P r o l o g

70.8K 3.7K 135
                                    

"Ga, cium!" pinta Xena

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ga, cium!" pinta Xena.

Satu gerakan dan Aga mencium pipi Xena singkat.

"Yah, masa pipi sih?" rengek gadis itu.

Aga menatap Naren yang ada di sebelahnya dengan ragu lalu menatap Xena enggan.

"Cium aja udah gakpapa. Gue udah biasa kok," sela Naren.

Aga masih ragu. Aga suka cium Xena tapi bukan di tempat umum dan sudah jelas Naren akan melihat semuanya.

"Ya udah kalau kamu gak mau cium aku. Aku ciuman sama Naren aja."

Bahkan Xena udah ancang-ancang buat beranjak ke sebelah Naren, namun Aga dengan cepat menahan lengan gadis itu dan mencium bibirnya lembut.

"Nah, gitu dong," sela Xena di tengah-tengah ciumannya.

Semua kenangan manis dan liar itu sekarang hanya bisa berputar di kepala Aga sembari menyayat perasaannya.

"Mau sampai kapan lo kayak gini, Ga?" tanya Jidan yang tiba-tiba muncul di kamar sahabatnya.

Jidan dan teman-teman lainnya jadi saksi bisu semua malam gelap dan kesengsaraan sahabatnya sejak Xena memilih pergi meninggalkannya.

"Sampai Xena balik, Ji," jawab Aga, nadanya frustasi.

Jidan juga ikut frustasi melihat keadaan sahabatnya sekarang. Duduk merana di sudut kamarnya sendiri, menangis, meneguk bersih semua koleksi alkoholnya, menghisap belasan bungkus rokok dalam sehari. Kondisi Aga sekarang tentu tidak bisa dipertontonkan ke Xena alih-alih gadis itu kembali.

"Balikin Xena ke gue ya? Please," mohon Aga.

Aga yang di bawah pengaruh alkohol akan mengatakan kata-kata bak template kepada semua orang yang menghampirinya untuk mengembalikan Xena kepadanya.

"Xena udah pergi, Ga."

Alcohol, Cigarettes, You ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang