrah sekali.

"Kira-kira hukuman apa yang cocok untuk murid nakal kayak kamu?" bisiknya. Nayra menatapnya sayu, tidak mengerti lagi apa yang tengah mereka lakukan sekarang.

Telunjuk pria itu menyentuh dagunya, meminta Nayra untuk mendongak menatapnya. "Jawab, sayang... Hukuman apa yang cocok untuk cewek nakal?" ulangnya.

"Nayra gak tau, Pak Adi..." jawab Nayra kian pasrah. Dia sudah terhipnotis dan menurut saja dengan alur yang sedang Adinata kembangkan.

Adinata kembali menggerakkan tangannya ke bagian pantat lalu meremasnya pelan sampai Nayra sedikit mendesah. "Ngewe kan? Itu hukuman yang cocok untuk murid nakal kayak kamu."

"Ughh... Ja-jangan Pak Adi, kan Nayra takut," balasnya. Adinata semakin tidak kuat, penisnya sudah tegak mengacung di balik handuk yang dia kenakan. Jika dia bukan tipe penyabar, sudah dari tadi dia melakukan seks dengan istrinya ini. Akan tetapi, Adinata ingin sesuatu yang terdengar seksi. Jadi, sedikit bermain peran sepertinya menyenangkan.

"Ngewe kan enak, sayang... Gak sakit kok, kan cuma dimasukin memeknya. Coba desah dulu, kamu kan murid pinter..."

Nayra menggigit bibirnya, wajahnya sudah merah sekali dan rasanya seperti terbakar. Entah mengapa ini terasa sangat menyenangkan.

Terjebak Bersamamu [TAMAT] REPOSTHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin