1

49.6K 3.1K 203
                                    

Bandung, 2021

Menjadi sempurna itu sulit, butuh jatuh bangun terus mati hidup lagi buat mencapai kesempurnaan itu apalagi yang menuntut kesempurnaan adalah dua manusia yang membawa si korban ke dunia.

Sagara-atau Aga-dituntut sempurna oleh kedua orang tuanya karena beban masa depan yang cowok itu akan tanggung sungguh besar. Apalagi kalau bukan perusahaan ayahnya sendiri.

Impian Aga cuma satu, yaitu jadi dokter, bukan ahli waris apalagi CEO gadungan yang bahkan gak ngerti definisi ilmiahnya breakeven point. Apalagi, ada nyawa yang harus Aga tanggung yaitu Sitta, kembarannya.

Hubungan Aga dan ayahnya tidak baik karena ia harus menjauhkan diri dengan membawa Sitta jauh-jauh ke Bandung demi impiannya mendapat gelar dokter. Ayahnya marah? Jelas. Untungnya sang ibu tidak memutuskan pasokan uang, kalau gak darimana Aga dan Ita bisa hidup?

Hidup Aga setahun belakangan berat.

Dituntut sempurna, mata kuliah yang berat, yang paling parah di selingkuhin dengan cara yang tidak biasa. Setelah itu, Aga kenal yang namanya alkohol dan rokok dimana dua hal itu bisa menjaga kewarasannya yang hampir punah.

"Hari ini anak kontrakan baru jadi pindah. Tadinya mau minggu depan tapi ternyata dipercepat," ungkap Bima.

Bima itu ibarat administrasinya anak kontrakan yang cenderung bodo amat sama hal-hal sepele tapi dampaknya besar. Kayak ngumpulin uang bulanan, mantengin tagihan listrik, bayar tagihan air sama nyari provider wifi yang tepat. Kalau gak ada Bima kayaknya mereka jadi manusia purba.

Duit doang banyak, tapi tindakannya nol.

"Cewek cowok? Kalau cowok gue skip. Muak gue banyakan cowoknya," seru Haris.

"Cewek..."

"Oke, mantap."

"Jangan lupa jam 6 sore kumpul di ruang tengah buat perkenalan. Biar anak barunya nyaman, gak kayak yang terakhir," seru Bima.

Bima ini selain PIC administrasi dia juga PIC keibuan. Dibalik tubuh kekar, otak pintar, wajah tampan itu Bima punya sifat keibuan.

"Ngomong sama Aga kalau itu mah. Lagi maba baru mau kuliah, ketemu Aga mabok. Dibentak-bentak, nangis, keluar," protes Tara kesal.

Aga yang baru bangun setelah sadar cuma bisa bergumam, menyadari kesalahannya bulan lalu yang merepotkan semua orang.

"Hmm," gumam Aga.

"Aga gampang. Gue gak bakal kecolongan lagi ngawasin dia," sela Ita.

"Ini junior lagi, Bim?" tanya Ale.

Bima menggeleng. "Seumuran kok. Baru pindah dari Jakarta makanya di satuin sama kita karena sama-sama dari Jakarta."

Kontrakan ini sebenarnya rekomendasi kampus yang dibagi berdasarkan daerah asal. Mereka semua asal Jakarta yang merantau ke Bandung, makanya bisa bersatu disini kayak takdir.

"Kenapa pindah Bandung, Bim?" tanya Jidan.

Ita ngelus kepala Jidan lembut, sayang banget dia sama cowok telminya yang satu ini.

"Mana gue tau emang gue bapaknya?" seru Bima kesal.

.
.

Sorenya

Alcohol, Cigarettes, You ✔जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें