8

21.8K 2.4K 239
                                    

Hidup itu berwarna tapi kadang emang warnanya aja yang itu-itu aja. Kayak hidup Aga 3 hari lalu sebelum Xena muncul. Warnanya cuma merah ke ungu-unguan karena anggur merah dan abu-abu karena asap rokok.

Sekarang warnanya macam-macam tergantung keadaan Xena diperedarannya.

"Gue curiga sama lo ya, sat. Lo ngapain sok rajin di kampus padahal kelas lo baru besok?" tanya Bima.

Perkara tadi Aga bilang ke Xena kalau dia mau jemput cewek itu pulang kuliah beneran dia lakuin. Disinilah Aga, di fakultas Bima menunggu Xena selesai kuliah.

"Udah gue bilang jemput Xena."

"Bakal apa? Dia kan bareng sama Naren, lagian tujuannya sama gak bakal kemana-mana itu anak."

Asap rokok mengebul di udara dan pelakunya tentu Aga. Ini sudah rokok ke-empat Aga sedangkan Bima baru yang kedua. Xena agak ngaret keluarnya karena dia harus mengurus beberapa pindahan transkrip nilainya dari kampus lama.

Xena muncul bareng Naren menuju ke tongkrongan belakang fakultas Bima. Mereka berempat sekarang.

"Bim, emangnya alamat kontrakan kita gak ada di Google Maps ya?" tanya Xena penasaran.

Bima melongo, begitu juga dengan Aga. Aga hanya gak kepikiran kalau Xena bakal nanggepin lebih jauh reaksi asalnya tadi.

"Ada lah. Lo kira kita tinggal di perempatan black hole?"

Black hole adalah tempat di ruang angkasa yang menarik begitu banyak gravitasi sehingga cahaya tidak keluar. Jelas, black hole gak akan ada di Google Maps.

"Ada berarti? Nama jalan kontrakan kita apa?"

"Setiabudi," jawab Bima.

Bertanya pada Bima memang tindakan yang paling tepat jika yang Xena ingin ketahui adalah kebeneran.

"Kamu bohong," ucap Xena menunjuk Aga bersama rokoknya dengan jari telunjuk gadis itu.

"Kamu bilang alamat kontrakan kita gak ada di maps."

"Sumpah lo ngomong gitu?" tanya Naren tidak percaya.

Aga mengangguk. "Dia mau kasih tau orang sembarangan alamat kontrakan kita. Kalau di rampok malem-malem gimana?" balas Aga ngadi-ngadi.

"Juan kan temen aku, dia juga anaknya baik. Dia cuma tanya lagian. Kamu berlebihan," balas Xena dengan berani.

"Tuh, Ga, kamu berlebihan," ejek Naren.

Aga rasanya mau ninju Naren karena mengulangi gaya bicara Xena yang sejujurnya tidak cocok ditiru oleh siapapun, tak terkecuali gadis berwujud dewi macam Ita. Beneran deh cuma Xena yang bisa ngomong kayak gini dan gak bikin jijik.

Bayangin kalau Tara tiba-tiba ngomong pakai aku-kamu kayak Xena, jamin Ale sama Haris bisa kesurupan berjamaah.

"Baru kenal gak sampai 2 jam udah lo bilang temen?" sahut Aga.

"Lho, kita baru kenal 3 hari," balas Xena masih gak mau ngalah.

Buat gadis selembut Xena, setenang Xena, selain cukup bawel, Xena juga cukup keras kepala.

"3 hari lebih lama dari 2 jam."

Naren sama Bima tim nyimak aja, mereka sekarang kayak ngelihat Tara sama Haris tapi versi intelektual-nya. Tara sama Haris itu udah versi bobrok yang tak tertandingi.

"Tapi 3 hari terlalu cepet buat bilang mau tidur sama aku."

Checkmate!

Aga mati kutu dengan balasan Xena. Sedangkan Bima dan Naren bungkam, mereka tidak mau ikut campur sama sekali karena sepertinya perdebatan ini semakin serius.

Alcohol, Cigarettes, You ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang