14

20.5K 2K 220
                                    

*spoiler: siap-siap senyum2 dikit!^^

Jgn lupa komentar dan vote! Enjoy!

.
.

Konon katanya memikirkan masa lalu hanya mampu membuat masa-masa itu semakin terasa nyata. Xena hanya ingin melupakan, itu saja, tapi kenapa semakin ia berusaha melupakan rasanya semakin teringat.

"Mikir apa?" tanya Aga.

Biasanya Xena-lah yang akan melihat sosok Aga lebih dahulu di balkon, tetapi hari ini berbeda. Aga yang melihat sosok gadis itu lebih dulu. Aga selalu menghabiskan pikiran buruknya di tempat ini sembari tertiup angin malam Bandung, jika Xena hendak memiliki tujuan yang sama maka pikiran buruk gadis itu sedang menghantuinya.

Xena menggeleng. "Gak bisa tidur," jawabnya.

"Mau nyari angin?" tawar Aga.

Jari telunjuk Xena menunjuk ke arah luar balkon tempat angin yang mau dicari Aga ada  banyak. "Ini banyak," ejek Xena.

Aga terkekeh setengah malu. "Bukan begitu. Jalan-jalan yuk minjem motor Haris," ajak Aga.

"Kemana? Bukannya kamu banyak tugas?"

"Banyak. Tapi masih bisa maleman sampai subuh. Yuk?"

"Yuk."

"Pake hoodie gue aja ya?"

Gak tahu maksud Aga apa padahal Xena punya hoodie sendiri yang bentuknya sama-sama aja kayak milik Aga, tapi atas nama kesopanan gadis itu menganggukkan kepalanya.

Hal-hal sederhana yang sebenarnya tidak perlu Aga lakukan tapi ia lakukan.

Aga berbalik setelah memastikan Xena memakai hoodie dengan  benar dan terkejut karena muncul sosok Bima disana.

Bima melemparkan kunci motornya ke Aga dan dengan sigap ditangkap. Reflek Aga memang sebagus itu.

"Pake motor gue aja. Haris udah molor," tukas Bima peka.

Aga tersenyum karena Bima membantunya melakukan hal-hal yang tidak perlu ia lakukan kayak gedor-gedor kamar Haris dulu, bangunin Haris dulu yang bakal lebih lama daripada ngerjain tugas teoritikal-nya. 

"Thanks, bre."

Bima memang tipikal orang yang tahu apa yang dibutuhkan orang terdekatnya tanpa ia perlu diberi tahu. Ada yang mau jadi pacarnya Bima? Daftarnya lewat Ita sama Tara.

Aga sudah siap menarik-narik tangan Xena untuk menuruni anak tangga menuju garasi kontrakan. Namun, langkah mereka harus terhenti karena omongan Bima.

"Pintu komplek biasa lagi di tutup buat persiapan acara RT. Lewat samping jadi keluarnya sama perempatan pertama kalau malam ada penggalian, jadi lo muter balik aja," jelas Bima.

Aga mau meluk Bima rasanya, tapi gengsi. Jadi cowok itu cuma ngangguk dengan rasa bangga punya sahabat macam Bima.

"Pakai helm!" teriak Bima waktu Aga dan Xena sudah menghilang dari balik tangga.

"IYA BUNDA!" ejek Aga membalas dengan teriakan juga sembari tertawa kecil.

Nyari helm di kontrakan udah kayak nyari jarum di tumpukan jerami. Aga mesti ngubek-ngubek lemari penyimpanan di deket garasi buat nyuri punya Haris atau gak Ale karena helm Bima tadi kebesaran untuk Xena.

"Nih, kepala Haris kecil. Lo pake punya Haris aja gue pake punya Bima," tukas Aga.

"Kita mau kemana, Ga?" tanya Xena.

Alcohol, Cigarettes, You ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang